Indonesia adalah negara yang sangat luas, dan sayangnya tidak semua warga negara Indonesia adalah orang yang mampu. Jika kalian melihat ke pelosok-pelosok daerah banyak sekali keluarga yang bisa dibilang sangat jauh dari berkecukupan. Jangankan untuk makan enak seperti daging, telur atau makanan enak lainnya setiap hari, untuk beli beras saja terkadang sulit, apalagi beli lauk mahal.

Keluarga ane adalah salah satu keluarga yang merasakan kesulitan itu, tapi ane masih merasa bersyukur karena dikeluarga kami semuanya masih sehat dan mempunyai tenaga kuat untuk mengais rejeki. Yah walaupun ane dan bapak ane hanya berprofesi sebagai buruh tani yang per harinya hanya dibayar 40.000, kami sudah sangat bersyukur. Karena dilingkungan ane sendiri masih banyak yang kurang beruntung seperti keluarga ane, ada yang sudah tua renta dan tidak mempunyai anak untuk menafkahi, ada pula yang sakit-sakitan sehingga tidak bisa bekerja mencari nafkah.

Ingin sekali menolong sebagai sesama, tapi apa daya. Dalam ukuran materi jelas ane tidak bisa menolong mereka, upah ane cuma cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari bagaimana ane bisa bermimpi membantu mereka dalam hal materi. Tentu saja ane belum bisa. Tapi ingat, yang namanya bantuan atau kebaikan tidak melulu soal materi. Banyak hal bisa kita lakukan jika sangkutannya dengan kebaikan.

Oiya, untungnya untuk masalah air kami tidak perlu menggunakan sumur atau air Pam. Di wilayah RT kami, kami menggunakan air pancuran di dalam hutan yang kami alirkan ke tampungan desa sebagai sumber air. Semua rumah mempunyai masing-masing peralon yang tersambung ke tampungan air tersebut, dan air ini dijamin bersih bisa dipakai untuk air minum (tentunya dimasak sampai mendidih dulu), bisa untuk mandi, mencuci dan keperluan lainnya.


Yang tinggal dirumah-rumah di lingkungan ane kebanyakan adalah mereka yang sudah berumur, yang masih muda kebanyakan merantau ke luar daerah. Nah karena ane tidak bisa membantu secara materi ane hanya bisa membantu tenaga untuk para orang tua di lingkungan ane. Berupa selalu menajaga keadaan peralon air, supaya stok air dimasing-masing rumah selalu terjaga. Ane selalu rajin mengecek keadaan peralon warga apakah ada yang pecah dijalan, atau ada yang sambungannya putus atau kendala lain yang menyebabkan air tidak sampai dirumah.

Mungkin terdengar sepela dan tidak bermanfaat, tapi bagi Pak Karyo, Pak Samsudin, Pak Nyoto, Pak Murdo kakek-kakek tua renta di lingkungan ane, bantuan ini sangat berarti. Karena kalau mereka harus mengecek peralon mereka sendiri, mereka akan bingung peralon mereka yang mana karena peralon semua warga bentuk dan warnanya sama (kalau ane sudah hapal urutan paralonnya jadi bagi ane mudah saja), belum lagi lahan untuk memeriksa peralon adalah ladang yang naik turun, sulit sekali bagi mereka yang sudah tua dan tidak mempunyai tenaga.

Mereka selalu mengucapkan terimakasih kepada ane, karena ane selalu membantu mereka saat terjadi kendala kemacetan air. Sebenarnya ane tidak mengharapkan ucapan terimakasih dari mereka, ane mengerjakan ini secara ikhlas. Karena ane sadar, ane tidak bisa membantu dalam hal lain seperti materi yang ane punya hanyalah fisik kuat sehingga hanya dari segi tenaga saja ane bisa membantu mereka.
Ane percaya, jika ane baik kepada orang lain maka orang lain juga akan baik kepada kita. Ingat kita hidup di dunia ini tidak sendirian, ketika kita mati saja butuh bantuan orang lain, setidaknya butuh bantuan tetangga untuk menggali kubur kita. Jadi selama kita bisa membantu orang lain kenapa tidak.

Alangkah indahnya dunia, jika kita yang hidup di dalamnya sebagai sesama manusia itu bisa saling membantu. Niscaya tidak ada yang sia-sia jika menyangkut kebaikan. Jika kita tidak menemukan balasanya di dunia, kita akan menemukan balasannya di akhirat. Alloh yang akan membalas kebaikan kita. Tapi ingat lakukanlah kebaikan dari hati dan dengan ikhlas, jangan pernah mengharapkan balas jasa untuk itu.