- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Vaksin Covid-19 Virus Corona Belum Ada, Tak Perlu Terlalu Risau


TS
arbib
Vaksin Covid-19 Virus Corona Belum Ada, Tak Perlu Terlalu Risau
Wabah flu akibat dari virus covid-19 atau novel corona virus, sudah mendunia. Berbagai berita mengerikan tentang jumlah angka kematian sudah tersaji. Jumlah angka kesembuhan yang juga cukup tinggi, tidak membuat kecemasan kita reda. Ini yang lumrah terjadi.

Tubuh kita punya sistem pertahanan dan tata kelola yang baik terhadap benda asing yang masuk kedalam tubuh. Dari makanan dan minuman yang masuk, hingga beberapa material lainya, dipilah pilih oleh sistem pencernaan dalam tubuh kita. Termasuk berbagai virus, bakteri dan parasit yang masuk, tubuh kita, secara normal dapat membuat proses pemisahan.
Proses pemisahan apa yang dibutuhkan tubuh dan apa saja yang mesti dibuang, biasanya akan berjalan mulus, bila keadaan tubuh kita fit atau bugar. Akan tetapi, kelelahan akibat aktivitas, kelelahan pikiran, sering menjadi pemicu menurunnya kinerja berbagai organ dan kelenjar serta jaringan tubuh kita. Penurunan kinerja salah satu atau beberapa jaringan tubuh, ini membuat bakteri, parasit atau virus, bisa menyebabkan kerusakan. Bahasa moderennya mungkin disebut infeksi.
Sistem pernapasan kita, merupakan pertahanan pertama dalam proses oksidasi atau metabolisme tubuh alias proses pengolahan makanan yang kita konsumsi hingga jadi tenaga ( energi ) dan otot. Berbagai penyakit, biasanya diawali atau di tandai oleh bersin, filek dan batuk.
Bersin menandakan ada sesuatu yang asing masuk dan berupaya mengganggu sistem yang ada dalam tubuh kita. Sistem pertahanan tubuh kita, dalam hal ini berbagai jaringan yang berhubungan dengan pernapasan memberikan reaksi. Bersin merupakan salah satu indikasi adanya penyakit yang masuk.
Pilek hingga hidung meler, biasanya muncul sebagai kelanjutannya. Ini pun sebetulnya merupakan sistem pertahanan tubuh kita terhadap benda asing yang masuk. Umumnya jika kita sedang membersihkan tempat yang berdebu.
Selanjutnya biasanya kita akan batuk. Nah, batuk ini juga sebetulnya merupakan sistem pertahanan tubuh kita. Ini merupakan reaksi tubuh kita, untuk mengeluarkan sesuatu yang mengganggu kinerja jaringan tubuh. Ketiga gejala awal ini, biasanya kita sebut dengan gejala masuk angin. Pada umumnya begitu.
Berdasarkan pengalaman ane pribadi, bila gejala gejala tersebut mulai datang, ane langsung minum air hangat dan cairan anti angin. Obat yang berupa cairan pelega pernapasan dan mengatasi masuk angin, ini, banyak dijual di warung, dengan berbagai merek. Ada juga yang berbentuk permen. Dalam kondisi seperti sekarang ini, cuaca yang tidak menentu, nampaknya obat anti angin perlu kita persiapkan. Ini yang TS lakukan. Dalam tas, selalu sedia untuk keadaan yang dibutuhkan.
Bila bakteri, virus, parasit atau mikroba ( mikroorganisme ) yang masuk dalam tubuh kita masih bertahan dan melakukan upaya pengrusakan jaringan ( infeksi ), maka selanjutnya suhu tubuh kita akan naik. Biasanya disebut demam. Ini juga sebetulnya reaksi pertahanan tubuh kita, untuk melindungi fungsi jaringan tubuh dan membuang penyakit.
Saat demam, berbagai jaringan tubuh kita yang terkait dengan sistem pertahanan ( imunitas ), akan bekerja ekstra. Ibarat mesin yang ditimpa beban berat, maka gas kita naikan. Oleh karena itu mesin akan panas. Persamaan ini, walaupun tidak bisa disamakan, namun bisa memberikan kepada kita sedikit gambaran tentang sebab terjadinya demam.
Oleh karena itulah, dalam dunia medis, biasanya memberikan obat pemacu kerja jantung dan hati untuk mempercepat proses pembuangan racun ( bakteri, virus, mikroba dll ) yang menyebabkan kita demam. Pada umumnya obat yang paling sering diberikan adalah parasetamol. Kalo dulu waktu demam malaria ane akrab dengan obat riboquin dan resochin yang mengandung chloroquin.
Secara tradisional, kami menggunakan brotowali untuk demam malaria, bila tidak ada obat yang siap di konsumsi. Kadang juga makan rebusan daun pepaya. Ini menjadi alternatif bagi keluarga, yang masih tinggal di pedesaan mungkin masih akrab dengan itu.
Konsumsi obat yang direkomendasikan medis seperti halnya parasetamol, atau obat lain yang dijual bebas dipasaran, biasanya menimbulkan efek samping. Setelah minum obat, demam reda, namun tenggorokan akan terasa kering dan bibir pecah pecah atau sariawan. Ini kadang menjadi reaksi lanjutan dari proses pertahanan tubuh kita. Jangan khawatir, itu normal sebagai proses pemulihan kondisi tubuh kita. Bila kita berobat ke dokter, saat demam biasanya resep obat yang mesti kita konsumsi disertai juga dengan vitamin. Yang paling sering adalah vitamin c.
Bila kita membeli obat demam secara mandiri, contoh obat yang mengandung paracetamol di pasaran, kita hanya konsumsi itu, efeknya sariawan sering terjadi. Obatnya kalo TS, habis demam, lalu sariawan dan sakit tenggorokan, kadang disertai batuk ringan, hanya minum air kelapa. Air kelapa juga ada dijual dalam bentuk siap saji atau kemasan sekarang ini. Namun kalo ada yang asli dari buah kelapanya itu lebih bagu. Apalagi kelapa yang masih muda dan segar.
Sakit tenggorokan dan sariawan reda, kadang tersisa batuk ringan. TS biasanya mengatasi ini dengan makan buah nanas sepotong. Sepotong yang di jual oleh pedagang keliling, bisa dibagi menjadi 3 bagian untuk di makan pagi, siang dan sore. Makannya setelah makan nasi atau makanan padat lainnya. Jangan ketika perut dalam keadaan kosong. Selain nanas, buah buahan segar, terutama yang banyak memiliki kandungan vitamin c, bisa menjadi pilihan selain nanas.
Konsumsinya seperlunya saja. Takaran saji nya ya kira kira aja. Jangan sampai buah sekeranjang, kita lumat habis, dengan alasan obat karena mengandung vitamin c. Ingat pedoman pengobatan tradisional " Yang namanya obat itu racun, dan racun itu sebetulnya obat ", yang harus diketahui adalah cara pakai dan takaran sajinya. Untuk mendapatkan takaran saji yang tepat maka perlu konsultasi dengan ahlinya. Dunia medis tentunya.
Reaksi dari konsumsi buah atau vitamin c, yang ternyata kurang cocok dengan takaran yang dibutuhkan tubuh, biasanya gangguan sistem pencernaan. Biasanya kita mengalami masalah bab yang kuantitasnya tinggi. Bahasa moderen nya sering disebut mencret.
Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya TS memasak irisan jahe dan kunyit ditambah teh. Direbus selama kurang lebih 15 menit, lalu ditambahkan gula secukupnya, untuk memudahkan meminumnya. Kalo ortu di kampung, minum rebusan jahe dan kunyit atau perasan air kunyit tanpa gula. TS pernah coba dulu, tapi nggak kuat baunya langsung muntah muntah. Karena itulah penambahan teh dan gula, menjadi pilihan untuk bisa diminum. Tanpa penambahan itu, tak sanggup meminumnya.
Reaksi dari minum teh jahe dan kunyit juga ada. Seringkali jika takaran saji tidak sesuai dengan kondisi fisik tubuh kita, maka timbulnya susah buang air besar. Nah, inilah masalah lagi. Tapi ada solusi juga. Bila kita jauh dari pada dunia medis. Atau mencoba melakukan penyembuhan secara mandiri. Solusinya makan buah pepaya masak secukupnya. Yang perlu diingat adalah secukupnya. Takaran saji setiap orang beda beda. Bila takaran terlalu banyak atau berlebihan alias tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh kita, akibat yang timbul adalah terlalu sering bab atau mencret.
Untuk itulah, takaran saji yang pas sangat dibutuhkan. Jika kita datang ke dokter atau ke klinik kesehatan moderen, biasanya kita diberikan kombinasi obat tertentu. Jumlah besaran takaran yang diresepkan biasanya mengacu pada catatan keluhan, usia, kondisi detak jantung dan tekanan darah serta berat badan. Para tenaga medis sudah punya acuan tersendiri, dalam memberikan takaran dan aturan minum obat yang diberikan kepada pasiennya.
Kondisi saat ini, terpaan virus yang mewabah, membuat tenaga medis menjadi lanka. Jumlah tenaga medis yang tidak sebanding dengan orang yang sakit karena wabah, bisa membuat tenaga medis susah ditemui. Terutama bila kita berada di daerah pedalaman.
Ditambah lagi dengan mewabah nya corona virus covid-19, yang belum ada vaksinnya sering membuat kita resah, takut dan cemas. Itu lumrah saja. Yang perlu diingat, resah takut dan cemas secukupnya saja. Jangan berlebihan. Ibarat obat, jika berlebihan akan menjadi racun.
Resah, takut dan cemas membuat kita waspada. Itu bagus. Kita terus melakukan upaya upaya pencegahan. Ikuti saran pemerintah, pihak berwenang dan saran para tenaga kesehatan yang sering kita temui dalam berita atau himbauan yang ada.
Selain itu, berbagai alternatif yang bisa kita tempuh, harus sebanyak mungkin kita ketahui. Ini adalah upaya antisipasi. Jangan sungkan untuk menengok metode pengobatan tradisional. Dan jangan tertawakan anjuran pengobatan tradisional. Contoh minum jamu jamu tertentu. Apalagi yang memang terbukti bisa memperkuat daya tahan tubuh.
Di saat ini, beberapa komentar yang meledek minum jamu jamuan tradisional untuk mencegah penyakit, termasuk infeksi karena virus covid-19, banyak kita temui. Padahal, di negeri tirai bambu Tradisional Chinese Medicine ( TCM ), juga memberikan kontribusi besar dalam penanganan wabah tersebut.
Sebagai penutup, dari tulisan yang sebagian besar dari pengalaman pribadi, dari yang pernah dibaca ( buku, artikel online, berita seputar kesehatan dll ), dalam menyikapi wabah flu sekarang ada beberapa hal yang perlu dilakukan :
1. Tak perlu panik doakan saja semua bisa membaik
2. Kurangi baca berita menakutkan yang bisa memicu stres
3. Ikuti anjuran pemerintah yang sudah membentuk tim khusus penanganan masalah ini
4. Jaga pola makan untuk kesehatan
5. Pasrahkan semuanya kepada Allah Yang Maha Kuasa
6. Perbanyak pengetahuan kita untuk mengambil langkah alternatif
Selain keenam itu, mungkin masih banyak lagi. Yang paling penting jangan panik bila sampai dengan sekarang ini, corona virus covid-19 belum ada vaksinnya. Ingatlah penyakit malaria sampai sekarang juga belum ada vaksinnya yang paten. Vaksin yang diluncurkan WHO setahun yang lalupun, belum ada jurnal lengkap tentang efektifitas nya. Hampir serupa dengan masalah virus covid-19 sekarang ini. Vaksin memang belum ada. Tapi harapan sembuh dan beragam alternatif obat itu ada.
Penting diingat !
Beberapa pengalaman yang TS sebutkan dalam tulisan ini, tidak dianjurkan untuk dilakukan. Karena kita berasal dari latar belakang berbeda, pengalaman kena penyakit dan sembuh berbeda beda, kondisi fisik beda dan tingkat kepercayaan terhadap sesuatu juga berbeda.
Untuk konsumsi obat atau melakukan tindakan tertentu terkait kesehatan tubuh, haruslah di konsultasi kan kepada ahlinya. Dalam hal ini tenaga medis.
Bila kebutuhan kita terhadap medis berada diluar jangkauan, maka upaya alternatif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman perlu dilakukan. Dan pastinya, setiap upaya yang kita lakukan ada efek sampingnya. Sebagai mana obat yang di jual di pasaran, juga tertera efek negatifnya. Ini adalah resiko yang harus siap kita terima. Karena apapun yang kita lakukan selalu ada resiko. Ini hukum sebab akibat yang lumrah terjadi.
Baca juga thread sebelumnya dan sampai jumpa
Quote:

Tubuh kita punya sistem pertahanan dan tata kelola yang baik terhadap benda asing yang masuk kedalam tubuh. Dari makanan dan minuman yang masuk, hingga beberapa material lainya, dipilah pilih oleh sistem pencernaan dalam tubuh kita. Termasuk berbagai virus, bakteri dan parasit yang masuk, tubuh kita, secara normal dapat membuat proses pemisahan.
Proses pemisahan apa yang dibutuhkan tubuh dan apa saja yang mesti dibuang, biasanya akan berjalan mulus, bila keadaan tubuh kita fit atau bugar. Akan tetapi, kelelahan akibat aktivitas, kelelahan pikiran, sering menjadi pemicu menurunnya kinerja berbagai organ dan kelenjar serta jaringan tubuh kita. Penurunan kinerja salah satu atau beberapa jaringan tubuh, ini membuat bakteri, parasit atau virus, bisa menyebabkan kerusakan. Bahasa moderennya mungkin disebut infeksi.
Sistem pernapasan kita, merupakan pertahanan pertama dalam proses oksidasi atau metabolisme tubuh alias proses pengolahan makanan yang kita konsumsi hingga jadi tenaga ( energi ) dan otot. Berbagai penyakit, biasanya diawali atau di tandai oleh bersin, filek dan batuk.
Bersin menandakan ada sesuatu yang asing masuk dan berupaya mengganggu sistem yang ada dalam tubuh kita. Sistem pertahanan tubuh kita, dalam hal ini berbagai jaringan yang berhubungan dengan pernapasan memberikan reaksi. Bersin merupakan salah satu indikasi adanya penyakit yang masuk.
Pilek hingga hidung meler, biasanya muncul sebagai kelanjutannya. Ini pun sebetulnya merupakan sistem pertahanan tubuh kita terhadap benda asing yang masuk. Umumnya jika kita sedang membersihkan tempat yang berdebu.
Selanjutnya biasanya kita akan batuk. Nah, batuk ini juga sebetulnya merupakan sistem pertahanan tubuh kita. Ini merupakan reaksi tubuh kita, untuk mengeluarkan sesuatu yang mengganggu kinerja jaringan tubuh. Ketiga gejala awal ini, biasanya kita sebut dengan gejala masuk angin. Pada umumnya begitu.
Berdasarkan pengalaman ane pribadi, bila gejala gejala tersebut mulai datang, ane langsung minum air hangat dan cairan anti angin. Obat yang berupa cairan pelega pernapasan dan mengatasi masuk angin, ini, banyak dijual di warung, dengan berbagai merek. Ada juga yang berbentuk permen. Dalam kondisi seperti sekarang ini, cuaca yang tidak menentu, nampaknya obat anti angin perlu kita persiapkan. Ini yang TS lakukan. Dalam tas, selalu sedia untuk keadaan yang dibutuhkan.
Bila bakteri, virus, parasit atau mikroba ( mikroorganisme ) yang masuk dalam tubuh kita masih bertahan dan melakukan upaya pengrusakan jaringan ( infeksi ), maka selanjutnya suhu tubuh kita akan naik. Biasanya disebut demam. Ini juga sebetulnya reaksi pertahanan tubuh kita, untuk melindungi fungsi jaringan tubuh dan membuang penyakit.
Saat demam, berbagai jaringan tubuh kita yang terkait dengan sistem pertahanan ( imunitas ), akan bekerja ekstra. Ibarat mesin yang ditimpa beban berat, maka gas kita naikan. Oleh karena itu mesin akan panas. Persamaan ini, walaupun tidak bisa disamakan, namun bisa memberikan kepada kita sedikit gambaran tentang sebab terjadinya demam.
Oleh karena itulah, dalam dunia medis, biasanya memberikan obat pemacu kerja jantung dan hati untuk mempercepat proses pembuangan racun ( bakteri, virus, mikroba dll ) yang menyebabkan kita demam. Pada umumnya obat yang paling sering diberikan adalah parasetamol. Kalo dulu waktu demam malaria ane akrab dengan obat riboquin dan resochin yang mengandung chloroquin.
Secara tradisional, kami menggunakan brotowali untuk demam malaria, bila tidak ada obat yang siap di konsumsi. Kadang juga makan rebusan daun pepaya. Ini menjadi alternatif bagi keluarga, yang masih tinggal di pedesaan mungkin masih akrab dengan itu.
Konsumsi obat yang direkomendasikan medis seperti halnya parasetamol, atau obat lain yang dijual bebas dipasaran, biasanya menimbulkan efek samping. Setelah minum obat, demam reda, namun tenggorokan akan terasa kering dan bibir pecah pecah atau sariawan. Ini kadang menjadi reaksi lanjutan dari proses pertahanan tubuh kita. Jangan khawatir, itu normal sebagai proses pemulihan kondisi tubuh kita. Bila kita berobat ke dokter, saat demam biasanya resep obat yang mesti kita konsumsi disertai juga dengan vitamin. Yang paling sering adalah vitamin c.
Bila kita membeli obat demam secara mandiri, contoh obat yang mengandung paracetamol di pasaran, kita hanya konsumsi itu, efeknya sariawan sering terjadi. Obatnya kalo TS, habis demam, lalu sariawan dan sakit tenggorokan, kadang disertai batuk ringan, hanya minum air kelapa. Air kelapa juga ada dijual dalam bentuk siap saji atau kemasan sekarang ini. Namun kalo ada yang asli dari buah kelapanya itu lebih bagu. Apalagi kelapa yang masih muda dan segar.
Sakit tenggorokan dan sariawan reda, kadang tersisa batuk ringan. TS biasanya mengatasi ini dengan makan buah nanas sepotong. Sepotong yang di jual oleh pedagang keliling, bisa dibagi menjadi 3 bagian untuk di makan pagi, siang dan sore. Makannya setelah makan nasi atau makanan padat lainnya. Jangan ketika perut dalam keadaan kosong. Selain nanas, buah buahan segar, terutama yang banyak memiliki kandungan vitamin c, bisa menjadi pilihan selain nanas.
Konsumsinya seperlunya saja. Takaran saji nya ya kira kira aja. Jangan sampai buah sekeranjang, kita lumat habis, dengan alasan obat karena mengandung vitamin c. Ingat pedoman pengobatan tradisional " Yang namanya obat itu racun, dan racun itu sebetulnya obat ", yang harus diketahui adalah cara pakai dan takaran sajinya. Untuk mendapatkan takaran saji yang tepat maka perlu konsultasi dengan ahlinya. Dunia medis tentunya.
Reaksi dari konsumsi buah atau vitamin c, yang ternyata kurang cocok dengan takaran yang dibutuhkan tubuh, biasanya gangguan sistem pencernaan. Biasanya kita mengalami masalah bab yang kuantitasnya tinggi. Bahasa moderen nya sering disebut mencret.
Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya TS memasak irisan jahe dan kunyit ditambah teh. Direbus selama kurang lebih 15 menit, lalu ditambahkan gula secukupnya, untuk memudahkan meminumnya. Kalo ortu di kampung, minum rebusan jahe dan kunyit atau perasan air kunyit tanpa gula. TS pernah coba dulu, tapi nggak kuat baunya langsung muntah muntah. Karena itulah penambahan teh dan gula, menjadi pilihan untuk bisa diminum. Tanpa penambahan itu, tak sanggup meminumnya.
Reaksi dari minum teh jahe dan kunyit juga ada. Seringkali jika takaran saji tidak sesuai dengan kondisi fisik tubuh kita, maka timbulnya susah buang air besar. Nah, inilah masalah lagi. Tapi ada solusi juga. Bila kita jauh dari pada dunia medis. Atau mencoba melakukan penyembuhan secara mandiri. Solusinya makan buah pepaya masak secukupnya. Yang perlu diingat adalah secukupnya. Takaran saji setiap orang beda beda. Bila takaran terlalu banyak atau berlebihan alias tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh kita, akibat yang timbul adalah terlalu sering bab atau mencret.
