gambar dari pinterest


Kuulas kembali kisah masa lampau
Saat kita masih belia merangkai cerita
Ketika udara masih cukup segar terhirup di pagi hari
Ketika semua masih utuh; lengkap

Kita duduk memandang langit cerah
Pada keramik yang mulai keropos
Merapal impian masa akan datang
Untuk tetap erat persahabatan ini

Kita diwaktu itu
Ingin tetap terus bersama
Merasakan apapun yang terjadi
Sahabat hingga ajal menjemput

Namun, waktu begitu singkat
Memotong kisah kita begitu cepat
Kau pergi lebih dulu
Tinggalkan perih terisak sedu

***
Tigabelas tahun bukan jangka pendek, berjalan menelusuri kisah tanpamu lagi di sisi. Remuk berkeping-keping itulah ketika kabar duka datang saat hangat mentari menyelimuti hari. Runtuh bangunan-bangunan jiwa, harapan menjadi gelap. Aku jatuh begitu dalam pada lorong entah apa sebutannya. Warnapun menjadi kelabu. Hampa. Kosong. Tak ada arti.

Kehilangan seorang yang berperan penting yang tak pernah mengeluh tentang diriku. Menarik tanganku dari rasa kesendirian, kesepian untuk menikmati hari yang menunggu warna dari kita. Menjadi seorang yang berbeda dari yang lainnya. Mengajarkan aku sebuah makna dalam hidup. Ketika orang-orang tak memandangku, tak merasakan adanya diriku. Di matamu aku menjadi bagian yang selalu kau butuhkan, bagian teman terbaik dalam hidup. Hadirku terasa berarti.

Jadi begitu rasanya sebuah kesakitan atas kehilangan seorang berarti. Seperti di hujani ribuan jarum. Membutakan perasaan. Menghilangkan semangat. Namun, kau bertanggung jawab setelah memberikan kesakitan kau menyembuhkan. Kau menghiburku, membangunkan kembali diriku melalui mimpi sebelum kau benar-benar akan sulit kutemui. Bahwa kau selalu bersamaku, hidup dalam hati.

***
Sahabat,
Kurindu menikmati ramadhan bersamamu
Melangkah ke masjid bersama
Berbagi cerita di petang hari
Jalan-jalan menunggu magrib berkumandang

Tiap Ramadhan datang menyapa
Dadaku berdesakan memeluk bayangmu
Sebab, memeluk ragamu tak mungkin
Bumi telah membawa pergi

Di sini kumengenang sendiri
Duduk dengan pena yang berjatuhan
Menceritakan dirimu dalam bisunya aksara
Ramadhan membawaku pada ulasan kisah bersamamu

Kau suatu yang berarti
Hingga sulit untukku berhenti
Mengenangmu pada barisan-barisan bait
Kau sesuatu yang tersemat

Ramadhan selalu ingatkanku padamu
Dan tak akan pernah terlupakan
Mesti detik terus mengubah rupaku
Kau tetap selalu yang penting dalam hidupku
Dalam hati
Dalam kenang

Sudah kasih kebaikan cendol pada kawan². 😉

Chii Ammu
Jakarta, 23 April 2020