- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Pendusta Cinta


TS
piendutt
Pendusta Cinta

PENDUSTA CINTA
Assalamualaikum, ketemu lagi sama Upie di event yang terbaru ya. Doain aja biar menang. Amin.
Hari ini mau mengisahkan tentang pengalaman pribadi nih, dikit aja nggak banyak-banyak. Kalian juga bisa memetik dari kisahku ini. Semoga tidak terjadi pada kalian juga.
foto dari pinterest
Nama pria itu Haru ( nama samaran ). Kami berdua bertemu di saat aku baru masuk SMA. Kami dipertemukan di sebuah kegiatan seperti pramuka. Namun, kami terpaut tiga tahun. Saat itu Haru sudah lulus sekolah.
Pertama kali sebagai seorang kakak pembina, ia selalu mengerjaiku habis-habisan. Tak jarang ia memanggilku hanya untuk mengerjakan hal-hal sepele, seolah-olah itu cara dia untuk selalu dekat denganku.
Saat acara api unggun, aku dipilih oleh teman-teman untuk menyanyikan sebuah lagu. Malu rasanya, tetapi mau bagaimana lagi. Daripada kena hukuman. Akhirnya aku menyanyikan lagu Dibalas Dengan Dusta karya Audy yang dulu tahun 90-an masih booming banget.
Haru tak berhenti menatapku. Sebenarnya, saat SMP aku sudah jadian sama temen satu kelasku dulu. Namun, karena kita berbeda sekolahan. Jadi, aku hanya bisa mengirimkan surat padanya. (Jaman dulu belum ada HP, surat-menyurat paling diminati).
Hingga hari itu datang. Hari di mana pria itu datang ke rumahku untuk menyatakan cintanya. Namun, anehnya aku langsung menerima cinta Haru. Padahal, jelas-jelas aku sudah mempunyai pacar. Hingga akhirnya aku memutuskan jalinan asmaraku secara sepihak pada pacarku sebelumnya.
Teman-temanku satu sekolahan heran. Bisa-bisanya aku berpacaran dengan Haru, pria yang baru kukenal begitu saja. Namun, aku tak pernah menanggapi perkataan teman-temanku. Aku begitu menyayangi Haru. Aku selalu mendengarkan semua perkataannya. Bagiku Haru adalah cinta terakhir untukku.
Setiap malam Minggu, Haru datang untuk apel ya ceritanya. Namun, akhir-akhir ini dia bersikap aneh. Memberiku cincin dan kalung ( bukan emas asli ) kemudian mengatakan padaku.
"Jangan bawa benda-benda ini ke kamar mandi," ujarnya padaku.
Beginilah aku, tukang lupa dari dulu. Saat mandi aku lupa tak melepas kalung dan cincin itu. Lalu apa yang terjadi? Lima belas menit kemudian, Haru sudah datang ke rumahku dengan tergesa-gesa.
"Apa kamu membawa kalung itu ke kamar mandi? Kan, aku sudah melarangmu!" ucapnya seraya bersungut-sungut.
"Maaf-maaf, aku nggak sengaja," ujarku meminta maaf.
Ia menjelaskan padaku, bahwa sekarang ibunya sakit. Karena kalung itu aku bawa ke kamar mandi. Aku sempat bingung dan heran. Apa hubungannya coba? Namun, saat itu aku masih belum tahu apapun.
Suatu hari, Haru mengajakku ke tempat neneknya. Ia bilang ingin mengikat aku dalam suatu ikatan. ( Ditaleni ) dalam bahasa Jawa. Aku dibawa ke rumah neneknya, beliau memang terkenal sebagai seorang dukun. Entah apa yang mereka lakukan di dalam rumah? Aku hanya berjalan-jalan di pekarangan. Haru tak memperbolehkanku masuk.
Tahun berganti tahun. Aku sudah lulus dan pergi ke Singapura untuk bekerja. Haru sangat marah saat itu. Ia tak ingin aku pergi jauh, karena kedua keluarga kami juga sudah saling mengenal. Namun, aku tetap kekeh pergi untuk mengubah nasib perkonomian di keluargaku sendiri.
Pergilah aku ke Singapura. Di sana aku berkenalan dengan seorang pria bernama Rian. Sejak saat itu, aku mulai melupakan Haru. Padahal, Haru pernah berpesan padaku, untuk tidak bertemu atau menjalin hubungan bersama pria lain. Namun, setelah aku mengenal dan berinteraksi dengan Rian. Kenapa rasanya pikiranku mulai jernih. Aku jadi tidak patuh lagi pada Haru.
Hingga hari itu, aku mengatakan pada Haru untuk mengakhiri hubungan kami via telpon.
Pria itu sangat terpukul dan memohon-mohon agar aku kembali lagi padanya. Namun, aku sudah tidak mencintainya lagi. Entah kenapa rasa cintaku yang dulu padanya bisa pudar begitu saja.
Saat aku pulang ke Indonesia. Haru meminta maaf padaku, ternyata selama ini dia memeletku. Cintaku padanya tidak murni dari hatiku. Melainkan ia yang membuatnya. Hancur hatiku mendengar perkataan pria itu. Tega-teganya selama lima tahun ia membohongiku.
Aku benar-benar membencinya. Karena membuatku seperti ini. Walau kami sudah berpisah. Namun, nomor ponselnya ( 085645... ) masih saja tertanam di otakku dan tak bisa kuhilangkan.
Aku berharap dari kisahku ini, kalian bisa mengambil hikmahnya. Segala sesuatu yang kalian taman di dunia ini. Itulah yang akan kalian petik nanti. Terima kasih karena sudi mampir di ceritaku ini. Sampai ketemu di thread selanjutnya. Wassalamu'alaikum.
Assalamualaikum, ketemu lagi sama Upie di event yang terbaru ya. Doain aja biar menang. Amin.
Hari ini mau mengisahkan tentang pengalaman pribadi nih, dikit aja nggak banyak-banyak. Kalian juga bisa memetik dari kisahku ini. Semoga tidak terjadi pada kalian juga.

Nama pria itu Haru ( nama samaran ). Kami berdua bertemu di saat aku baru masuk SMA. Kami dipertemukan di sebuah kegiatan seperti pramuka. Namun, kami terpaut tiga tahun. Saat itu Haru sudah lulus sekolah.
Pertama kali sebagai seorang kakak pembina, ia selalu mengerjaiku habis-habisan. Tak jarang ia memanggilku hanya untuk mengerjakan hal-hal sepele, seolah-olah itu cara dia untuk selalu dekat denganku.
Saat acara api unggun, aku dipilih oleh teman-teman untuk menyanyikan sebuah lagu. Malu rasanya, tetapi mau bagaimana lagi. Daripada kena hukuman. Akhirnya aku menyanyikan lagu Dibalas Dengan Dusta karya Audy yang dulu tahun 90-an masih booming banget.
Haru tak berhenti menatapku. Sebenarnya, saat SMP aku sudah jadian sama temen satu kelasku dulu. Namun, karena kita berbeda sekolahan. Jadi, aku hanya bisa mengirimkan surat padanya. (Jaman dulu belum ada HP, surat-menyurat paling diminati).
Hingga hari itu datang. Hari di mana pria itu datang ke rumahku untuk menyatakan cintanya. Namun, anehnya aku langsung menerima cinta Haru. Padahal, jelas-jelas aku sudah mempunyai pacar. Hingga akhirnya aku memutuskan jalinan asmaraku secara sepihak pada pacarku sebelumnya.
Teman-temanku satu sekolahan heran. Bisa-bisanya aku berpacaran dengan Haru, pria yang baru kukenal begitu saja. Namun, aku tak pernah menanggapi perkataan teman-temanku. Aku begitu menyayangi Haru. Aku selalu mendengarkan semua perkataannya. Bagiku Haru adalah cinta terakhir untukku.
Setiap malam Minggu, Haru datang untuk apel ya ceritanya. Namun, akhir-akhir ini dia bersikap aneh. Memberiku cincin dan kalung ( bukan emas asli ) kemudian mengatakan padaku.
"Jangan bawa benda-benda ini ke kamar mandi," ujarnya padaku.
Beginilah aku, tukang lupa dari dulu. Saat mandi aku lupa tak melepas kalung dan cincin itu. Lalu apa yang terjadi? Lima belas menit kemudian, Haru sudah datang ke rumahku dengan tergesa-gesa.
"Apa kamu membawa kalung itu ke kamar mandi? Kan, aku sudah melarangmu!" ucapnya seraya bersungut-sungut.
"Maaf-maaf, aku nggak sengaja," ujarku meminta maaf.
Ia menjelaskan padaku, bahwa sekarang ibunya sakit. Karena kalung itu aku bawa ke kamar mandi. Aku sempat bingung dan heran. Apa hubungannya coba? Namun, saat itu aku masih belum tahu apapun.
Suatu hari, Haru mengajakku ke tempat neneknya. Ia bilang ingin mengikat aku dalam suatu ikatan. ( Ditaleni ) dalam bahasa Jawa. Aku dibawa ke rumah neneknya, beliau memang terkenal sebagai seorang dukun. Entah apa yang mereka lakukan di dalam rumah? Aku hanya berjalan-jalan di pekarangan. Haru tak memperbolehkanku masuk.
Tahun berganti tahun. Aku sudah lulus dan pergi ke Singapura untuk bekerja. Haru sangat marah saat itu. Ia tak ingin aku pergi jauh, karena kedua keluarga kami juga sudah saling mengenal. Namun, aku tetap kekeh pergi untuk mengubah nasib perkonomian di keluargaku sendiri.
Pergilah aku ke Singapura. Di sana aku berkenalan dengan seorang pria bernama Rian. Sejak saat itu, aku mulai melupakan Haru. Padahal, Haru pernah berpesan padaku, untuk tidak bertemu atau menjalin hubungan bersama pria lain. Namun, setelah aku mengenal dan berinteraksi dengan Rian. Kenapa rasanya pikiranku mulai jernih. Aku jadi tidak patuh lagi pada Haru.
Hingga hari itu, aku mengatakan pada Haru untuk mengakhiri hubungan kami via telpon.
Pria itu sangat terpukul dan memohon-mohon agar aku kembali lagi padanya. Namun, aku sudah tidak mencintainya lagi. Entah kenapa rasa cintaku yang dulu padanya bisa pudar begitu saja.
Saat aku pulang ke Indonesia. Haru meminta maaf padaku, ternyata selama ini dia memeletku. Cintaku padanya tidak murni dari hatiku. Melainkan ia yang membuatnya. Hancur hatiku mendengar perkataan pria itu. Tega-teganya selama lima tahun ia membohongiku.
Aku benar-benar membencinya. Karena membuatku seperti ini. Walau kami sudah berpisah. Namun, nomor ponselnya ( 085645... ) masih saja tertanam di otakku dan tak bisa kuhilangkan.
Aku berharap dari kisahku ini, kalian bisa mengambil hikmahnya. Segala sesuatu yang kalian taman di dunia ini. Itulah yang akan kalian petik nanti. Terima kasih karena sudi mampir di ceritaku ini. Sampai ketemu di thread selanjutnya. Wassalamu'alaikum.
Penulis @piendutt
Sumber opini pribadi
Diubah oleh piendutt 22-04-2020 13:59






nona212 dan 33 lainnya memberi reputasi
34
979
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan