Sebagian besar kesalahpahaman antara pria dan wanita tentang seks berasal dari kenyataan bahwa mereka menggunakan seks untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda.

Secara bawah sadar, rute terbaik seorang wanita untuk mendapatkan masa depan yang baik serta anak-anak yang sehat adalah dengan menikahi pria yang sukses. Di masa lalu, perempuan mencari seks sebagai bentuk dari "rasa aman". 

Bahkan hari ini, masih ada banyak daya tarik dalam diri seorang pria yang dapat memberikan lingkungan yang aman dan stabil bagi seorang wanita.

Wanita pernah menderita dalam sejarah panjang karena masalah diskriminasi gender oleh masyarakat. Karena itu, banyak dari mereka yang bukannya menggunakan seks untuk kebutuhan "rasa aman", melainkan untuk mencari kebutuhan psikologi akan "koneksi", sebab wanita akan dikondisikan dan dinilai buruk jika melakukan seks untuk alasan yang lain.

Di sisi lain, Pria menggunakan kehidupan seks sebagai simbol "status"terhadap pria lainnya. Misalnya di beberapa negara maju, jika kamu adalah seorang pria yang pernah tidur dengan banyak wanita, biasanya kamu akan dianggap sebagai pria yang lebih sukses.  

Oleh karena itu, sebagian besar pria mencari seks untuk memenuhi kebutuhan mereka akan "harga diri" .

Perbedaan kebutuhan psikolgis inilah yang membuat banyak pria dan wanita gagal untuk saling memahami. Mereka biasanya akan saling mengkritik sata sama lain karena menganggap pasangannya tidak dapat memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan.





Solusinya adalah bahwa pria dan wanita perlu untuk mengembangkan diri mereka secara independen dan memenuhi kebutuhan psikologis mereka sebanyak mungkin, namun bukan dengan mengejar kehidupan seks.

Mengejar seks untuk memenuhi kebutuhan "harga diri"ataupun "koneksi" hanya akan membuatmu berperilaku dengan cara yang tidak menarik dan banyak menimbulkan konflik dengan pasangan.

Penuhi semua kebutuhan psikologismu dengan berbagai sumber lainnya dalam hidup ini (Kehidupan keluarga dan sosial yang sehat, kehidupan profesional dalam karir, Olahraga, Travelling, Menikmati hobimu, dan lain-lain).

Setelah semua kebutuhan tersebut terpenuhi maka kehidupan seks-mu akan lebih menarik dan menyenangkan karena tidak adanya kebutuhan psikologis yang harus dipenuhi oleh seks itu sendiri - kecuali kepuasan birahi

Banyak kasus, pria dan wanita yang terperangkap dalam kebutuhan mereka dan memproyeksikan kebutuhan tersebut kepada semua orang di sekitar mereka. Wanita melihat pria sebagai sosok yang dingin dan kejam karena mereka mengharapkan pria memiliki kebutuhan "koneksi" yang sama dengan mereka.

Sedangkan Pria melihat wanita sebagai sosok yang manipulatif dan penuh tipuan karena mereka menganggap wanita menggunakan seks sebagai alat untuk "harga diri" seperti yang pria lakukan



Manusia telah mengembangkan sistem psikologis keterikatan emosional. Benar-benar tidak disengaja namun universal, terlepas dari budaya, usia atau ras, kita secara mendalam dan kuat terikat satu sama lain sepanjang hidup kita.

Dimulai dengan seorang anak hingga orang tuanya. Dan dengan asumsi orang tua kita tidak terlalu mengacaukannya, keterikatan itu bergerak melampaui orang tua kita dan ke pasangan kita (tidak semua).

Peningkatan Oksitosin, Serotonin, penurunan kadar Testosteron, penurunan aktivitas korteks prefrontal - proses ini dirancang untuk membuat kita mabuk cinta satu sama lain bahkan cukup lama untuk setidaknya sampai kita membesarkan satu atau dua anak (atau sepuluh?) yang sangat sehat dan aktif.

Di beberapa sisi seks benar-benar merupakan fungsi fisiologis dan dalam dalam beberapa hal, seks sama dengan "ngemil" (keinginan, bukan kebutuhan),evolusi telah mengaitkan hasrat kita untuk seks dengan kebutuhan psikologis akan "harga diri" dan "koneksi"



Mereka saling terhubung dan tidak ada yang bisa memutuskannya. Bahkan jika seseorang berhasil menekan keinginannya itu. biasanya mereka akan datang kembali dalam bentuk kompensasi yang lebih besar.

Itulah mengapa ada seseorang yang terlihat dingin sekalipun bisa meledak emosinya, dan terkadang pada waktu yang tidak kita duga. Itulah sebabnya wanita menginginkan dunia yang penuh romansa setiap harinya. Itulah sebabnya kita terus menerus pacaran meskipun akhirnya mengecewakan.

Itu jugalah sebabnya pornografi yang berlebihan dapat membuat anda merasa bersalah karena anda akan sadar bahwa anda tidak dapat memenuhi kebutuhan akan "harga diri"dan tidak merasa dicintai "Koneksi".



Seks tidak seperti kebutuhan kita untuk makan, karena: 1. Kamu tidak akan mati tanpanya, dan 2. ketika kamu melakukannya kamu hanya akan merasakan pengalaman secara "emosional".

Pikiran kita terkadang dengan cerdik menghubungkan kita dengan cara ini - dengan menempatkan kebutuhan psikologis kita terlebih dahulu dan kemudian menggunakan seks sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dan menipu kita bahwa hal tersebut berguna untuk tetap bertahan hidup dan untuk menjaga satu sama lain.

Banyak dari kita juga yang menggunakan seks sebagai bentuk pelarian atau pelampiasan dari perasaan negatif yang kita alami, sehingga setelah melakukannya kita akan merasa "nyaman" dengan diri sendiri.

Tapi .. jika itu tujuanmu.. maka seks bukanlah pilihan yang tepat, tapi tentang bagaimana perasaan kita terhadap diri kita sendiri, dan seks... tidak dapat merubah apapun akan hal tersebut.


Keep Educating Yourself, See ya.


Referensi:


• psychologytoday.com | The Psychology of Sexuality
• psycnet.apa.org | Social isolation kills, but how and why?
• en.wikipedia.org | Human Sexuality
• familylife.com | How Do Men and Women Differ in How They View Sex?
• webmd.com | [url=https://www.webmd.com/sex/features/sex-drive-how-do-men-womenS E N S O Rpare#1]Sex Drive: How Do Men and Women Compare?[/url]
• researchgate.net | How Do Men and Women Differ?