Untuk itulah, takaran saji yang pas sangat dibutuhkan. Jika kita datang ke dokter atau ke klinik kesehatan moderen, biasanya kita diberikan kombinasi obat tertentu. Jumlah besaran takaran yang diresepkan biasanya mengacu pada catatan keluhan, usia, kondisi detak jantung dan tekanan darah serta berat badan. Para tenaga medis sudah punya acuan tersendiri, dalam memberikan takaran dan aturan minum obat yang diberikan kepada pasiennya.
Kondisi saat ini, terpaan virus yang mewabah, membuat tenaga medis menjadi lanka. Jumlah tenaga medis yang tidak sebanding dengan orang yang sakit karena wabah, bisa membuat tenaga medis susah ditemui. Terutama bila kita berada di daerah pedalaman.
Ditambah lagi dengan mewabah nya corona virus covid-19, yang belum ada vaksinnya sering membuat kita resah, takut dan cemas. Itu lumrah saja. Yang perlu diingat, resah takut dan cemas secukupnya saja. Jangan berlebihan. Ibarat obat, jika berlebihan akan menjadi racun.
Resah, takut dan cemas membuat kita waspada. Itu bagus. Kita terus melakukan upaya upaya pencegahan. Ikuti saran pemerintah, pihak berwenang dan saran para tenaga kesehatan yang sering kita temui dalam berita atau himbauan yang ada.
Selain itu, berbagai alternatif yang bisa kita tempuh, harus sebanyak mungkin kita ketahui. Ini adalah upaya antisipasi. Jangan sungkan untuk menengok metode pengobatan tradisional. Dan jangan tertawakan anjuran pengobatan tradisional. Contoh minum jamu jamu tertentu. Apalagi yang memang terbukti bisa memperkuat daya tahan tubuh.
Di saat ini, beberapa komentar yang meledek minum jamu jamuan tradisional untuk mencegah penyakit, termasuk infeksi karena virus covid-19, banyak kita temui. Padahal, di negeri tirai bambu Tradisional Chinese Medicine ( TCM ), juga memberikan kontribusi besar dalam penanganan wabah tersebut.
Sebagai penutup, dari tulisan yang sebagian besar dari pengalaman pribadi, dari yang pernah dibaca ( buku, artikel online, berita seputar kesehatan dll ), dalam menyikapi wabah flu sekarang ada beberapa hal yang perlu dilakukan :
1. Tak perlu panik doakan saja semua bisa membaik
2. Kurangi baca berita menakutkan yang bisa memicu stres
3. Ikuti anjuran pemerintah yang sudah membentuk tim khusus penanganan masalah ini
4. Jaga pola makan untuk kesehatan
5. Pasrahkan semuanya kepada Allah Yang Maha Kuasa
6. Perbanyak pengetahuan kita untuk mengambil langkah alternatif
Selain keenam itu, mungkin masih banyak lagi. Yang paling penting jangan panik bila sampai dengan sekarang ini, corona virus covid-19 belum ada vaksinnya. Ingatlah penyakit malaria sampai sekarang juga belum ada vaksinnya yang paten. Vaksin yang diluncurkan WHO setahun yang lalupun, belum ada jurnal lengkap tentang efektifitas nya. Hampir serupa dengan masalah virus covid-19 sekarang ini. Vaksin memang belum ada. Tapi harapan sembuh dan beragam alternatif obat itu ada.
Penting diingat !
Beberapa pengalaman yang TS sebutkan dalam tulisan ini, tidak dianjurkan untuk dilakukan. Karena kita berasal dari latar belakang berbeda, pengalaman kena penyakit dan sembuh berbeda beda, kondisi fisik beda dan tingkat kepercayaan terhadap sesuatu juga berbeda.
Untuk konsumsi obat atau melakukan tindakan tertentu terkait kesehatan tubuh, haruslah di konsultasi kan kepada ahlinya. Dalam hal ini tenaga medis.
Bila kebutuhan kita terhadap medis berada diluar jangkauan, maka upaya alternatif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman perlu dilakukan. Dan pastinya, setiap upaya yang kita lakukan ada efek sampingnya. Sebagai mana obat yang di jual di pasaran, juga tertera efek negatifnya. Ini adalah resiko yang harus siap kita terima. Karena apapun yang kita lakukan selalu ada resiko. Ini hukum sebab akibat yang lumrah terjadi.
Baca juga thread sebelumnya dan sampai jumpa






fitsahats. dan 13 lainnya memberi reputasi
14
53.4K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan