cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
Bab 24 : Rasa Bersalah
Bab 25 : Rasa Bersalah

🌸🌸🌸
Kami adalah pengantin baru. Usia pernikahan kami baru berjalan dua minggu dan aku sudah ditinggal suamiku bekerja tepat 1 jam setelah kami menikah.

Lalu dimana letak perubahannya??. Yang berubah saat ini hanyalah status. Menyedihkan sekali.

Lily kembali merenungkan pernikahannya yang terjadi 2 minggu lalu. Pernikahan yang benar-benar serba kilat dan juga menyedihkan itu menjadi moment yang tak kan terlupakan baginya.

Sebagian dari sanak keluarga Lily memutuskan untuk tidak hadir dan memilih menghabiskan waktu mereka di hotel.

Mertua laki-laki adiknya, terlalu senang berlarian dengan Arion hingga terpeleset dan dilarikan ke Rumah Sakit. Jadi 15 menit sebelum acara dimulai, adik Lily dan suaminya pergi ke Rumah Sakit.

Varo yang Lily pikir tidak punya satupun keluarga dan teman dekat, secara tak terduga mengundang seluruh keluarga dari pegawai yang bekerja dengannya dengan syarat tidak boleh mengambil foto dan video.

Beberapa diantara mereka terlihat ikut bahagia tapi tentu saja sebagian dari mereka mencibir kearah Lily.

Varo juga secara khusus mengirimkan foto ketika ia mencium pipi Lily pada Jinhyuk dan memintanya datang ke pernikahan mereka. Entah kapan Lily tak tau. Yang pasti gadis itu terkejut ketika melihat Jinhyuk dan Mocca datang di hari itu.

Lily yang lupa memberi tau temannya itu akhirnya di marahi oleh mereka tepat sebelum acara dimulai.

Mereka tidak mendapatkan kado pernikahan apapun kecuali do'a semoga langgeng hingga akhir hayat.

Satu jam setelah acara pernikahan selesai. Varo mendapat telpon kalau terjadi perampokan di toko perhiasannya di Jepang, jadi ia harus segera kesana hari itu saja.

Masalah tidak selesai sampai itu saja. 3 pegawai tokonya yang mencoba melawan, tertembak dan di rawat di Rumah Sakit. Untungnya tidak ada yang meninggal saat itu.

Tapi, Varo harus tetap berurusan dengan polisi sampai perampok itu tertangkap, memperbaiki segala kerusakan yang ada di tokonya termasuk meningkatkan sistem keamanan yang baru. Juga mengganti perhiasan baru karena hampir setengah dari perhiasan yang lama yang dipajang telah di bawa lari.

Lily langsung menelpon pria itu menanyakan kabarnya ketika ia sampai di Jepang. Gadis itu sebenarnya entah kenapa merasa bersalah atas kejadian itu, karena harusnya Varo sudah pergi ke Jepang sejak sebulan yang lalu untuk mengurusi tokonya itu.

"Kalau saja aku tidak sakit, lalu kita tidak jalan-jalan ke pulau Harapan, kalau saja pernikahan itu...

"Udah dibilangin itu bukan salah kamu. Nggak ada hubungannya sama sekali sama kamu. Aku emang sengaja menunda kepergian ku ke Jepang dan itu keinginanku sendiri."

Sebenarnya kalau saja Lily tak mendengar cibiran dari sanak keluarganya ia tak kan begitu merasa bersalah.

'Emang dia pembawa sial kan. Dulu Bapaknya yang meninggal, sekarang dia mencoba menghancurkan karir suaminya'

'Jangan lupa soal kasus selingkuh di restoran terkenal itu, kan gara-gara dia restoran itu jadi sepi pelanggan'

Lily hanya bisa menarik nafas dalam mendengar cibiran-cibiran itu. Hari pernikahannya itu sama sekali tidak berlangsung bahagia.

Lily tak pernah menelpon Varo lagi. Ia takut menganggu pekerjaan pria itu. Jadi setelah pernikahan, ia mengurusi Mertua laki-laki adiknya yang ada di Rumah Sakit, membayar segala kebutuhan beliau sampai keluar dari sana.

Terjadi pertengkaran antara adiknya Lian dengan para sepupu dan pamannya. Mereka meminta Lily untuk membayar uang menginap di hotel, karena mereka ingin menginap disana 5 hari lagi.

"Kamu yang mengundang kami datang, jadi kalian yang harus membayar penginapannya."

Keributan memalukan itu terjadi di lobi hotel.

"Pertama, kakak ku dan kami tidak pernah mengundang kalian. Dan beruntungnya, kalian tidak diusir saat itu. Kedua, sebagian dari kalian bahkan tidak datang ke pernikahan kakakku. Dan sekarang kalian memaksanya untuk membayar tempat tinggal kalian. Benar-benar tak tau malu."

"Kalau kamu nggak mau suamimu malu, sebaiknya lakukan saja perintah kami. Kami bisa menyebarkan rumor yang mengatakan kalau kamu setelah menikah dengan pria kaya, menelantarkan keluargamu sendiri."

"......"

"Kenapa diam???, Takut suami mu malu kan!. Cepat bayar disana dan ah...kami juga belum makan, kami bosan makan makanan hotel, pesankan kami makanan paling mahal di Jakarta."

"....."

Lily yang sudah tidak tahan dengan kelakukan sanak keluarganya itu, akhirnya menarik nafas dalam menoleh ke arah satpam dan pegawai hotel yang sejak tadi melihat keributan itu.

"Usir saja!." Ucap gadis itu tegas. "Mereka bukan keluarga ku."

Setelah mengatakan hal itu. Lily dan Lian serta tunangan gadis itu pergi mengabaikan sumpah serapah mereka.


🌺🌺


Varo menelponnya malam itu. Mereka melakukan video call dengan topik utama adalah seputar Arion yang sudah bisa merangkai kata demi kata. Lily selama 1 setengah jam itu diabaikan oleh pria dan si kecil disampingnya.

Panggilan video itu berakhir ketika Arion menguap lebar. 15 menit kemudian si kecil itu sudah tertidur lelap.

Lily menatap ponselnya lama. Ia yakin pria itu sedang marah padanya, karena insiden yang terjadi dengan sanak keluarganya bermunculan di surat kabar dan media sosial, bahkan ada video rekaman saat itu mengatakan bahwa sanak keluarganya bukanlah keluarganya. Insiden itu membuat nama Varo yang terkenal sempurna jadi tercemar, banyak dari netizen yang tak tau situasi sebenarnya malah mencela Lily.

Gadis itu tak tau berita itu karena ia jarang menggunakan ponselnya untuk mengetahui berita luar. Jinhyuk lah yang telah memberitahunya dan khawatir padanya.

"Aku bisa membantu menghapus berita itu dari internet tapi tidak bisa dengan yang sudah dicetak disurat kabar atau majalah gosip lainnya. Ma'af tidak bisa membantu banyak." Pria itu malah meminta ma'af padanya.

Sedangkan Lily, sampai detik ini masih tidak berani minta ma'af pada Varo.

[Apa kamu udah tidur??]
Hapus.

[Boleh aku menelpon??]
Hapus.

[Aku...ingin minta ma'af soal....]
Hapus.

[Aku....

Lily menghela nafas dalam. Ia merasa frustasi. Gadis itu hanya terus menulis pesan lalu menghapusnya dan itu ia lakukan sepanjang malam.

Semakin ia kesulitan merangkai kata semakin Lily merasa bersalah pada pria itu.

Pagi harinya Lily merasa pusing. Ia tidak bisa tidur, gadis itu hanya beranjak dari tempat tidurnya untuk memandikan dan membuat sarapan untuk Arion.

Lily menemani Arion bermain, meski begitu sakit kepalanya tetap tak kunjung hilang. Begitu waktu tidur siang Arion datang, Lily menidurkan si kecil itu di sopa, namun gadis yang biasanya ikut tertidur itu, malah sama sekali tidak mengantuk.

Mungkin...aku menuliskannya saja di kertas. Aku...akan merangkai kata permintaan ma'af dengan baik.

Setelah menyelimuti Arion. Lily mengambil buku memo di dalam laci meja. Namun begitu menatap kertas warna warni itu, pikirannya langsung blank, dan itu malah bikin kepala gadis itu tambah sakit.

[Kamu boleh marah padaku..]
Coret.

[Aku minta ma'af telah merusak nama baikmu]
Coret.

[Aku akan mengganti semua kerugianmu]
Coret.

[Kamu boleh marah, boleh memaki, kamu...boleh melakukan apapun padaku. Asal kamu mema'afkanku]
Coret.

[Aku... merindukanmu]
....
Coret.

Lily menarik nafas frustasi, gadis itu kembali meletakkan buku memo itu ke dalam laci. Lalu meraih ponsel yang ia letakkan diatas meja.

Gadis itu mengirim pesan pada Varo.

[Kapan kamu pulang??]

Tapi pesan itu tidak dibaca bahkan sampai malam datang. Dan Lily menjadi 100% yakin Vario pasti membencinya.


🌸🌸🌸

Bab selanjutnya :

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...cc9521511150cb
Diubah oleh cicimasni 20-04-2020 14:09
mahardikaakmalAvatar border
Richy211Avatar border
delia.adelAvatar border
delia.adel dan 15 lainnya memberi reputasi
16
1.4K
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan