#Renungan Malam

Bismillahirrahmanirrahim.

Malam ini kembali mata tak bisa terpejam, setelah rentetan bayangan hitam terus menganggu pikiran dan bau busuk menyengat di telapak tangan kiri meski telah dicuci berulangkali.

Namun, bau hilang dalam sehari dan aku pun jatuh sakit.

Mungkin ada yang harus kutuliskan agar sehat kembali. Menulis tentang pandemi Covid-19, misalnya.

Setiap musuh Tuhan yang mengaku "tak ber-Tuhanmelancarkan tendangan dengan menciptakan virus mematikan bernama Sars Covid-19 yang konon sebetulnya virus ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, sekarang entah mengapa bisa bangkit dari mati suri, lalu terlepas lagi dan merajalela membunuh para mangsa tanpa pandang beragama apa pun.

Namun, beribu aksi dilakukan oleh musuh Tuhan yang mencoba menandingi kuasa-Nya. Banyak umat yang mengembuskan napas karena virus ini. Mereka tak pernah bisa berpikir bahwa Tuhan begitu mudahnya memerintah virus manapun untuk menjadi pasukan-Nya.

Senjata itu akan berbalik "memperingati" para musuh-Nya yang tiada ber-Tuhan. Hanya untuk menunjukkan kepada dunia, bukankah Tuhan sudah memberi kita peringatan sejak ribuan tahun lalu?

Bagaimana Tuhan mengutus burung ababil untuk melenyapkan tentara gajah saat akan menghancurkan kota Mekkah?

Bagaimana Tuhan mengutus air bah untuk menenggelamkan kaum Nabi Nuh yang ingkar?

Bagaimana Tuhan merajam kaum nabi Luth yang ingkar dengan menjatuhkan batu api panas dari atas gunung yang meletus di negeri Sodom?

Bagaimana Tuhan memerintahkan air Laut untuk menenggelamkan Firaun beserta para pengikutnya?

Bagaimana Tuhan mampu mendinginkan api yang membakar tubuh Nabi Ibrahim di hadapan Raja Nambruz dan pengikutnya?

Bagaimana Tuhan memerintahkan melenyapkan kota-kota "tanpa Tuhan" dalam sekali tiupan hingga seperti helaian kapas tiada arti?

Beribu umat-Nya yang mati akan tetap mati dalam keadaan baik.
Itu janji-Nya bagi manusia yang beriman pada-Nya.

Tuhanku adalah Allah. Sang Maha dari yang maha. Sang Pemilik Skenario Terbaik sepanjang masa, yang tak pernah ingkar dengan janji-Nya. Sang Maha Raja Pemilik bumi dan alam semesta. Atas perintah-Nya lah semua dapat bergerak dan bernapas.

Sehelai daun saja terjatuh, sudah dihitung se-per sekian detik dan jatuhnya di manapun sudah tertulis di Lauhul Mahfuz. Termasuk merajalelanya virus ini.

Apakah kita akan tetap selalu ingkar pada-Nya?

Mulut bisa komat-kamit berkata merindukan Ramadan. Namun, apakah bila Allah enyahkan pandemi ini, kita akan berubah 180 derajat untuk beribadah pada-Nya atau kembali melupakan ajaran Allah dan asyik memeluk dunia beserta isinya yang memabukkan?

Allah beri 14 hari untuk berpikir tapi kita tetap lebih mencintai keluarga, harta dan pekerjaan!

Allah beri waktu sebulan untuk kita mengingat, tapi kita tetap lupa pada-Nya!

Tak sedikit pun bertaubat. Tak sedikit pun berubah. Padahal semua telah ditunjukkan atas kuasa-Nya sebagai pemilik dari kerajaan langit dan bumi!

Padahal Allah sangat gampang untuk mengubah virus Covid-19 ini hanya seperti virus flu biasa.

Pada-Mu aku berlindung dari dibisukannya berita tentang-Mu.
Pada-Mu aku berlindung dari ditulikannya telinga untuk tak mendengar peringatan-Mu.
Pada-Mu aku berlindung dari segala kejahatan setan dan manusia dengan semua triknya yang tak kasat mata untuk membutakan setiap mata agar tak melihat Kebesaran-Mu.

Pada-Mu aku berlindung saat Dajjal datang dan memenjarakan hati yang buta dan telinga yang tuli.

Kekuasaan-Mu yang Maha Agung.
Tak bisa dibandingkan dengan andad-andad yang lain.
Hanya Engkau yang patut kudengar dan kutaati.

Ashadualla illahaillallah Waashaduanna Muhammad rasulullah

Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan-Nya

Saksiku disaksikan oleh dua malaikat. Disaksikan oleh bumi beserta isinya. Disaksikan oleh ikan-ikan di lautan, semut-semut, gunung-gunung yang bergetar, dan seluruh malaikat yang mendoakan dari atas langit.

Semoga tulisan ini bisa menghapus dosa-dosaku yang telah lalai pada-Mu.

Sumber : hasil merenung pribadi.