It's about friendzone, may be!


Dua insan yang saling merasakan kecocokan, berawal dari sebuah hubungan yang dinamakan pertemanan. Perasaan itu perlahan namun pasti terpatri dalam hati, setetes demi setetes hingga tak ubahnya menjadi cinta. Takut kehilangan hingga tak rela melihatmu dengan orang lain. Aku yang tak seharusnya menyimpan rasa padanya yang sudah kuanggap sahabat sendiri. Banyak orang bilang jika persahabatan yang diwarnai oleh cinta merupakan hal yang wajar. Tapi bagiku hal ini adalah noda.

Sama seperti apa yang sudah aku sembunyikan rapat - rapat dalam dada. Tanpa seorang pun tahu. Suara tawanya bukan lagi obat bagi telinga yang dikerubuti sepi, melainkan penyegar jiwa yang membuat perasaan menjadi sejuk seketika. Pemberontakan batin terjadi, bergulat antara pikiran dan hati. Pikiranku berkata "Jangan! Tidak boleh" tapi hatiku mengatakan sebaliknya, "Dia sangat indah! Apa salahnya mengagumi?".
***

Kugeletakkan pena di atas meja setelah selesai mencurahkan isi hati pada secarik kertas yang selalu aku robek dari halaman buku. Kertas itu tidak akan kusimpan, tapi aku hanyutkan ke aliran air sungai agar tak seorang pun dapat membacanya. Karena air telah melunturkan tinta di atas kertas itu, mengaburkan barang bukti bahwasanya aku mencintainya.

Di sekolah, teman - teman selalu berkata jika aku dan dia bagaikan panci yang bertemu dengan tutupnya. Orang jawa bilang "Tumbu oleh tutup"yang maknanya kita sangat cocok dan klop.

Sudah berulangkali telinga ini mendengar "ramalan" dari mulut teman - teman yang mengatakan kita berjodoh.

"Kamu sama Sandro itu jodoh!"
"Sudahlah, kalian memang jodoh. Buktinya wajah kalian mirip!"

Dalam hati aku mengamininya namun dari luar aku nampak acuh dan merasa biasa saja. Sebab aku tahu jika hatinya telah terisi dengan sosok perempuan lain yang dia elu - elukan. We are just friend, sebuah kalimat yang sangat benar karena sesuai fakta walaupun hati kecilku menolaknya. Hubungan macam apa ini? Apakah ini yang dinamakan friendzone?

Mungkin aku harus menjauh, agar harapan ini tidak membumbung terlalu tinggi melebihi garis batas yang seharusnya. Ketika aku putuskan untuk menjauh, nampaknya sesuatu yang tak kuduga justru terjadi.

Bersambung ....