

TS
nfeb
Olahraga sebagai alat revolusi bangsa.
Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia, Bung Karno menjadikan olahraga sebagai media revolusi bangsa dalam bidang sosial, politik, ekonomi bahkan mental melalui karakter anak bangsa. Berawal dari Pekan Olahraga Nasional yang sukses membangun semangat persatuan ditengah konflik politik perjanjian renville yang rumit dan berbagai gejolak peperangan dalam negeri.
Tak hanya itu, semangat menaikkan harkat dan martabat bangsa juga dapat didapat dengan olahraga. Mengesampingkan segala urusan dan menerima banyak kritikan termasuk dari wakilnya sendiri, bung Karno berhasil berjuang untuk menjadi tuan rumah pertama pada Asian Games ke empat setalah dua kali ditolak pada Asian Games pertama dan kedua. Menurutnya ajang bergensi ini mampu membuktikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar.
Melalui Keputusan Presiden No. 79 tahun 1961 yang berisi tentang penyelesaian revolusi Indonesia yang multi kompleks, revolusi dalam bidang rohani/spirituil dan jasmaniah/fisik adalah merupakan unsur-unsur pokok bagi pembinaan bangsa dan negara serta pembentukan manusia Sosialis Indonesia.
Dengan pedoman tersebut, pemerintah membangun infrastruktur olahraga berstandar internasional yang meliputi gelora utama bung Karno, kompleks olahraga Senayan, stadion renang, stadion tenis dan venue olahraga lainnya. Hotel Indonesia dan Media pemberitaan TVRI juga ikut serta menyambut Asean Games.
Kebanggaan prestasi mulai terlihat, bulutangkis Indonesia yang sebelumnya menjuarai Thomas cup dan all England untuk pertama kalinya, kini pada Asean Games kembali memperoleh prestasi dan menyumbangkan paling banyak medali. Selain itu, pada atletik nomor sprint 100 meter ada M Sarengat dengan limit 10.5 tercepat di Asia dan baru dipecahkan 25 tahun kemudian. Dan berbagai mencapaian dari berbagai cabang olahraga lainnya sehingga Indonesia menjadi Runner up dibawah Jepang yang menduduki peringkat utama.
Asean Games adalah momen yang tepat untuk menjadi titik balik Indonesia terutama pada bidang olahraga. Acara besar tersebut meningkatkan pembangunan, menyerap banyak tenaga kerja dan mendorong perekonomian pada penginapan sampai jual beli berbagi kebutuhan acara. Akademisi juga bermunculan pada bidang olahraga, mereka turut berjuang agar Indonesia mampu mencapai muncak prestasi pada perlombaan setelahnya.
Kini semangat revolusi kurang membara, olahraga hanya dijadikan alat menjual diri agar masyarakat mengenal mereka mencari masa untuk kepentingan politik semata, proyek memperkaya diri dengan korupsi dana prasarana olahraga ataupun tunjangan para pelakunya, dipandang hanya sebagai hiburan semata bahkan menjadi alasan suporter untuk melakukan kekerasan yang tak usah disebutkan karena hal tersebut sangat menyedihkan. Bagaimana ? Sangat jauh dari cita-cita luhurnya bukan ? olahraga tidak lagi mempunyai makna yang agung.
Lebih parah lagi olahraga menjadi drama, alat judi dan jual beli prestasi. Tak heran pada pemusatan latihan terdapat para atlit titipan yang mampu lolos seleksi gara-gara orang dalam. Atau kasus wasit bayaran yang seenaknya mengambil keputusan demi memenangkan tim yang bersangkutan. Kasus lainnya yang marak terjadi adalah pengaturan skor dimana yang menang kalah dan sudah ditetapkan, berapa skor yang akan tercipta juga ditentukan. Rasanya perjuangan para pemain tiada artinya saat manajemen sudah tidak sehat. Seperti ketua umum PSSI tahun 2019, Joko Driyono yang ditetapkan sebagai tersangka pengaturan skor pada pertandingan sepak bola. Ada juga yang menghalalkan segala cara untuk menjadi juara dengan dopping, kasus suap wasit, atau bahkan cara supranatural ciri khas masyarakat Indonesia.Tak lagi menjadi rahasia, banyak cabang olahraga yang dikuasai mafia. Pemegang kebijakan pada olahraga juga tidak dipegang oleh ahlinya, karena mungkin olahragawan sendiri yang anti pada politik dan rela olahraga yang digemarinya dipermainkan oleh politik.
Memang beberapa masih memegang teguh makna dan sejarah olahraga Indonesia. Menjadikannya alat berjuang sesuai bidang yang dikuasai, tenaga pelatih, pendidikan jasmani, statistik, hukum olahraga dalam perwasitan dan kebijakan, kesehatan dan kebugaran sampai dalam bidang ekonomi dan sosial. Hal yang harus ditularkan kepada seluruh olahragawan bahwa
olahraga tidak terlepas dari kemerdekaan, menaikkan martabat bangsa dan menumbuhkan semangat patriotisme. Pelaku olahraga harus mempunyai rasa saling peduli, semangat tinggi dan kebanggan diri. Olahraga bukan hanya sekedar prestasi, tapi juga wujudkan cita cita luhur pendiri bangsa. Olahraga sebagi pemersatu bangsa, olahraga sebagai alat revolusi, olahraga yang membanggakan Ibu Pertiwi.
Menyedihkan jika kebanyakan mahasiswa olahraga tidak peduli dengan kondisi bangsa, yang seharusnya menjadi pelopor agen perubahan. Mampu memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Banyak bidang yang harus diperhatikan, tidak melulu soal perlombaan. Olahraga sesuatu yang besar, sesuatu yang kompleks pada kehidupan. Bahkan revolusi Indonesia sedang terjadi lagi, e-sport. Mungkin bisa kita bahas lain kali.
Kali ini, Semoga olahragawan mulai menduduki kursi pemegang kebijakan, mulai menggugat penyelewengan, mulai mendorong roda perekonomian, ikut berjuang dari segala aspek dan menghilangkan segala gap. Prestasi dan pendidikan yang tinggi untuk kemajuan olahraga dan bangsa Indonesia.
Salam olahraga ! Merdeka !
Tak hanya itu, semangat menaikkan harkat dan martabat bangsa juga dapat didapat dengan olahraga. Mengesampingkan segala urusan dan menerima banyak kritikan termasuk dari wakilnya sendiri, bung Karno berhasil berjuang untuk menjadi tuan rumah pertama pada Asian Games ke empat setalah dua kali ditolak pada Asian Games pertama dan kedua. Menurutnya ajang bergensi ini mampu membuktikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar.
Melalui Keputusan Presiden No. 79 tahun 1961 yang berisi tentang penyelesaian revolusi Indonesia yang multi kompleks, revolusi dalam bidang rohani/spirituil dan jasmaniah/fisik adalah merupakan unsur-unsur pokok bagi pembinaan bangsa dan negara serta pembentukan manusia Sosialis Indonesia.
Dengan pedoman tersebut, pemerintah membangun infrastruktur olahraga berstandar internasional yang meliputi gelora utama bung Karno, kompleks olahraga Senayan, stadion renang, stadion tenis dan venue olahraga lainnya. Hotel Indonesia dan Media pemberitaan TVRI juga ikut serta menyambut Asean Games.
Kebanggaan prestasi mulai terlihat, bulutangkis Indonesia yang sebelumnya menjuarai Thomas cup dan all England untuk pertama kalinya, kini pada Asean Games kembali memperoleh prestasi dan menyumbangkan paling banyak medali. Selain itu, pada atletik nomor sprint 100 meter ada M Sarengat dengan limit 10.5 tercepat di Asia dan baru dipecahkan 25 tahun kemudian. Dan berbagai mencapaian dari berbagai cabang olahraga lainnya sehingga Indonesia menjadi Runner up dibawah Jepang yang menduduki peringkat utama.
Asean Games adalah momen yang tepat untuk menjadi titik balik Indonesia terutama pada bidang olahraga. Acara besar tersebut meningkatkan pembangunan, menyerap banyak tenaga kerja dan mendorong perekonomian pada penginapan sampai jual beli berbagi kebutuhan acara. Akademisi juga bermunculan pada bidang olahraga, mereka turut berjuang agar Indonesia mampu mencapai muncak prestasi pada perlombaan setelahnya.
Kini semangat revolusi kurang membara, olahraga hanya dijadikan alat menjual diri agar masyarakat mengenal mereka mencari masa untuk kepentingan politik semata, proyek memperkaya diri dengan korupsi dana prasarana olahraga ataupun tunjangan para pelakunya, dipandang hanya sebagai hiburan semata bahkan menjadi alasan suporter untuk melakukan kekerasan yang tak usah disebutkan karena hal tersebut sangat menyedihkan. Bagaimana ? Sangat jauh dari cita-cita luhurnya bukan ? olahraga tidak lagi mempunyai makna yang agung.
Lebih parah lagi olahraga menjadi drama, alat judi dan jual beli prestasi. Tak heran pada pemusatan latihan terdapat para atlit titipan yang mampu lolos seleksi gara-gara orang dalam. Atau kasus wasit bayaran yang seenaknya mengambil keputusan demi memenangkan tim yang bersangkutan. Kasus lainnya yang marak terjadi adalah pengaturan skor dimana yang menang kalah dan sudah ditetapkan, berapa skor yang akan tercipta juga ditentukan. Rasanya perjuangan para pemain tiada artinya saat manajemen sudah tidak sehat. Seperti ketua umum PSSI tahun 2019, Joko Driyono yang ditetapkan sebagai tersangka pengaturan skor pada pertandingan sepak bola. Ada juga yang menghalalkan segala cara untuk menjadi juara dengan dopping, kasus suap wasit, atau bahkan cara supranatural ciri khas masyarakat Indonesia.Tak lagi menjadi rahasia, banyak cabang olahraga yang dikuasai mafia. Pemegang kebijakan pada olahraga juga tidak dipegang oleh ahlinya, karena mungkin olahragawan sendiri yang anti pada politik dan rela olahraga yang digemarinya dipermainkan oleh politik.
Memang beberapa masih memegang teguh makna dan sejarah olahraga Indonesia. Menjadikannya alat berjuang sesuai bidang yang dikuasai, tenaga pelatih, pendidikan jasmani, statistik, hukum olahraga dalam perwasitan dan kebijakan, kesehatan dan kebugaran sampai dalam bidang ekonomi dan sosial. Hal yang harus ditularkan kepada seluruh olahragawan bahwa
olahraga tidak terlepas dari kemerdekaan, menaikkan martabat bangsa dan menumbuhkan semangat patriotisme. Pelaku olahraga harus mempunyai rasa saling peduli, semangat tinggi dan kebanggan diri. Olahraga bukan hanya sekedar prestasi, tapi juga wujudkan cita cita luhur pendiri bangsa. Olahraga sebagi pemersatu bangsa, olahraga sebagai alat revolusi, olahraga yang membanggakan Ibu Pertiwi.
Menyedihkan jika kebanyakan mahasiswa olahraga tidak peduli dengan kondisi bangsa, yang seharusnya menjadi pelopor agen perubahan. Mampu memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Banyak bidang yang harus diperhatikan, tidak melulu soal perlombaan. Olahraga sesuatu yang besar, sesuatu yang kompleks pada kehidupan. Bahkan revolusi Indonesia sedang terjadi lagi, e-sport. Mungkin bisa kita bahas lain kali.
Kali ini, Semoga olahragawan mulai menduduki kursi pemegang kebijakan, mulai menggugat penyelewengan, mulai mendorong roda perekonomian, ikut berjuang dari segala aspek dan menghilangkan segala gap. Prestasi dan pendidikan yang tinggi untuk kemajuan olahraga dan bangsa Indonesia.
Salam olahraga ! Merdeka !


HernandezJoe memberi reputasi
1
478
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan