- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pembubaran Ibadah Cikarang Berakhir Damai, Polisi : Terkait PSBB, Bukan Agama


TS
heavenisnomore
Pembubaran Ibadah Cikarang Berakhir Damai, Polisi : Terkait PSBB, Bukan Agama
Quote:

Beredar video kegiatan ibadah di rumah diprotes warga. Polisi lalu turun tangan memediasi. Ini hasilnya.
Dalam video berdurasi 31 detik yang diunggah akun Instagram @arionsihombing, terlihat ada dua orang pria mendatangi rumah warga. Salah satu pria yang mengenakan peci, baju kokoh putih serta sarung, menghardik penghuni rumah tersebut.
"Ini kan ibadah biasa Pak," kata si perekam video tersebut kepada pria berpeci, seperti yang dilihat detikcom di akun Instagram @arionsihombing, Minggu (19/4/2020).
"Bukan masalah ibadah, itu kaga boleh!" ujar pria berpeci. Dalam potongan video tersebut tak dijelaskan apa maksud kata 'itu' yang disampaikan pria tersebut.
Belakangan pihak kepolisian menyatakan bahwa hal yang diprotes oleh ketua RT tersebut adalah proses kumpul-kumpulnya.
Polisi menyelesaikan perkara ini lewat jalur mediasi. Kedua pihak akhirnya sepakat saling memaafkan.
Berikut duduk perkara 'pembubaran ibadah' di Cikarang yang berakhir damai:
Terkait PSBB, Bukan Sentimen Agama
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Hendra Gunawan mengatakan protes yang dilakukan tetangga terhadap warga yang sedang beribadah di Cikarang tidak ada kaitannya dengan sentimentil agama. Hendra menyebut pembubaran dilakukan dalam kaitan Pembaasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Kemarin itu nggak ada kaitan dengan agama. Kemarin masalah PSBB. Itu aja," kata Hendra keapda wartawan, Senin (20/4/2020).
Hendra mengatakan pihak keluarga yang tengah melakukan ibadah mengira tindakan yang dilakukan adalah pembubaran kegiatan keagamaan. Hendra menyebut maksud dari warga setempat adalah pembatasan jumlah warga yang berkumpul saat pandemi Corona.
"Dipersepsikan membubarkan kegiatan agama, padahal maksud dari pembubaran tokoh masyarakat itu adalah terkait dengan PSBB, tapi dipersepsikan oleh pihak keluarga bahwa kegiatan beragama dibubarkan. Nah itulah yang kemarin dimediasikan. Akhirnya ketemu dan sekarang jadi sahabat mereka," katanya.
Lebih lanjut, Hendra menegaskan kejadian yang viral di sosial media itu adalah sebuah kesalahpahaman. Dia menegaskan kedua belah pihak telah menyelesaikan persoalan tersebut melalui jalur mediasi.
"Intinya supaya tidak mispersepsi adalah adanya kesalahpahaman kedua pihak dan sudah dimediasi oleh pihak kepolisian dan hasil mediasinya akan terjalin lebih erat lagi komunikasi kedua pihak khususnya toleransi beragama. Itu aja, jangan aneh-aneh. Ini masalahnya tahu sendiri kan," ungkapnya.
Saling Memaafkan
Pagi ini, akun @arionsihombing menayangkan video klarifikasi atas peristiwa tersebut. Kedua belah pihak sepakat untuk saling memaafkan.
"Saya Kyai Haji Iman Mulyana tokoh agama dan tokoh masyarakat dengan ini menyatakan dengan tulus bahwa telah terjadi kesalahpahaman dengan bapak Jamin Sihombing. Dan malam ini kami berdua telah bermusyawarah dengan niat yang baik untuk saling menghormati satu sama lain dan hidup bertoleransi demikian pernyataan ini kami buat dengan tanpa paksaan dari pihak manapun juga," kata Iman dalam akun instagram @arionsihombing seperti dilihat Senin (20/4).
"Saya Jamin Sihombing warga Rawa Sentul dengan ini menyatakan bahwa memang telah terjadi kesalahpahaman," kata Jamin.
Miskomunikasi
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Hendra Gunawan mengatakan tetangga yang mendatangi rumah warga saat beribadah di Cikarang, Bekasi hanya kesalahpahaman. Hendra menyebut kedua belah pihak sudah bertemu untuk dimediasi.
"Dipersepsikan membubarkan kegiatan agama, padahal maksud dari pembubaran tokoh masyarakat itu adalah terkait dengan PSBB, tapi dipersepsikan oleh pihak keluarga bahwa kegiatan beragama dibubarkan. Nah itulah yang kemarin dimediasikan," ujar Kombes Hendra saat dihubungi, Senin (20/4/2020).
"Kemarin sudah kita mediasikan kemarin malam antara kedua belah pihak. Memang ada kesalahpahaman, miskomunikasi," imbuhnya.
Hendra mengatakan hasil dari mediasi tersebut adalah adanya kesalahpahaman. Di antaranya kurangnya komunikasi dalam menjalankan kegiatan keagamaan.
"Makanya kemarin salah satu kesepakatan dari kedua belah pihak adalah akan meningkatkan jalinan komunikasi dan komunikasi. Termasuk dalam hal penyelenggaraan keagamaan," katanya.
Hendra menjelaskan dalam rumah tersebut terdapat 11 orang yang sedang melaksanakan ibadah. Mereka semua adalah satu kerabat.
"Gini, di dalam rumah itu memang ada sekitar 11 orang. Tetapi itu saudaranya termasuk adiknya yang sedang merawat yang sedang sakit. Sehingga memang beribadah kemarin adalah keluarga rumah sendiri kalau tidak salah 7 orang, ditambah yang sakit 8 orang," katanya.
Kemudian keluarga dari satu kampung sekitar 3 orang, bukan satu kampung satu kerabatlah itu sekitar 3 orang. Adiknya. Jadi intinya kemarin itu keluarga. Cuma tidak ada komunikasi dari pihak keluarga ke pada warga setempat," tutur Hendra.
Selanjutnya
https://news.detik.com/berita/d-4983...rakhir-damai/2
Diubah oleh heavenisnomore 20-04-2020 12:14






sebelahblog dan 37 lainnya memberi reputasi
38
2K
Kutip
40
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan