cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
Bab 18 : Pasif dan Pasif
Bab 18 : Pasif dan Pasif

🌸🌸🌸
Pertama….dia tidak pernah ada inisiatif meneleponku. Kecuali dengan jadwal yang sudah aku tetapkan.

Kedua…dia hanya meneleponku satu kali dan itu kemarin malam.

Ketiga…kenapa dia tak menanyakan kabarku??, Kenapa dia tidak bertanya apakah aku sudah makan atau belum??, Dan kenapa dari tadi selalu ada notifikasi penarikan dana dari kartu kredit yang aku berikan. Kenapa dia mendadak jadi boros??.

Keempat. Kenapa aku terus-terusan memikirkannya??. Aneh sekali.

'Kami di Namsan Park'

'Kami di Lotte World'

'Kami di Myeongdong'

'Kami di Namdaemun'

'Kami di Bukchon Hanok Village'

"……"

Ada puluhan foto yang dikirim Jae Wook juga pesan kemana saja mereka pergi selama lima hari ini. Dan kesimpulannya, Lily dan Arion bersenang-senang tanpanya.

Kalau saja pekerjaannya yang menumpuk ini cepat selesai. Ingin rasanya ia berlari dan pergi bersenang-senang bersama mereka. Tapi itu sangat sulit dilakukannya sekarang. Ia bahkan kekurangan waktu untuk istirahat.

Varo mengajak gadis itu menikah 3 bulan yang lalu. Tapi jawaban gadis itu akhirnya hanya tarikan nafas dalam dan berbalik pergi.

Ia pribadi tak pernah berpikir untuk berpacaran, apalagi menikah. Varo terbiasa menghabiskan waktunya untuk bekerja. Kehadiran si kecil Arion lah yang berlahan-lahan mengubah kebiasaannya.

Yang awalnya ia memiliki ruangan bersih dan simpel, sekarang malah ada begitu banyak boneka, pakaian bayi, popok bahkan berkaleng-kaleng susu bubuk di rumah maupun di kantornya. Juga ada biskuit susu dan beras, bahkan ada stroller yang berada tepat di samping meja kantornya.

Varo yang biasanya memang acuh tak acuh, berlahan-lahan jadi punya sifat peduli. Ia peduli pada Arion, ingin bayi kecil itu sehat dan ceria, hingga akhirnya Varo menyewa babysitter (Lily) karena ia tidak bisa mengawasi Arion 24 jam.

Nah disitulah letak masalah barunya. Arion membuatnya membutuhkan seorang babysitter yang akhirnya bukan hanya untuk memanjakan si kecil itu,  tapi juga untuk memanjakannya (Varo). Ia mendadak ingin diperhatikan gadis itu. Tapi sayangnya Lily terlalu pasif.

Kalau Varo tidak memberi perintah, Lily tak pernah sekalipun punya inisiatif untuk bertanya, atau melakukan sesuatu untuk Varo.

Sama seperti lima hari ini. Gadis itu malah bertingkah bak turis di Korea, dan Varo hanyalah Bank pribadinya.

'Aku ingin kalian ke kantor ku sekarang!!!, Aku tidak peduli kalian ada dimana. Aku tidak mau makan siang sendirian'

Varo meletakkan ponselnya dengan kasar, foto terakhir yang dikirim Jae Wook adalah mereka berpose bak pasangan suami istri dan anaknya, lengkap dengan senyum secerah mentari.

Menyebalkan!!!!


🌺🌺


Karena harus kembali ke rumah terlebih dahulu untuk mengambil makanan, mereka terlambat setengah jam ke kantor Varo, dan pria itu sudah memasang wajah super masam sejak mereka tiba 10 menit yang lalu.

Lily hanya diam dan menata makanan yang ia masak di atas meja dan tentu saja Jae Wook membantu gadis itu.

Tepat ketika keduanya saling pandang dan tersenyum. Suara gebrakan meja terdengar. Varo membanting map yang ia pegang.

"Kamu sudah tidak dibutuhkan lagi. Sekarang pergilah!!!" Varo berkata sambil menatap tajam ke arah Jae Wook.

Lily yang tidak mengerti karena Varo menggunakan bahasa Korea, langsung bertanya kepadanya ketika melihat Jae Wook bergegas pergi.

"Dia asisten pribadi ku. Bukan asisten pribadi mu. Kenapa dia harus repot membantumu!!."

"…."Jawaban ketus itu hanya membuat Lily kesal mendengarnya. Kan kamu yang nyuruh.

"Aku…belajar masak semua ini. Aku…pikir cukup enak, Jae Wook juga bilang kalau semua ini rasanya sudah mirip dengan yang biasa orang Korea makan. Jadi…

"Jadi kamu mengizinkannya makan makanan untukku lebih dulu??"

"Dia hanya mencicipinya saja. Tidak lebih dari satu mangkuk kecil untuk setiap makanan. Dia tidak berani makan karena takut dimarahi olehmu. Jadi aku hanya memasakkan nya ramyeon untuk makan siang. Setelah itu kami langsung kesini."

Setelah mendengar penjelasan itu, Varo malah tambah kesal. "Aku mau ramyeon!!.Masakan aku ramyeon sekarang!."

Yak ampun….

"Aku sudah susah payah memasak semuanya, tidak bisakah kamu makan ini saja" pinta gadis itu berusaha sabar.

Varo menunjuk kearah dapur kecil di dalam kantornya. "Suruh Jae Wook membeli ramyeon yang sama dengan yang ia makan, aku ingin makan yang persis sama. Bangunkan aku kalau semuanya selesai."

Pria itu pergi ke ruangan istirahat yang ada didalam kantornya, ia tidur bersama Arion yang memang sudah tidur siang sejak tadi.

Lily kembali memasak sebungkus ramyeon dengan topping keju, sayangnya ketika ia selesai dan memanggil Varo, pria itu malah terlihat tertidur nyenyak di samping Arion.

Gadis itu hanya menghela nafas dalam, lalu menutup pintu. Ia membereskan makanan yang tadi ia hidangkan diatas meja, meletakkannya lemari dapur untuk dihangatkan lagi nanti.

"Lalu….bagaimana dengan ramyeon ini??, Ini tidak mungkin disimpan." Lily melirik keluar pintu, tapi kemudian menggeleng. Jae Wook tadi sudah makan dan pria itu pasti kekenyangan. Jadinya Lily memutuskan untuk memakan ramyeon tersebut.
 

🌺🌺


"….."

Varo terbangun oleh gerakan disampingnya. Arion sudah lebih dulu bangun dan terus-terusan menepuk wajahnya.

Pria itu melirik kearah jam dinding, ia baru sadar sudah tertidur selama 2 jam lebih. Begitu Varo keluar ruang istirahat bersama Arion, ia mendapati Lily yang ketiduran di sofa.

Varo mendekatkan Arion ke arah Lily, dan tentu saja, si kecil itu dengan senang menepuk-nepuk wajah gadis itu dengan tangan kecilnya.

Yah, tidak sampai 5 detik, Lily terbangun, gadis itu langsung tersenyum dan mencium pipi si kecil, membuatnya tertawa.

"….."Varo hanya menatap keduanya dengan pandangan iri.

"Aku lapar!!, Mana ramyeon ku?"

"….."Begitu sadar akan pria itu. Hal yang didengar Lily hanya membuat gadis itu menggelengkan kepalanya.

5 menit kemudian, ramyeon dan makanan lain kembali dihidangkan diatas meja.

Sementara Varo makan dengan sangat lahap, Lily memberi makan Rion dan sesekali melirik kearahnya.

"Kalau ada yang ingin ditanyakan, tanyakan saja!. Kamu lirik-lirik begitu, buat orang lain nggak nyaman, tau nggak!!."

"…..kamu….kapan libur??"

"Besok."

"Mm…pengen istirahat aja dirumah??"

"Iya!!."

"…."Oke…..

Varo melirik kearah Lily yang berhenti bertanya, raut wajah gadis itu tidak terlihat senang.

"Kenapa??, Kamu masih pengen jalan-jalan??, Nggak puas keliling Seoul 5 hari ini??." Varo bertanya dengan nada sinis.

Lily menatap pria itu lama, sebelum akhirnya menghela nafas dalam. "Besok mau makan apa??."

"…...Akan ku pikirkan besok!."

Oke…

Lalu pembicaraan itu berakhir sampai jam pulang kerja Varo. Keduanya bahkan tidak saling bicara di dalam mobil.

Begitu sampai di depan rumah. Lily hanya keluar mobil sambil menggendong Arion yang masih terjaga.

"Kita nggak jadi jalan-jalan sama papa." Gumam gadis itu pelan. "Ma'af ya…" Lily kembali mencium pipi Arion.

Varo menatap keduanya dari dalam mobil. Jae Wook membukakan pintu mobil sambil bertanya, apakah besok ia diperlukan sebagai supir lagi.

"Besok dan minggu, libur kerja. Kau masih mau bekerja??" Tanya Varo heran.

Yang ditanya malah mengerutkan dahi bingung. "Ny. Lily bilang dia ingin mengajak Pak Direktur ke Namsan Tower untuk merayakan ulang tahun Arion."

"….."Varo terdiam beberapa saat. Ia lupa hari ulang tahun keponakannya itu. Ia juga lupa bahwa besok adalah hari kematian kakaknya.

"Aku akan membawa mobil yang lain. Kau libur saja." Ucap pria itu lalu masuk rumah.

Varo mengetuk kamar Lily yang masih berusaha menidurkan Arion. "Biasanya dia sudah tidur, dia juga sudah bertemu denganmu. Ini aneh sekali, tiap kali aku meletakkannya ditempat tidur, dia pasti merengek minta digendong."

"Biar dia tidur di kamarku!." Varo mengambil Arion dari gendongan Lily. Tapi belum sampai pintu keluar, si kecil itu malah menangis memanggil Lily.

"Mama~~…."

"……"Keduanya hanya saling pandang lalu pergi duduk diruang tamu sambil menenangkan Arion.

Si kecil itu memeluk Varo dengan erat, tapi jari kecilnya meraih ujung lengan baju Lily membuat gadis itu tak bisa duduk jauh dari mereka.

Jadilah, Lily bernyanyi pelan sambil mengelus rambut Arion. Ia memang biasa melakukan hal itu, tapi tidak dengan Varo yang berada disampingnya. Kecanggungan itu berlangsung hampir satu jam.

Lily membangunkan Varo yang juga ikut tertidur. Ia menyuruh pria itu pindah ke kamar. Tapi pria itu memintanya untuk tetap duduk disana karena dia ingin membicarakan sesuatu.

"Kenapa ke Namsan Tower??" Tanya pria itu tiba-tiba.

Lily cukup terkejut mendengar pernyataan itu, heran kenapa Varo bisa tau dia ingin ke sana.

"Karena besok ulang tahun Rion jadi…

"Bukan karena kamunya yang mau kesana dan menghabiskan uang di kartu kreditku." Varo memotong penjelasan Lily

Lily menarik nafas sebelum akhirnya bicara. "Aku…melihat-lihat isi rumah ini bersama Arion. Lalu kami masuk ke galeri foto di lantai atas dan….melihat banyak fotomu bersama kakakmu dan juga suaminya."

"Kamu dan kakakmu sepertinya sering pergi ke sana, juga ketempat-tempat yang kami kunjungi selama 5 hari ini. Kakakmu dan suaminya sepertinya juga punya banyak kenangan ditempat-tempat itu. Aku melihat foto terakhir mereka ketika umur kehamilan kakakmu baru 7 bulan. Dibelakang foto itu ditulis sebuah janji bahwa kakakmu akan merayakan ulang tahun Arion di Namsan Tower. Jadi….kupikir….

Lagi-lagi gadis itu terdiam sesaat dan menghela nafas dalam. "Lima hari ini, aku sebenarnya berharap kamu ada waktu buat Rion, dia udah bisa jalan sendiri. Tapi…asistenmu bilang, bahkan kamu kekurangan waktu untuk istirahat, jadi..kami berusaha untuk tidak menganggumu."

"Karena kamu mengeluh soal pakaian kemarin, makanya aku membelikan pakaian yang sama untukmu dan Arion. Jadi kalau kalian bersama, orang pasti berpikir kalian ayah dan anak, jadi….kamu nggak akan marah lagi. Tapi sepertinya aku belanja kelewatan. Aku membeli tanpa tau harganya, aku hanya pikir karena bahannya bagus jadi aku langsung beli."

"Aku nggak memakai uangmu untuk keperluanku, tidak sedikitpun."Lily mengeluarkan kartu kredit milik Arion dan memberikannya pada pria itu. "Aku minta ma'af, tidak bilang dulu padamu. Sebaiknya…kartu kreditnya aku kembalikan saja."

"….…"

Lily tersenyum canggung. "Aku bertanya pada Jae….maksudku…asisten mu, dia mengajariku cara menukarkan uang. Jadi, aku tidak akan memakai uangmu lagi."

Lily menunggu Varo bicara, tapi pria itu hanya diam saja.

"Besok, aku hanya akan membuat cake untuk merayakan ulang tahun Rion, di taman belakang rumah. Mm…..aku…akan memindahkan Rion ke kamarku, jadi aku tidak perlu mengganggumu besok pagi. Selamat malam." Lalu Lily pergi sambil menggendong Arion.

"……."

Varo mengutuk dirinya sendiri yang tak bisa membalas satu katapun dari penjelasan Lily. Ia hanya sadar, ia telah membuat Lily kecewa dengan ungkapan kekesalannya tadi.
 

🌸🌸🌸

 Bab selanjutnya :

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...77a953701a2c9c
Diubah oleh cicimasni 20-04-2020 13:44
tinkerbellAvatar border
saeful07Avatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 29 lainnya memberi reputasi
26
2.1K
6
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan