- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Lady Duck


TS
chiiammu02
Lady Duck

Judul : Lady Duck
POV Kevin
Cinta, aku selalu mendapatkan banyak cinta dari mereka ketika melihat rupa dan statusku. Tapi, cinta mereka hanya kepuasan.
Kenalkan namaku Kevin Anggara cowok paling populer di sekolah. Cowok tak tertandingi di sekolah, di puja-puja para wanita dimana-mana. Kapten Basket, serta ketua OSIS. Perfect bukan? Bikin iri para cowok yang tak mampu bersaing dengan ketenaranku.
“Oh, tampannyaaa....” Sebuah pujian sering kudengar tiap hari saat melintas di depan mata wanita.
'Akui saja ketampananku ini telah memikat hatimu, salah satu keindahan dunia yang melintas di depanmu' kutarik simpul bangga.
“Ya, ampun. Ini bebek bapak? Tampannya, bebek bapak!”
“What!” Seketika kakiku mengerem mendadak. “Tunggu … tunggu, dia menyebut kata 'bebek'?!” gumamku lalu menengok kebelakang menebus cewek-cewek yang menghalangi.
“Dia memuji seekor be–bek? Be–bek?” Keningku mengeryit keras, tak percaya melihat siswi tadi yang barusan memuji itu memandangi seekor bebek yang di gendong oleh Pria Tua. Tampak riang dan mengelus-elus lembut tubuh bebek putih itu.
Jadi, barusan dia bukan memuji ketampananku? Tapi memuji seekor bebek buluk itu? Ada yang aneh dengan siswi itu. Mungkin penglihatannya ada yang salah.
"Hemm… ehemm,” Dehemku untuk memotong pembicaraan mereka berdua yang sedang asyik menatap bebek yang sok imut itu. Mata mereka berpindah melihatku. “Maaf, Pak. Tak bermaksud lancang, Bapak tak bisa membawa hewan itu ke sekitar koridor kelas karena bisa mengganggu kenyamanan murid yang memiliki alergi dengan hewan Bapak itu.” Lanjutku mengingatkan. Sebagai ketua Osis yang baik dan bermartabat.
“Ah, iya Pak. Jangan bawa-bawa bebeknya itu, nanti kotorannya bisa mengotori lantai. Keharuman Kevin bisa tersamarkan, deh.” Timpal murid cewek yang mengekorku.
“Hahaha … Bapak lupa. Dan kalian semua sedang apa segerombolan gitu nempel sama Nak Kevin?” tawa Kepsek, lalu menatap para murid perempuan yang mengelilingiku.
“Hati kami tertarik Pak!” Seru mereka serentak.
“Jangan ganggu Nak Kevin, kembali ke asal planet kalian sana!” Usir Kepsek menggusah mereka seperti mengusir ayam-ayam berkeliaran di lahannya.
“Yaa, Bapak mah nggak asyik ih,” seru seorang siswi mengeluh disuruh kembali.
“Daah, Kevin!” semua melambaikan tangan dan berwajah manis meninggal mereka bertiga.
“Daah, manis manis,” balasku berwajah manis agar mereka melayang seperti layangan di tiup angin.
Yah, pemilik sekolahku memiliki sifat tak umum. Aneh. Abnormal. Itu penilaianku selama sekolah di Brama Satya. Kebiasaannya yang menurutku jauh beda dari pria-pria berumur menghabiskan waktu. Pak Bastian malah suka menyendiri lalu senyam seyum melihat bebeknya. Suka ngobrol sama bebek, di ajak bercanda. Pernah kedapatan makan ditemani bebek di meja kerjanya? Mana ada yang berlaku seperti itu? Walau katanya bebek putih itu sepeninggalan istrinya. Tapi, itu dari sudut pandangku aneh, main sama bebek yang nggak paham apa-apa.
Tapi, Pak Bastian punya tubuh yang tegap, gagah, serta memiliki janggut hingga ke jabang yang tipis, dan mata yang bulat seperti bayi. Entah mau dibilang apa? Antara tampan atau imut, begitulah. Dan setiap hari aku harus mengingatkannya untuk tak membiarkan bebeknya berkeliaran di koridor sekolah.
“Banyak tugas yang harus kamu bereskan sebagai Ketua OSIS. Kamu harus mengatasi kasus satu ini," selembar kertas di sodorkan kepadaku. “Bapak percaya padamu, jika kamu mampu selesaikan kasus itu.”
“Serahkan padaku, Pak.” Kusunggingkan senyum manis bukan untuk Kepala Sekolah tepatnya sengaja membuat siswi itu merasakan degup jantung yang kencang.
“Manisnyaaa, aduuh rasanya mau peluk.” Ternyata senyumku bisa membuat dia terpesona.
“Pak, bebek bapak pintar. Boleh aku peluk, Pak?”
What? Jadi, yang barusan dia bilang itu untuk bebek putih Kepala Sekolah? Dia tidak melihat senyum manisku? Siapapun yang melihatnya seperti burung merpati klepek-klepek. Benar, ada yang aneh dengan cewek satu ini? Masa iya bebek Kepala Sekolah itu jauh lebih menggoda dari pada cowok populer sepertiku.
“Tentu, Marianne. Kamu suka dengan bebek juga?”
“Ya, Pak. Bebek bapak tampan yaa.”
‘Apanya sih yang tampan?' lirikku memerhatikan bebek yang di peluknya. Dasar cewek aneh!
“Kapan-kapan aku boleh main sama bebek bapak?”
“Oh, tentu. Sekarang Bapak harus pergi memindahkan si Blacky ke halaman.”
“Dah, Blacky.”
Kepsek pun melangkah pergi, tinggal aku dan dia. Aku menatapnya dari wajah hingga keseluruhannya. Tampak normal.
“Apa? Lihatnya sampai begitu, belum pernah lihat yaa?” tanyanya ketus.
“Ah … bukan.”
“Yasudah, aku harus pergi.” Cewek itu melangkah pergi, dia benar-benar mengabaikanku tak seperti cewek umumnya yang menempel.
Kuyakin siswi itu berpura-pura atau memang dia aneh. Tapi, cukup unik dan menarik untuk kutelusuri.
Bersambung...
Masih dalam belajar, jika ada yang salam dalam tulisan tolong bantu perbaiki.

Terima kasih telah membaca, silahkan krisan dan kritiknya.






nona212 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
517
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan