Kaskus

News

Lockdown666Avatar border
TS
Lockdown666
Ada Kabar Buruk dan Kabar Baik dari China, Mau Dengar?
Ada Kabar Buruk dan Kabar Baik dari China, Mau Dengar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada kabar baik dan kabar buruk datang dari China hari ini. Dua kabar itu bisa menjadi sentimen yang menggerakkan pasar.

Kabar buruknya dulu ya. Ada kecenderungan pandemi virus corona (Coronavirus Desease-2019/Covid-19) di Negeri Panda agak meningkat.

Pada 12 dan 13 April, pasien positif corona di Negeri Tirai Bambu bertambah masing-masing 0,14%. Ini adalah laju tercepat sejak 28 Maret.


Kasus corona relatif stabil dan terjaga di China. Namun karena statusnya sebagai ground zero penyebaran virus corona, setiap kenaikan akan mendapat persepsi bahwa China bakal memasuki penyebaran fase II. 


Kini, China malah mewaspadai penularan dari luar negeri (imported case). Pemerintah China memperketat penjagaan di perbatasan dengan negara lain, seperti Rusia.

"Imported case masih sangat berisiko tinggi pada minggu April. Perbatasan kami begitu panjang, dan banyak wilayah yang bergunung-gunung, jalan tikus, penyeberangan kapal, situasinya sangat kompleks," kata Liu Haitao, seorang petugas imigrasi China, seperti diberitakan Reuters.

Apa yang terjadi di China membuat investor (dan seluruh dunia) cemas. Jangan-jangan kasus corona di AS dan Eropa yang kini mulai mereda hanya sebuah jeda waktu untuk menyambut penyebaran gelombang berikutnya...

Kekhawatiran itu yang membuat pelaku pasar masih berpikir dua kali untuk masuk ke aset-aset berisiko di negara berkembang. Akibatnya, pasar keuangan Asia masih diwarnai volatilitas yang tinggi.


Namun ada kabar baik yang bisa membuat pasar sedikit lega. Otoritas kepabeanan China melaporkan pada Maret 2020 ekspor China terkontraksi atau tumbuh negatif -6,6% secara year-on-year (YoY). Meski masih minus, tetapi membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi sampai 17,2% YoY.

Sementara impor China bulan lalu juga masih di zona negatif dengan kontraksi -0,9% YoY. Seperti ekspor, impor pun mencatat perbaikan karena pada Februari 2020 terkontraksi -4% YoY.

Dengan kondisi tersebut, maka neraca perdagangan China membukukan surplus US$ 19,9 miliar. Jauh membaik ketimbang bulan sebelumnya yang defisit US$ 7,09 miliar. Defisit pada Februari 2020 adalah yang pertama sejak Maret 2018 dan terparah sejak Februari 2017. 


Perbaikan ekspor China membawa harapan bagi dunia. Pasokan bahan baku/penolong untuk industri manufaktur global bisa kembali lancar.

Ya, China adalah pemain penting dalam rantai pasok manufaktur global. Riset DBS mencatat  China menyumbang 30-40% dari total ekspor produk tekstil dan alas kaki global. Selain itu, sekitar 20% ekspor mesin dan peralatan listrik dunia berasal dari Negeri Tirai Bambu. 


Ada Kabar Buruk dan Kabar Baik dari China, Mau Dengar?

Indonesia termasuk negara dengan ketergantungan tinggi terhadap pasokan bahan baku/penolong dari China. Pada 2019, nilai impor Indonesia dari China mencapai US$ 44,91 miliar, tertinggi di antara negara-negara lain di kolong langit.

Impor terbesar dari China adalah perangkat telekomunikasi dan bagiannya (HS 764) yaitu US$ 4,49 miliar. Disusul oleh mesin pemrosesan data otomatis dan bagiannya (HS 752) senilai US$ 1,71 miliar. 


Produk Impor Terbesar dari China 

HS Produk Nilai (US$)
728 Mesin lain-lain dan perlengkapan khusus untuk industri tertentu 1,079,110,752
741 Peralatan pendingin dan penghangat ruangan serta bagiannya 1,666,336,139
752 Mesin pemrosesan data otomatis dan bagiannya 1,713,764,636
764 Peralatan telekomunikasi dan bagiannya 4,499,046,441
778 Mesin listrik dan perangkatnya 1,066,133,646 


Pulihnya ekspor China (walau bertahap) memberi harapan bahwa pasokan bahan baku/penolong ke industri Tanah Air bisa berangsur normal. Bukan apa-apa, seretnya pasokan bahan baku adalah biang keladi penurunan kinerja industri manufaktur dalam negeri, seperti yang tertuang dalam laporan Prompt Manufacturing Index keluaran Bank Indonesia. 

Semoga kabar baik ini bisa berdampak lebih besar di pasar sehingga menumbuhkan risk appetite investor. Ketika itu terjadi, maka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah bisa lebih stabil, tidak mudah 'digoyang'. 

sumur

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...a-mau-dengar/1
.doflamingo.Avatar border
4iinchAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan 3 lainnya memberi reputasi
4
777
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan