Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

gilbertagungAvatar border
TS
gilbertagung
Ekonomi Tiongkok Kontraksi 6,8%
Ekonomi Tiongkok Kontraksi 6,8%
Listyorini, Jumat, 17 April 2020 | 09:57 WIB

Ekonomi Tiongkok Kontraksi 6,8%
Foto ilustrasi: Sejumlah pekerja berangkat ke pabrik. Sebagian manufaktur di Tiongkok sudah mulai buka.

JAKARTA, Investor.id – Biro Statistik Nasional Tiongkok melaporkan, Jumat (17/4/2020) bahwa produk domestik bruto (PDB) kuartal pertamanya mengalami kontraksi 6,8% pada tahun 2020 dibanding tahun lalu (year on year), sebagai dampak pandemi virus corona (Covid-19).

Kontraksi ekonomi Tiongkok ini menjadi penurunan pertama sejak setidaknya 1992, ketika catatan PDB triwulanan resmi dimulai, menurut Reuters. Jika dibanding kuartal keempat 2019, PDB Tiongkok turun 9,8%.

Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan PDB Tiongkok akan menyusut 6,5% pada kuartal pertama (Januari hingga Maret), dibandingkan dengan tahun lalu. Perkiraan dari 57 analis yang disurvei berkisar dari 28,9% kontraksi hingga ekspansi 4%.

Ekonomi Tiongkok tumbuh 6% pada kuartal sebelumnya, dari September hingga Desember 2019. Negara ini menghadapi tekanan luar biasa di tengah meningkatnya ketidakpastian dan ketidakstabilan akibat wabah Covid-19, kata biro statistik.

Tiongkok menghadapi kesulitan dan tantangan baru dalam melanjutkan kembali pekerjaan dan produksi. Ekonomi terbesar kedua di dunia itu terhenti awal tahun ini ketika Beijing menerapkan lockdown dan karantina skala besar untuk membatasi kontak manusia guna mencegah wabah Covid-19.

Pada kuartal pertama, penjualan ritel di Tiongkok turun 19% dari tahun lalu sementara produksi industri turun 8,4% pada periode yang sama. Data terbaru datang setelah ekspor turun tajam pada Januari dan Februari dibandingkan tahun lalu, dan aktivitas manufaktur anjlok.

Ekonomi Tiongkok mulai bergerak dengan dimulainya pembukaan banyak perusahaan dan pabrik-pabrik sudah bekerja kembali. Tetapi tantangannya adalah anjloknya permintaan global karena sebagian besar negara masih memberlakukan pembatasan sosial dengan ketat sehingga menurunkan aktivitas warganya dan tetap tinggal di rumah. Hal ini menyebabkan permintaan global anjlok tajam.

Sumber : REUTERS

Sumber
.doflamingo.Avatar border
4iinchAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan 6 lainnya memberi reputasi
5
480
4
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan