Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

erinherlinaAvatar border
TS
erinherlina
Kasih Tak Sampai


20 Februari 2017. Seharusnya pada tanggal ini aku duduk di pelaminan. Berdiri menyambut tamu yang datang memberi selamat pada kami. Ya, kami sepasang pengantin yang tidak terwujud.

"Hhhh." Aku menghela napas meremas sisa kenangan di tanganku. Sebuah undangan berwarna merah muda kesukaanku. Bergambar dua orang berlari memakai pakaian serba putih di sebuah padang rumput yang hijau. Terlihat senyum menghiasi keduanya. Itu aku dan seseorang yang akan duduk bersamaku di pelaminan. Aldi calon suamiku.

Namun, itu hanya angan belaka. Karena pernikahan itu tak pernah terjadi. Aku tak akan pernah bisa duduk di pelaminan dengannya sampai kapanpun.

***
[Rin, bisakah kita bertemu. Ada yang mau kubahas soal pesta nanti.]

Pesan singkat dari Aldi pada satu hari sebelum pernikahan membuatku berpikir. Apa lagi keperluan pesta yang masih kurang.

[Sedang dipingit gak boleh ke luar pamali 😁]

Aku balas pesannya dengan sedikit bercanda.

[Sebentar aja, deket rumahmu kok]

Dia membalas, dan terus memaksa. Tak seperti biasanya, dia begitu ngotot ingin bertemu.



sumber

Di depan rumah, dia sudah berdiri dengan seikat besar bunga mawar pink kesukaanku. Senyum terus menghiasi wajahnya.

"Sebentar aja, nih buat kamu," katanya sambil memberikan bunga.

"Untuk pesta nanti masih ada yang kurang?" tanyaku.

"Gak ada. Aku cuma kangen," jawabnya tersenyum jahil.

Kami mengobrol, tak terasa sudah satu jam berlalu. Dia pamit pulang. Tapi hati ini entah kenapa terasa gak rela untuk melepasnya.

Bukan karena aku tak ingin dia pulang. Kami sudah terbiasa jauh selama enam tahun hubungan. Bertemu pun kadang sebulan sekali atau bisa lebih kalau kami berdua sedang sibuk. Tapi, rasa seperti akan takut kehilangan begitu besar saat ini.

Kupandangi punggungnya menghilang dalam kegelapan malam. Lalu aku kembali ke dalam rumah.

Hatiku masih gelisah memikirkannya. Kuucap istighfar, dan memohon kepada Allah untuk selalu melindungi calon imamku.

Satu jam berlalu. Kucoba untuk meneleponnya. Menurut perkiraan ku pasti dia sudah sampai di rumah.

Satu panggilan, dua panggilan, sampai panggilan ke sepuluh semua dijawab sama, telepon tidak aktif. Aku khawatir.
Kucoba menghubungi beberapa nomor keluargany yang kupunya. Sama, semua tidak dijawab atau ponsel tidak aktif.

Sampai tak lama kemudian, pintu kamarku diketuk. Ibu berdiri dengan wajah sembab dengan ayah di sampingnya memegang ponsel di tangan yang gemetar.

"Sabar ya, Sayang. Ini sudah takdir." Ibu memelukku sambil menangis tersedu.

Aku menatap ayah meminta jawaban. Dijawab dengan anggukan kepala dan tepukan di pundak.

***
Sekarang aku duduk dengan memegang undangan, sambil menangis. Di tanggal pernikahanku bukan ucapan selamat dan pancaran mata bahagia dari para tamu yang kudapatkan. Tetapi tatapan iba, dan belasungkawa atas kepergian Aldi. Ya, Aldi meninggal karena kecelakaan setelah pulang dari rumahku malam tadi.



sumber

Tak ada yang lebih sakit dari ini, setelah enam tahun ternyata kami tak berjodoh. Memang semuanya takdir Tuhan. Namun, cara-Nya mengambil saat sehari lagi kami berbahagia membuat hati ini seperti hancur berkeping-keping. Entah bagaimana caranya aku bisa melanjutkan hidup.

T A M A T



Penulis : Erin Herlina
Sumber : Opini Pribadi
Gambar :
1. mawar pink
2. patah hati
Diubah oleh erinherlina 21-04-2020 04:59
darmawati040Avatar border
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 43 lainnya memberi reputasi
44
731
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan