Kisah ini sudah lama sekali terjadi, entah waktu tepatnya kapan tapi bisa di bilang dialah cinta pertamaku. Cinta dalam artian sayang, bukan hanya retorika belaka.

Kisah kami berawal dari masa SMA, hampir serupa dengan kisah cinta dalam sebuah novel hanya saja tak tertuang indah dalam tulisan. Bahkan kalau saja tak ada paksaan di kala pandemi aku pun malu untuk menceritakannya.

Kenapa? Inilah kisah anak lelaki bodoh yang telah berani bermain dengan api cinta, hingga akhirnya terluka karenanya.

Apa cintaku bertepuk sebelah tangan? Jawabnya tentu "tidak".

Ia gadis yang sangat baik, bertalenta, bahkan hijabnyapun menutupi semua tubuhnya. Hanya wajah dan telapak tangan saja yang terlihat, berjalan dengannya pun ya harus jaga jarak. Intan permata itu lahir dari tempat yang terdalam dia hanya bisa diam tanpa bereaksi, seperti itulah sifatnya tanpa banyak bicara hanya tersenyum ketika ia setuju dan matanya mendelik ketika ia tak suka.



sumber gambar

Sebagai lelaki dia cinta abadiku hingga kini! Yup aku mencintainya setulus hatiku tanpa pamrih, yang terpenting ia bahagia bagiku itu sudah cukup.

Kenapa ia tak bersamaku? Dunia ini penuh liku terkadang dua insan yang jatuh cinta belum tentu bersatu, karena saat itu aku masih lugu. Cinta tak akan berjalan sempurna tanpa ekonomi yang memadai, cinta tak akan indah kalau hanya mendapatkan predikat pengangguran, cinta tak akan pernah bersatu tanpa ada restu dari orang tua.

Cinta masa remaja hanya bisa terucap di mulut saja, tapi realitanya cinta itu butuh pengorbanan, butuh perencanaan yang matang. Tak semudah hanya berkata "Aku Cinta Kamu" tapi harga diri yang dijual untuk menghadap calon mertua tak sesuai ekspektasi.

Maka itulah kebodohan dari diriku seorang lelaki yang hanya bisa berkata cinta tapi tak menunjukkan kualitas dari cinta itu sendiri, sudah pasti aku mundur perlahan meninggalkan mutiara yang sempat berada di hatiku.

Dan berusaha kembali untuk meniti jalan cinta yang lain, dengan perhitungan yang lebih matang. Benar saja tak lama aku mundur, mutiaraku pun menikah dengan sosok terpandang, baju safari yang cukup terang hingga embel-embel jabatan di depan nama membuat orang pun tunduk dan kagum.

Sebuah impian yang sempurna tapi itu bukan diriku, aku hanya bisa duduk di pojok dengan air mata yang membasahi pipi. Surat undangan bersulam emas itu bukan namaku, hancur hatiku ketika melihat ia bersanding. Tapi senyuman tegar tetap ku keluarkan, padahal batin ini merintih, sakit dan perih.



sumber gambar

Tapi aku laki-laki, aku membatin bila tiba saatnya nanti aku akan tundukkan seribu wanita dalam dekapanku dan ternyata waktu itu tak pernah ada. Aku tetap terpuruk dengan bayang-bayang dia di dalam ingatanku.

Hal itu selalu menjadi petuah untuk masa depanku bila bermain cinta siap-siaplah untuk terluka. Maka putus cinta hanya menjadi salah satu coretan indah yang tak harus di ratapi, tapi tersenyum dan selalu memperbaiki diri karena aku manusia yang tak sempurna.

Salam, saya c4punk semoga kisah ini dapat menghibur dulur-dulur semua.