Cinta merupakan sebuah rasa yang tidak bisa diungkap melalui kata-kata, akan tetapi bisa dibuktikan lewat perbuatan. Ya, dan itu adalah hal yang pernah aku rasakan sebelumnya ketika aku sedang jatuh cinta pada seorang gadis di kampung halamanku.


Nama aku adalah Jack Indry. Saat ini aku sudah berusia 27 tahun dan belum menikah karena pernah terluka akibat cinta. Memang sih banyak orang tidak takut lagi bercinta walaupun sering gagal dan sering merasakan yang namanya patah hati. Namun, kali ini dengan aku berbeda. Aku bahkan sampai saat ini sudah takut untuk memulai kembali yang namanya jatuh cinta. Karena sampai saat ini rasa sakit yang begitu dalam akibat cinta, masih berbekas dalam lubuk hatiku.

Kala itu memang aku pernah jatuh cinta pada seorang gadis bernama Widya Sari, dan itu adalah cinta pertamaku. Awal mulanya memang sih kami saling berteman dan suka chatting via WhatsApp setiap malam. Dan kami juga sering berbagi cerita setiap waktu. Apalagi kalau ada diantara kami sedang mengalami sebuah masalah, maka kami sering mencari solusinya bersama-sama dan kami sering menemukan jalan keluarnya.

Sahabat aku cinta kata judul lagu milik dari Wali band. Ya, kira-kira begitulah hubungan kami. Karena seorang sahabat itu adalah seperti seorang saudara di waktu sukar, maka rasa saling percaya diantara kami juga saling bertumbuh dengan sangat kuat. Sehingga rasa saling percaya itu berubah menjadi rasa saling mencintai.

Memang awalnya sih aku ragu untuk menyatakan cintaku kepada dia. Karena aku tahu bahwa kondisi ekonomiku kala itu lebih susah dari dia. Karena penghasilan ekonomi dari ayah dan ibu dan juga dariku kala itu sangat minim sekali. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja kami sekeluarga sedikit merasakan kesulitan. Ayah bekerja sebagai supir angkot dengan mobil pinjaman, ibu bekerja sebagai penjual jamu dengan berjalan kaki, sedangkan aku hanya sebagai buruh kasar harian karena tidak pernah berada di bangku pendidikan. Semua hasil ekonomi kami selalu habis untuk membeli obat bagi ayahku yang sering sakit-sakitan kala itu. Sedangkan Widya terkenal dengan sangat kaya di kampung halamanku.

Namun seiring berjalannya waktu, keraguan itu akhirnya hilang dari dalam diriku. Hingga pada suatu hari aku mengajak dia untuk makan malam bersama di sebuah warung bakso.

"Wid, kamu lagi dekat sama siapa ya?", tanyaku.

"Emang kenapa ya?", tanya Widya kepadaku.

"Hem, soalnya aku sudah jatuh cinta sama kamu Wid", ucapku sambil melihat matanya dengan penuh harapan.

"Apa kamu bilang Jack?", tanya Widya sambil sedikit terkejut.

"A...a...a...aku su...ka sa...ma ka...mu Wid", ucapku dengan nada terbata-bata.

"Jack, apa kamu tidak sadar selama ini?", tanya Widya dengan nada keras.

"Ke...ke...napa Wid?", tanyaku dengan nada lebih terbata-bata lagi.

"Aku juga sudah jatuh cinta sama kamu Jack", ucap Widya sambil tersenyum manis.

Rasa kuah bakso yang pedas pesananku menjadi terasa sangat manis sekali bagaikan gula ketika aku mendengar perkataan Widya kala itu.

Singkat cerita, kisah manis dan rasa sayang dari cinta yang selama ini kami jalin bersama ternyata putus ditengah jalan. Semua mimpi bersama untuk menuju jenjang pernikahan ternyata lenyap sudah bagaikan sebuah tulisan diatas pasir tepi pantai yang sedang dilanda ombak kecil dari laut.

Widya Sari impian masa depanku untuk menjadi seorang ibu dari anak-anakku nanti, ternyata kini mengkhianati cintaku. Walaupun kami sudah mendapat restu dari orang tua kami didalam hubungan kami, ternyata selama ini dia hanya memanfaatkan diriku sebagai alat pengisi waktu luangnya saja.

Widya Sari yang aku anggap jujur selama ini, ternyata menyimpan sebuah kebohongan kepadaku. Widya ternyata sudah lama memiliki pacar yang tinggal ditanah perantauan yang sedang memperbaiki nasib.

Hubungan yang LDR diantara mereka melibatkan aku sebagai sarana untuk menghapus kejenuhan menunggu berjalannya waktu. Mungkin rasa cinta yang Widya berikan selama ini kepadaku adalah cinta palsu yang memberi harapan kosong kepadaku.

"Ibu, apakah salah dan dosaku sehingga aku begini?", tanyaku kepada ibu dengan rasa sangat kecewa.

"Jack anakku, kamu tidak perlu menangisi perasaanmu lagi nak. Karena memang cinta itu bisa dibutakan dengan uang nak", kata ibu kepadaku sambil menangis.

"Uang? Maksud ibu apa bu?", tanyaku sambil sedikit mengeluh.

"Pacar Widya yang merantau itu akan pulang untuk melamar Widya minggu depan Jack. Karena pacar Widya itu sudah mapan diperantauan nak", kata ibu kepadaku sambil meratapi nasib.

"Huh...huh...huh...", ucapku dengan nada semakin turun.

"Apa mungkin orang yang berekonomi rendah tidak bisa jatuh cinta ya Tuhan?", tanyaku dalam hati sembari meninggalkan ibu.

Detik demi detik berjalan, hari demi hari berjalan, hingga sampai saat ini aku tidak bisa menghapus rasa luka dihatiku akibat sebuah cinta palsu yang memberi harapan kosong kepadaku. Mungkin hari ini atau esok, aku akan terkubur sedalam-dalamnya bersama dengan rasa luka dihatiku, ketika ajal mulai menjemputku dan aku mulai menutup mataku dan menghapus semua kisah sedihku bersama dia wanita impianku.

Cinta itu indah dan sangat indah. Ya, kata-kata itu sangat cocok saat kita mengalami cinta yang sesungguhnya atau cinta asli yang berasal dari dalam hati.

Namun, cinta itu buruk dan sangat buruk. Kata-kata ini sangat cocok bagiku yang mengalami cinta palsu yang bukan berasal dari dalam hati.

Inilah sebuah kisah cinta dariku yang pernah aku alami. Semoga agan sista tidak mengalami kisah yang sama yang membuat rasa patah hati berlangsung dengan sangat lama.