Senja menggelayut indah di pantai karimun jawa, disitulah kisah ini bermula. Aku bertemu dengannya sosok lelaki dengan perawakan yang sempurna di mataku.

Lesung pipi membuat senyumnya terasa indah, ketika ku terdiam menatap alam di temani deburan ombak lelaki itu pun menghampiri diriku. Tentu saja hawa tubuhku meningkat, grogi dan rasanya tidak siap berpandangan dengannya.



link gambar

Suaranya sungguh menggetarkan jiwaku ketika ia berkata "Maukah kau menjadi milikku?" Tentu saja dengan tak banyak bicara aku pun mengangguk tanda setuju.

Langit senja menjadi saksi, nyanyian burung camar serta mentari yang mulai masuk ke peraduannya menambah romantis kisahku.

Hari pun berganti, hingga tak terasa bulan dan tahun sudah kulewati bersama dengannya, kukatakan dengan lembut kapan hubungan kita berlanjut ke jenjang pelaminan? Tapi reaksinya selalu saja banyak alasan, masih muda, masih mencari karier, ingin ini dan ingin itu. Pernikahan akan menghambat itu semua.

Aku hanya terdiam mendengar jawabnya, hingga akhirnya saat itu ada sebuah kejadian yang meruntuhkan hati ini. Waktu seakan terhenti ketika ia sedang berjalan dengan sosok wanita dengan mesra, tanpa canggung dan ragu mengumbarnya di depan publik.

"Siapa dia?"

"Adiknya, kakaknya? Tidak dia anak tunggal"

Amarah mulai menyelimuti hatiku, begitu tega ia mempermainkan kesetiaanku. Begitu tega, ia memadu cintaku. Ternyata hingga hari ini "cintamu bukan untukku"

Hingga akhirnya aku memutuskan untuk tak berhubungan dengannya lagi, maka lelaki itupun hilang bak di telan hantu. Ia pergi tanpa ada kabar, seakan aku ini sampah yang bisa saja dibuang. Namamu sangat indah seperti nama bulan suci yang dinanti banyak orang "Ramadhan" tapi sayang kelakuanmu mirip dengan lucifer antek-antek dajjal yang suka menipu menjadi sosok suci dengan kata-kata gombal.

Entah kini ia dimana masih "hidup" atau sudah "mati" aku tak perduli, biarlah ia terhina hidupnya karena telah mempermainkan wanita. Aku tahu "karma" itu ada, dan aku yakin batinku yang tersakiti ini terbalas sempurna oleh Tuhan.

Yang terpenting biarkan kisah itu menjadi masa lalu, terkubur indah di dalam lautan. Semoga sosok laki-laki seperti mereka yang mempermainkan wanita, dimasa ini kuberharap di musnahkan dengan terpapar corona oleh Tuhan karena rasa sakit wanita yang di bohongi, di duakan, di madu itu melebih rasa sakit tertancap pisau belati.

Semoga tak ada lagi wanita yang tersakiti hatinya oleh permainan mereka, untuk itu waspadalah ya sist. Kunci mereka dengan ucapan akad, kalau dia banyak alasan segera kau tinggalkan untuk apa di pertahankan.

Masih banyak lelaki yang setia dan lebih pantas jadi teman hidupmu, karena perlu di ketahui "cintanya hanya di bibir saja" jadi untuk apa di pertahankan dan akan banyak membuang waktumu dalam kesia-siaan.

***************