Ayam Kampung dan Kandang Warisan

Selamat pagi, siang dan malam agan sista semuanya
Jumpa lagi dengan tulisan sederhana ane nih, yang kali ini akan membahas tentang peliharaan ane dirumah nih. Yuk langsung disimak aja ya



Setelah sekitar delapan tahun diwariskan beternak ayam kampung ini, ane ingin berbagi pengalaman dengan agan sista semuanya. Nantinya kalian bisa kasih komentar atau saran juga buat ane ya...
Ane punya dua jenis kandang di belakang pekarangan rumah ane. Kandang yang pertama adalah kandang umbaran, sementara kandang lainnya adalah kandang intensif.

A. Kandang Umbaran



Kandang jenis ini ane gunakan untuk mengumbar ayam kampung ane secara bebas tanpa perlu memasukkan ke kandang kecil. Untuk menghindari pemangsa seperti Biawak, Musang dan Ular ane mengelilingi kandang umbaran ane dengan pagar bambu yang cukup tinggi dan rapat sehingga binatang predator tersebut tidak mungkin masuk dan memangsa ayam kampung ane. Ane membuat kandang umbaran ini karena memang pekarangan belakang rumah ane cukup luas, sehingga lebih dari cukup untuk membuat kandang umbaran dengan luas kurang lebih 50 meter persegi. Ane cukup menyediakan beberapa tempat berteduh dan bertelur ayam.



Namun dari pengamatan ane, ada kekurangan dan kelebihan beternak secara umbaran ini gan sist. Kelebihannya ayam-ayam ane lebih sehat dan tahan terhadap penyakit dibanding ayam yang ane pelihara di kandang kecil. juga ayam jantan ane jadi lebih liar dan beringas, jadi lebih cocok buat ayam jago aduan nih Tapi kalau agan sista yang ingin beternak ayam dan ingin cepat berkembang biak, jenis kandang umbaran ini sangat tidak cocok. Karena kekurangan jenis kandang ini adalah selain butuh lahan yang cukup luas, proses berkembang biak ayam cukup lama. Indukan juga kadang asal-asalan dalam mengerami telurnya, jadi persentase untuk menetasnya kecil. Selain itu pengawasan di kandang ini juga ekstra hati-hati, harus dipastikan benar bahwa kandang umbaran kita benar-benar aman dari predator pemangsa ayam.

B. Kandang Intensif



Ane membuat kandang intensif (kandang berukuran lebih kecil) agar proses berkembang biak ayam-ayam peliharaan ane jadi lebih cepat. Meskipun ane tidak menggunakan mesin tetas telur, alhamdulillah selama ini persentase telur yang menetas sekitar 90 persenan. Khusus ayam-ayam yang ane pelihara di kandang intensif ini ane jual gan sist, ya itung-itung buat nambah uang dapur sekaligus untuk menutupi biaya pakan semua ayam peliharaan ane
Mayoritas ayam di kandang jenis ini dagingnya lebih banyak alias lebih gemuk. Ya maklumlah gan sist, pakan dan vitaminnya ane jaga dengan baik. Beda dengan ayam peliharaan di kandang umbaran, pakannya tidak teratur karena mereka sudah bisa mencari pakan sendiri di alam.



Namun yang perlu diperhatikan jika gan sist akan memelihara ayam dengan jenis kandang intensif ini. Faktor kebersihan dan makanan juga perlu ekstra perhatian. Apalagi musim hujan seperti sekarang, resiko penyakit jadi lebih tinggi. Kalau ane sih mensiasati dengan memberikan jamu tradisional ala ane

Sebenarnya kalau dituliskan disini semua akan jadi panjang tentang bagaimana pemeliharaan ayam kampung ala ane, mulai dari menetas hingga menjualnya. Kembali ke bahasan awal tadi, disini ane hanya berbagi secara singkat bagaimana ane melihara ayam-ayam kampung di kandang warisan almarhum ortu ane.

Intinya sih, melihara ayam itu tidak sulit gan sist. Kalau ada yang bilang “ane gak bakat pelihara ayam, ane tidak jodoh pelihara ayam. Ah itu cuma sugesti saja. Buktinya ane yang dulunya tidak pernah sekalipun membantu ortu ane melihara ayam, sekarang malah bisa beternak

Sekian dulu tulisan singkat nan berantakan dari ane, ditunggu komentarnya ya