- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kupilih Mengikhlaskan Demi Mencari Rida Ilahi


TS
adivaazzahra
Kupilih Mengikhlaskan Demi Mencari Rida Ilahi

Kupilih Mengikhlaskan Demi Mencari Rida Ilahi

Quote:
Hai, GanSist. Assalamu'alaikum, selamat hari kamis. Jangan lupa selalu tersenyum manis, meski kenyataan tak semanis madu. Ehem, sebenarnya sulit rasanya untuk kembali mengingat tentang apa yang sudah berlalu. Bikin hati jadi gegana. Gelisah, galau, juga merana.
Ya, sekitar 5 tahun yang lalu. Aku menjalin hubungan dengan seseorang. Anggap saja dia bernama Ahmad. Aku dan dia beda sekolah, kami LDR. Meski hanya beda sekolah dan kabupaten saja. Masih bisa bertemu, jika kami tidak sedang sibuk. Jarak kota kami, hanya 1,5 jam perjalanan.
Hubungan kami terlihat baik-baik saja. Akan tetapi, ada banyak orang yang tidak menyukai hubungan kami. Selalu saja ada teror yang aku dapatkan dari nomor tak dikenal. Sebelum akhirnya, aku benar-benar ingin mengakhiri hubungan kami.
Bukan tanpa alasan aku ingin mengakhirinya. Sebab, aku mulai ikut dan aktif dalam kegiatan keagamaan. Sedikit demi sedikit ilmu agama aku peroleh. Sifat dan perilakuku juga ikut berubah seiring berjalannya waktu. Dari yang awalnya sangat tomboi, tidak menutup aurat dengan baik, hingga terlalu sering bergaul dengan lawan jenis dan berpacaran.
Kupikir, saat aku memutuskan untuk berhijrah, dia juga akan ikut hijrah. Mengingat hubungan kami yang tak pernah ada masalah, baik-baik saja. Ternyata dia menolak mentah-mentah. Dia berpikir bahwa aku selingkuh dengan lelaki lain.
Aku terpukul karena ucapannya. Hingga beberapa hari kemudian, ada sebuah akun perempuan, mengunggah foto Ahmad sebagai foto profilnya. Saat itulah aku tahu, bukan aku yang mendua. Melainkan dia yang mendua, lalu membalikkan fakta itu kepadaku.
Sejak hari itu, aku bertekad untuk fokus berhijrah dan memperbaiki diri. Berbulan-bulan aku berusaha menata hati, meski tak terbendung isak tangisku setiap aku selesai salat. Aku terpukul dengan kenyataan itu. Orang yang aku percaya akan menjadi imam yang baik untukku, akan menjadi sosok yang selalu melindungiku, berkhianat.
Aku sempat depresi, bahkan terkadang ingin bunuh diri. Namun, sebisa mungkin aku melawan keinginan itu. Aku tahu, itu hanya bujuk rayu setan. Sebab, ingin menggoyahkan niatku yang sudah matang. Aku lebih menyibukkan diri lagi dengan kegiatan dakwah. Berusaha semaksimal mungkin membuat diri lelah. Agar aku bisa langsung terlelap, tanpa memikirkan tentang dia saat malam tiba.
Aku yakin bahwa Allah-lah penentu semua takdir ini. Dia pembuat skenario yang kuperankan. Ini hanyalah teguran-Nya agar aku lebih mendekat kepada-Nya. Mencurahkan segala resahku hanya pada-Nya, Sang Pemilik Raga. Aku sadar dengan sepenuhnya bahwa ujian ini ada karena Allah sayang padaku, bukan karena rasa benci-Nya. Ia hanya ingin aku kembali memasrahkan segala cerita hidupku kepada-Nya.
Hingga 5 tahun berlalu, aku pun memahami bahwa setiap ujian yang Allah titipkan untukku. Itu untuk pendewasaanku semata. Agar aku tidak mudah percaya begitu saja kepada janji manis kaum Adam. Aku harus menyeleksi dengan benar, mana yang tulus dan serius. Ini hanya tentang waktu.
Allah menyadarkanku bahwa ada harapan dan cita-cita orang tua yang harus kutunaikan. Urusan jodoh adalah hak prerogatif Allah. Biarkan Dia yang mengatur dan menentukan, kapan ia akan datang dan dipertemukan denganku. Jika Ahmad adalah jodohku, maka aku yakin dengan sangat yakin. Allah mempunyai banyak cara untuk kembali menyatukan kami, tentunya dengan cara yang lebih indah dan juga dengan jalan yang diridai oleh-Nya.
Aku memilih mengikhlaskan Ahmad, demi mencari rida Ilahi. Sebab tanpa rida dari-Nya, aku bukanlah apa-apa. Aku hanyalah makhluk lemah di hadapan-Nya, Dia Sang Pemilik Alam Semesta. Bisa apa aku tanpa-Nya? Sedang aku hanya menumpang di bumi-Nya.
Setelah kejadian ini, aku memiliki prinsip bahwa dalam hidup ini, tak perlu merisaukan perihal jodoh. Sebab, belum tentu dia yang menurutmu baik, juga baik menurut Allah. Apa yang kamu senangi, belum tentu Allah rida dengan hal itu. Cukuplah fokus pada cita-cita, juga amanah orang tua untuk terus belajar. Kamu butuh ilmu untuk menjalani hari-harimu.
Ya, sekitar 5 tahun yang lalu. Aku menjalin hubungan dengan seseorang. Anggap saja dia bernama Ahmad. Aku dan dia beda sekolah, kami LDR. Meski hanya beda sekolah dan kabupaten saja. Masih bisa bertemu, jika kami tidak sedang sibuk. Jarak kota kami, hanya 1,5 jam perjalanan.
Hubungan kami terlihat baik-baik saja. Akan tetapi, ada banyak orang yang tidak menyukai hubungan kami. Selalu saja ada teror yang aku dapatkan dari nomor tak dikenal. Sebelum akhirnya, aku benar-benar ingin mengakhiri hubungan kami.
Bukan tanpa alasan aku ingin mengakhirinya. Sebab, aku mulai ikut dan aktif dalam kegiatan keagamaan. Sedikit demi sedikit ilmu agama aku peroleh. Sifat dan perilakuku juga ikut berubah seiring berjalannya waktu. Dari yang awalnya sangat tomboi, tidak menutup aurat dengan baik, hingga terlalu sering bergaul dengan lawan jenis dan berpacaran.
Kupikir, saat aku memutuskan untuk berhijrah, dia juga akan ikut hijrah. Mengingat hubungan kami yang tak pernah ada masalah, baik-baik saja. Ternyata dia menolak mentah-mentah. Dia berpikir bahwa aku selingkuh dengan lelaki lain.
Aku terpukul karena ucapannya. Hingga beberapa hari kemudian, ada sebuah akun perempuan, mengunggah foto Ahmad sebagai foto profilnya. Saat itulah aku tahu, bukan aku yang mendua. Melainkan dia yang mendua, lalu membalikkan fakta itu kepadaku.
Sejak hari itu, aku bertekad untuk fokus berhijrah dan memperbaiki diri. Berbulan-bulan aku berusaha menata hati, meski tak terbendung isak tangisku setiap aku selesai salat. Aku terpukul dengan kenyataan itu. Orang yang aku percaya akan menjadi imam yang baik untukku, akan menjadi sosok yang selalu melindungiku, berkhianat.
Aku sempat depresi, bahkan terkadang ingin bunuh diri. Namun, sebisa mungkin aku melawan keinginan itu. Aku tahu, itu hanya bujuk rayu setan. Sebab, ingin menggoyahkan niatku yang sudah matang. Aku lebih menyibukkan diri lagi dengan kegiatan dakwah. Berusaha semaksimal mungkin membuat diri lelah. Agar aku bisa langsung terlelap, tanpa memikirkan tentang dia saat malam tiba.
Aku yakin bahwa Allah-lah penentu semua takdir ini. Dia pembuat skenario yang kuperankan. Ini hanyalah teguran-Nya agar aku lebih mendekat kepada-Nya. Mencurahkan segala resahku hanya pada-Nya, Sang Pemilik Raga. Aku sadar dengan sepenuhnya bahwa ujian ini ada karena Allah sayang padaku, bukan karena rasa benci-Nya. Ia hanya ingin aku kembali memasrahkan segala cerita hidupku kepada-Nya.
Hingga 5 tahun berlalu, aku pun memahami bahwa setiap ujian yang Allah titipkan untukku. Itu untuk pendewasaanku semata. Agar aku tidak mudah percaya begitu saja kepada janji manis kaum Adam. Aku harus menyeleksi dengan benar, mana yang tulus dan serius. Ini hanya tentang waktu.
Allah menyadarkanku bahwa ada harapan dan cita-cita orang tua yang harus kutunaikan. Urusan jodoh adalah hak prerogatif Allah. Biarkan Dia yang mengatur dan menentukan, kapan ia akan datang dan dipertemukan denganku. Jika Ahmad adalah jodohku, maka aku yakin dengan sangat yakin. Allah mempunyai banyak cara untuk kembali menyatukan kami, tentunya dengan cara yang lebih indah dan juga dengan jalan yang diridai oleh-Nya.
Aku memilih mengikhlaskan Ahmad, demi mencari rida Ilahi. Sebab tanpa rida dari-Nya, aku bukanlah apa-apa. Aku hanyalah makhluk lemah di hadapan-Nya, Dia Sang Pemilik Alam Semesta. Bisa apa aku tanpa-Nya? Sedang aku hanya menumpang di bumi-Nya.
Setelah kejadian ini, aku memiliki prinsip bahwa dalam hidup ini, tak perlu merisaukan perihal jodoh. Sebab, belum tentu dia yang menurutmu baik, juga baik menurut Allah. Apa yang kamu senangi, belum tentu Allah rida dengan hal itu. Cukuplah fokus pada cita-cita, juga amanah orang tua untuk terus belajar. Kamu butuh ilmu untuk menjalani hari-harimu.
Sekian ceritaku.
Adiva Azzahra,
Maros, 23 April 2020
Sumber: cerita pribadi dan gambar dari pinterest
Adiva Azzahra,
Maros, 23 April 2020
Sumber: cerita pribadi dan gambar dari pinterest






zulmusarofah dan 42 lainnya memberi reputasi
43
933
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan