Hi gansist, menjelang ramadhan segala kebaikan harus kita keluarkan dengan hati yang ikhlas, suci lahir dan batin. Tanpa mengharapkan embel-embel kembalian dari Tuhan, ketika kita berharap balasan akan ada benteng ikhlas disana.

Untuk apa sedekah kalau masih mengharap sedekah kita akan beranak pinak, diganti dengan kemewahan dunia? Bukan itu cara kerjanya kawan, berbuat baik itu ya harus tanpa pamrih, baik itu kepada manusia apalagi kepada Tuhan.

Sebagai mahluk sosial tolong-menolong, bantu membantu, dan juga saling gotong royong adalah sebuah hal yang wajar dan sudah selayaknya. Karena kebaikan bukan hanya berupa harta dan barang yang terlihat tapi jasa dan juga tenaga ketika kita membantu orang lain itu juga adalah sebuah kebaikan.

Besar dan kecil bantuan, bukan hal yang harus di nilai. Intinya bermanfaat dan dapat di gunakan dengan layak, apalagi ketika kita sedang kekurangan akibat imbas corona memberikan kebaikan dan mendapatkan kebaikan dari orang lain sering terjadi.



Dirumah saya membuat tempat cuci tangan untuk orang yang lalu lalang di depan rumah dengan ember plastik bekas, karena kita lihat saat ini kebersihan memang harus di tingkatkan di masa pandemi. Setidaknya bantuan kecil ini bermanfaat untuk banyak orang.

Tapi di lain hari, ketika perut sudah merintih bayangan gelap tentang miskin dan kelaparan menyergap di kepala. Saat itu saya berjalan tak tentu arah, entah mau kemana hanya berdo'a saja kepada sang pencipta.

Bayangkan PSBB memaksa kantong harus menjerit karena tak di isi, pekerjaan yang berkaitan dengan kumpul orang banyak pun dilarang maka akhirnya berdiam diri tanpa pemasukan. Alam seakan sedang berbicara "Ini adalah ujian, sedikit kelaparan, sedikit ketakutan, agar kita pantas untuk menjadi hambanya yang bersyukur dengan nikmat hidup" yah dengan berkendara sambil merenung, entah tiba-tiba saya melipir di dekat pemakaman di Kalibata.

Kuburan tempat para pahlawan, mereka telah berjasa dengan melawan para penjajah. Namun kita juga harus bersatu melawan corona, memikirkan negeri yang sedang merintih tiba-tiba ada seorang wanita paruh baya, matanya terlihat penuh iba kepadaku. Senyumnya tersungging sambil membawa sebuah kantong berisi sembako, sudah pasti aku pun membalas senyumnya lebih lebar lagi.

"Terima Kasih" aku tak kenal ia siapa, namanya pun sama sekali tak tahu ia segera pergi berlalu begitu saja. Mungkin buat orang yang mampu apa yang kudapat tidak seberapa, tapi buat diriku? Ini adalah hal yang mewah di kala pandemi belum berakhir.



Setidaknya, berbuat kebaikan tidak ada salahnya terkadang kita membantu dengan tangan diatas namun di lain waktu kita juga menerima dengan tangan dibawah.

Untuk itu yuk kawan, semoga saja kita selalu berbuat kebaikan, dimanapun dan kapan saja. Jangan pernah berfikir kebaikan yang kita buat akan mendapatkan balasan berupa kemewahan dunia, namun biarlah ia menjadi ladang amal untuk nanti disaat kita kembali kepada Nya.

Salam, saya c4punk see u next thread.