Kuda lumping merupakan tarian yang menyeramkan, apalagi saat penari melakukan adegan-adegan berbahaya seperti memakan kaca dan melukai tubuhnya. Namun, dibalik itu semua ternyata kuda lumping memiliki pesan yang mendalam, seperti keberaian dan kesucian.

Kuda lumping atau sering disebut dengan jaran kepang atau jathilan merupakan tarian tradisional Jawa yang menampilkan prajurit berkuda. Lebih tepatnya, tarian ini berasal dari Ponorogo.

Permainan ini memang seringkali mengagetkan karena melibatkan kejadian magis diluar nalar manusia.



Menggambarkan Sifat Manusia
Kesenian kuda lumping sangat populer di kalangan Jawa Tengah. Tarian ini juga sempat meredup namun bisa bangkit kembali ke ranah pertunjukkan.

Kesenian dengan pesan moral yang mendalam ini memang seharusnya terus dijaga di masyarakat. Pertunjukkan kuda lumping juga sangat unik dan seringkali menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Kesenian kuda lumping menggunakan sebuah kuda-kudaan yang dibuat dari bahan bambu. Bambu dianyam kemudian dipotong membentuk kuda.


Kuda buatan ini juga dihiau dengan rambut palsu berbahan tali plastic yang dikepang. Selain itu, kuda yang digunakan juga dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Warna-warna tersebut memiliki makna tersendiri.

Kepercayaan Terhadap Roh Leluhur
Kuda lumping bukan hanya menampilkan gerakan para prajurit yang menunggang kuda, namun juga menampilkan beberapa hal lain yang menyeramkan, seperti kesurupan. Pada saat penari menarikan kuda lumping, nantinya aka nada salah satu penari yang dirasuki oleh roh.

Roh tersebut diyakini merupakan arwah nenek moyang. Saat mereka kerasuka, mereka akan melakukan adegan-adegan yang berkaitan dengan kekuatan magis. Seperti menyayat tubuhnya menggunakan senjata tajam, membakar diri, mengunyah kaca, dan lain-lain.

Namun, saat melakukannya mereka sama sekali tidak terluka maupun kesakitan. Menurut sejarahnya, hal ini disebabkan oleh kekuatan supranatural di Jawa pada zaman dulu.

Makna Kesenian Kuda Lumping
Selain hal-hal diluar nalar tersebut, sebenarnya pertunjukkan ini memiliki makna yang menggambarkan semangat serta jiwa kepahlawanan dari para prajurit berkuda di medan perang.

Hal ini dapat terlihat dari gerakan-gerakan yang ditampilkan oleh para penari yang menggerakkan serta mengibaskan rambut kuda.

Selain itu, makna tarian ini juga berkaitan dengan kehidupan manusia yang bisa diambil dari pertunjukkannya. Untuk masalh kerasukan, dipercaya bahwa hal tersebut merupakan simbol pengingat bahwa di luar kekuatan manusia, ada unsur kekuatan lain diluar kendali manusia.

Nah, bagaimana sobat? Ada kah dari kalian yang pernah menonton langsung dan merasakan kengerian pertunjukkan ini?

Kalau belum, cobalah untuk menontonnya saat berkunjung ke Jawa atau kalian bisa menikmati aksinya lewat Youtube. Terimakasi, semoga artikel ini bermanfaat.