Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar baik muncul di tengah kepanikan global atas pandemi COVID-19. Pasalnya, obat penawar virus COVID-19, Remdesivir yang diproduksi Gilead Sciences Inc, menunjukkan kemajuan yang baik setelah diujicobakan pada monyet.

Setelah sebelumnya diuji kepada pasien terjangkit virus COVID-19 yang dilakukan di sebuah rumah sakit di Chicago, seperti dilansir dari AFP. Selanjutnya penawar virus corona ini diuji secara klinis terhadap kera.

Penelitian ini dirancang untuk mempelajari pemberian dosis dalam pengobatan pasien COVID-19, sehingga nantinya bisa dikonsumsi oleh manusia dalam skala yang lebih besar.

Adapun penelitian tersebut melibatkan dua kelompok enam kera rhesus yang sengaja terinfeksi SARS-Cov-2. Salah satu kelompok diberikan Remdesivir, dan kelompok lain tidak.

Nantinya kelompok kera yang diberikan Remdesivir akan menerima dosis intravena pertama 12 jam setelah infeksi, dan dilanjutkan selama enam hari ke depan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama seminggu setelah pemberian Remdesivir, kelompok kera tersebut menunjukkan peningkatan signifikan setelah pemberian dosis pertama. Tren peningkatan ini berlangsung selama seminggu pemberian dosis Remdesivir.

Remdesivir adalah salah satu obat pertama yang diidentifikasi sebagai obat yang bisa melawan virus yang terbukti efektif mengobati SARS dan MERS, di mana keduanya merupakan penyakit disebabkan oleh coronavirus (COVID-19).

Penelitian tersebut menunjukkan, kelompok kera yang diberikan Remdesivir memiliki kesulitan bernapas ringan. Berbanding terbalik dengan kelompok kera yang tidak diobati, kelompok kera yang diberi Remdesivir memiliki kerusakan paru-paru yang lebih sedikit dibanding yang tidak diobati.

Selain itu, jumlah virus yang ditemukan di paru-paru kelompok kera yang diobati juga lebih sedikit dibanding kelompok yang tidak diobati.

sumur

Kabar baik nih. Semoga cepet jadi antivirusnya.