- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
awalnya gelap gulita, sekarang tidak lagi.
TS
muyasy
awalnya gelap gulita, sekarang tidak lagi.
Assalamu'alaikum GanSis. Berbagi tidaklah menunggu berjaya. Selain uang, makanan, dan pakaian, kalian bisa kok berbagi dengan yang lain.
Sudah umum, ya kalau kebaikan yang kita beri hanya materi saja. Bisak kok dengan cara lain.
Event kali ini, banyak yang menggugah hati segenap para kaskuser. Bukan riya, kok? Berbagi pengalaman kebaikan ini, semoga ada yang mengikuti jejak kita. Insya Allah.
Ini nih misalnya, seperti memberi lampu di jalan. Bukan jalan umum, tapi gang yang tidak begitu kecil, dulunya kebun angker sekarang dijadikan jalan pintas untuk warga.
Kenapa dinamakan kebun angker? Serem amat.
Sebelum ada rumah dan belum adanya lampu berjejer padat seperti sekarang ini, kebun tersebut ada bermacam-macam tanaman, seperti pohon pisang dan pohon mangga serta pohon nangka.
Jarang ada yang melintasi kebun tersebut, alasannya takut diganggu makhluk halus. Ya, kenyataannya memang seperti itu. Aku mengalaminya juga. Percaya nggak percaya, sih. Kalau kalian, percaya nggak?
Beberapa tahun kemudian, ada yang membangun rumah di sekitar kebun tersebut termasuk aku. Pohon-pohon tersebut ditebangi tak tersisa. Nama kebun angkermasih saja belum hilang.
Baru tiga hari menempati rumah baru dan tiga hari itu juga pas tepat tengah malam, aku dengar suara seperti rumah roboh, orang jalan dengan kaki besar, dan barang yang dibanting. Namun, tidak ada siapa-siapa saat suamiku keluar rumah sekedar mengecek suara itu. Tidak terjadi apa-apa.
Takut, Gansis waktu itu. Sampe nggak mau tidur di malam hari. Untung saja suara-suara aneh tersebut sudah tidak terdengar kembali. Pegel mungkin, ya.
Dokpri
Depan rumahku itu kebun kosong, GanSis. Kebayang bagaimana gelapnya.
Kalau malam hari memang sangat gelap. Penerangan sangat minim, adanya lampu terasku saja. Mau belanja di warung juga takut.
Suamiku berinisiatif memberi lampu di depan rumah untuk penerangan jalan. Lumayan, cukup terang juga. Namun, di bagian sisi lain masih gelap.
Kemudian, suamiku mengajak Pak RT serta kepala keluarga lainnya yang rumah mereka dibangun di kebun itu ikut bermusyawarah. Akhirnya sepakat untuk memberi lampu di kebun.
Waktu itu, Pak RT nggak bisa bantu banyak karena ini bukan jalan umum, jadinya suamiku dan yang lain menyisihkan uangnya untuk beli lampu dan kabel.
Jalan yang masih berupa tanah dan berbatu, dibelikan semen dan pasir. Akhirnya, banyak warga lain yang ikut membantu. Hanya tenaga yang mereka berikan, tapi rasa syukur selalu terucap.
Taraa ...
Inilah hasilnya. Kebun yang semula angker kini sudah tidak lagi. Banyak yang lewat di jalan ini. Bukan pejalan kaki saja, tapi bisa dilewati pengguna sepeda motor juga.
Dokpri.
Kelihatan 'kan, lampunya sampe sana. Di situ masih ada tiga rumah menghadap ke selatan.
Dokpri
Terlihat terang dan tidak menakutkan. Sisi kiri dan sisi kanan itu kebun kosong, GanSis 🙈
Dokpri
Tuh, lihat lampu keciiil di sana. Lampu yang terang ini pas depan rumahku dan kebun kosong juga. Sengaja jalan setapak ini nggak diaspal, karena yang punya tanah menolak. Skip ja yang ini 🙈
Para ibu-ibu di sini kalau belanja jam 4 menjelang Subuh, GanSis. Aku ja belanja agak siangan 😅
Mereka tidak risau lagi. Akupun begitu. Kalau tidak ada inisiatif dari sendiri, lalu siapa lagi.
Event kali ini, banyak yang menggugah hati segenap para kaskuser. Bukan riya, kok? Berbagi pengalaman kebaikan ini, semoga ada yang mengikuti jejak kita. Insya Allah.
Ini nih misalnya, seperti memberi lampu di jalan. Bukan jalan umum, tapi gang yang tidak begitu kecil, dulunya kebun angker sekarang dijadikan jalan pintas untuk warga.
Kenapa dinamakan kebun angker? Serem amat.
Sebelum ada rumah dan belum adanya lampu berjejer padat seperti sekarang ini, kebun tersebut ada bermacam-macam tanaman, seperti pohon pisang dan pohon mangga serta pohon nangka.
Jarang ada yang melintasi kebun tersebut, alasannya takut diganggu makhluk halus. Ya, kenyataannya memang seperti itu. Aku mengalaminya juga. Percaya nggak percaya, sih. Kalau kalian, percaya nggak?
Beberapa tahun kemudian, ada yang membangun rumah di sekitar kebun tersebut termasuk aku. Pohon-pohon tersebut ditebangi tak tersisa. Nama kebun angkermasih saja belum hilang.
Baru tiga hari menempati rumah baru dan tiga hari itu juga pas tepat tengah malam, aku dengar suara seperti rumah roboh, orang jalan dengan kaki besar, dan barang yang dibanting. Namun, tidak ada siapa-siapa saat suamiku keluar rumah sekedar mengecek suara itu. Tidak terjadi apa-apa.
Takut, Gansis waktu itu. Sampe nggak mau tidur di malam hari. Untung saja suara-suara aneh tersebut sudah tidak terdengar kembali. Pegel mungkin, ya.
Depan rumahku itu kebun kosong, GanSis. Kebayang bagaimana gelapnya.
Kalau malam hari memang sangat gelap. Penerangan sangat minim, adanya lampu terasku saja. Mau belanja di warung juga takut.
Suamiku berinisiatif memberi lampu di depan rumah untuk penerangan jalan. Lumayan, cukup terang juga. Namun, di bagian sisi lain masih gelap.
Kemudian, suamiku mengajak Pak RT serta kepala keluarga lainnya yang rumah mereka dibangun di kebun itu ikut bermusyawarah. Akhirnya sepakat untuk memberi lampu di kebun.
Waktu itu, Pak RT nggak bisa bantu banyak karena ini bukan jalan umum, jadinya suamiku dan yang lain menyisihkan uangnya untuk beli lampu dan kabel.
Jalan yang masih berupa tanah dan berbatu, dibelikan semen dan pasir. Akhirnya, banyak warga lain yang ikut membantu. Hanya tenaga yang mereka berikan, tapi rasa syukur selalu terucap.
Taraa ...
Inilah hasilnya. Kebun yang semula angker kini sudah tidak lagi. Banyak yang lewat di jalan ini. Bukan pejalan kaki saja, tapi bisa dilewati pengguna sepeda motor juga.
Quote:
Dokpri.Kelihatan 'kan, lampunya sampe sana. Di situ masih ada tiga rumah menghadap ke selatan.
Quote:
DokpriTerlihat terang dan tidak menakutkan. Sisi kiri dan sisi kanan itu kebun kosong, GanSis 🙈
Quote:
DokpriTuh, lihat lampu keciiil di sana. Lampu yang terang ini pas depan rumahku dan kebun kosong juga. Sengaja jalan setapak ini nggak diaspal, karena yang punya tanah menolak. Skip ja yang ini 🙈
Para ibu-ibu di sini kalau belanja jam 4 menjelang Subuh, GanSis. Aku ja belanja agak siangan 😅
Mereka tidak risau lagi. Akupun begitu. Kalau tidak ada inisiatif dari sendiri, lalu siapa lagi.
Gresik, 24042020
Sumber : blog pribadi
Spoiler for screenshotan ngasih cendol:
Diubah oleh muyasy 26-04-2020 21:08
firdainayah dan 28 lainnya memberi reputasi
29
1K
14
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan