- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Impian atau Dia?


TS
naorbis
Impian atau Dia?

Ini adalah cerita tentang seorang laki-laki yang lebih memilih apa yang dia impikan dibandingkan dengan orang yang dia sayangi. Ini adalah ceritaku. Tentang dia, diriku dan perpisahan kami.
Sebut saja namanya Melati seorang perempuan yang menemaniku selama kurang lebih 1 tahun, satu dari beberapa orang yang berhasil membuat hidupku lebih berarti saat itu. Mungkin satu tahun terlalu singkat untuk kalian yang pernah berhubungan serius, tapi ada kalanya waktu hanyalah waktu. Terkadang yang lebih berharga dari sebuah hubungan adalah kualitas yang ada dalam hubungan tersebut, bukan rentang waktu hubungan itu berlangsung. Saat itu aku sudah kuliah tahun pertama dan dia masih kelas 3 SMA ketika kami berpacaran.

Ketika berpacaran Aku dan Melati sering berbicara tentang banyak hal, dari yang sepele sampai serius. Bahkan kami juga sering berbicara tentang masa depan atau tentang harapan kami, serta berbagai hal yang ingin kami capai kedepannya. Ku akui Dia sangat pintar membuat dirinya menarik ketika berbicara maupun mendengarkan ceritaku. Ketika aku berbicara, dia selalu menatap mataku dan begitupun sebaliknya, ketika giliran dia berbicara aku pun selalu berusaha untuk menatap matanya dan tidak mengalihkan pandanganku darinya. Karena itu sangat menyenangkan, waktu terasa sangat singkat ketika aku sedang bersamanya.
Suatu malam aku mengajak Melati keluar untuk jalan-jalan dan makan. Kami pun makan di warung mie ayam kesukaan kami dan berbicara panjang lebar, sampai pada akhirnya aku memberanikan diriku untuk berbicara tentang tujuanku mengajaknya keluar dan makan di warung mie ayam kesukaan kami.

"Mel kayaknya aku kepengen deh bisa kuliah di Jawa." Kataku dengan sedikit mengecilkan suaraku.
"Hah, apa bang?" Dia sepertinya kurang jelas mendengar suaraku.
"Aku pengen kuliah di Jawa." Kali ini dengan suara yang agak keras dibanding di awal.
"Serius bang? Abang kan udah kuliah disini?"
"Kemaren udah tes SBMPTN lagi dan milih univnya yang ada di Surabaya."
"Ya, kenapa bang?" Matanya Melati mulai berkaca-kaca
"Udah impian aja dari dulu, kemaren sayangnya gak keterima dan sekarang nyoba lagi." Biasanya ketika berbicara serius aku selalu menatap matanya, tapi saat itu aku gak berani menatap matanya.
Setelah perbincangan kami saat itu, Melati tak berbicara satu katapun. Saat aku mengajaknya pulang dan mengantarkannya di depan asramanya dan berpamitan untuk pulang ke rumah, dia pun hanya menganggukkan kepalanya tanpa berbicara.
Setelah malam itu, kami tidak berhubungan sekitar 2 mingguan, pada akhirnya aku memberanikan diriku menelponnya terlebih dahulu dan meminta maaf serta menjelaskan tentang impianku bisa kuliah di Jawa, tepatnya di Surabaya. Saat itu aku juga berkata bahwa aku belum tentu lulus SBMPTN.

Hari pengumuman pun tiba, tanpa disangka-sangka aku pun lulus SBMPTN di Univ yang aku inginkan. Ini kabar bahagia untukku, hal yang pertama kali kuingat adalah untuk memberi tahu orang tuaku dan Melati tentang hal ini. Setelah memberi tahu orang tuaku, aku mengambil hp ku dan berniat memberi tahu melati tapi entah mengapa aku saat itu gak berani dan mengurungkan niatku. Aku takut, entah mengapa. Dari pengumuman sampai hari aku akan berangkat ke Surabaya, aku belum juga memberi tahu Melati.
Di ruang tunggu bandara, aku mengambil hp ku yang kusimpan di dalam tas dan menekan nomer 2 agak lama, setelah itu Melati menjawab telponku.

"Halo bang, kenapa?"
"Ini abang udah mau berangkat ke Surabaya." Kataku dengan sedikit terbata-bata.
Dia menangis. Melati yang selama ini terlihat selalu kuat, menangis tersedu-sedu.
Itu percakapan terakhir kami yang di akhiri dengan tangisan melati. Setelah beberapa minggu di Surabaya ada chat dari Melati.
Bang,
Aku mau bilang makasih udah nemenin melati kurang lebih setahun ini
kita udahan aja ya, kita gak bisa terus-terusan kayak gini
aku juga mau siap-siap untuk kuliah disini, sehat-sehat bang

Kurang lebih sekitar 5 tahun yang lalu, aku memilih untuk melanjutkan kuliahku di luar pulau asalku. Jujur saja berat untuk meninggalkan kampung halaman dan tinggal di wilayah yang asing. Pindah ke tempat yang baru mengharuskan dirimu meninggalkan rutinitasmu di tempat yang lama dan terkadang meninggalkan orang yang kamu sayangi.
end.
Diubah oleh naorbis 23-04-2020 22:13






gpandita dan 2 lainnya memberi reputasi
3
679
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan