- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Hewan Peliharaan
Antara Aku, Juna dan Pitik Warna


TS
PendekarCyber
Antara Aku, Juna dan Pitik Warna

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua, Shalom, Om swastiastu, Namo buddhaya, Salam kebajikan.
Ok langsung saja, pertama tentang judul, Akuadalah saya, Juna adalah anak saya, pitik warna adalah anak ayam yang di cat warna dalam kisah ini yaitu warna pink (panggilan untuk pitik warna pink tersayang saya yaitu Pinky).

Spoiler for spoiler:

Juna dan Pinky
(merem sejenak...rada bingung juga nih, di otak bertaburan kata dan kalimat). Oya ada juga kucing nan lucu, blasteran dan lain lain tapi saya lebih memilih Pinky karena memelihara ayam adalah hal yang baru, memelihara disini maksudnya adalah bener bener dipelihara dan mendapat perlakuan dan pengawasan khusus (ADP : ayam dalam pengawasan huehehehe) oleh anak saya Juna. Hampir lupa pitik warna ini adalah sebenarnya ayam pedaging/potong, yang waktu masih kecil di cat warna warni dan tanpa rasa bersalah sama penjualnya dibawa ke Pasar ke Alun Alun, karena target nya jelas siapalagi kalau bukan anak kecil, termasuk saya juga si haha yang kebetulan saat itu lagi khilaf mungkin, waktu itu bulan Agustus tahun lalu, iseng ke pasar terdekat dari rumah tujuan utama saya yaitu Gethuk, uhh lezat nya bersanding dengan kopi hitam, nah 3 meter dari penjual gethuk sudut mata tajam saya tergelitik akan sesuatu yang bergerak warna warni bak pelangi diiringi suara berisik sekali (itu namanya kuping juga tergeletek huehehe) dan saya amati saya analisa saya perhatikan bahkan tanpa sadar sampai jongkok saking fokus nya bak profesor dalam penelitian. Hmmm anak ayam/pitik di cat..selang sedetik saat itu juga saya teringat anak saya Juna karena saya meski tiap bulan atau bahkan harus selalu mencari ide hal baru untuk kesibukan anak, jadi tidak hanyut dengan hape dan streaming (kuota jebol dompet ambrol) Ok fix beli, berapaan pak, 10 ribu, oke bungkus tiga ekor 25 ya pak, ya sudah buat penglaris. Langsung saya balik rumah,..dalam perjalanan aku berkata pada diriku sendiri, maafkan aku, berhalusinasi sajalah karena duit ludes buat beli pitik warna.
Dan di gang hampir sampai rumah ada anak tetangga menangis entah kenapa, singkat nya lagi kepengin pitik warna juga, ok nih pilih satu dek dan si adek milih warna orange. Ok tinggal dua dan betapa senang nya Juna begitu melihat pitik nya hahaha warna pink dan warna hijau (Pink dijuluki Pinky, Hijau dijuluki Tejo) Nah malam pertama sampai lima belas hari adalah masa penentuan bagi pitik karena banyak yang hanya bertahan seminggu dua minggu karena kedinginan terutama dan faktor lain, tanpa Bapak dan Ibu hanya berdua Pinky dan Tejo yang belum tentu saling kenal akan menjalani hidup bersama kami, singkat cerita di taruh di ember gede, dalam ember dikasih kain di dasar ember dan kain mengelilingi pitik serta ditutup setengah rapat, biar hangat biar bisa tidur. Selama 15 hari masa krusial/karantina dan adaptasi, Juna yang selalu merawat dan perhatian sekali dari memberi makan (fur) mengambil dan menyediakan minum nya bila sore hari menangkap dan memasukan ke dalam kandang (ember) begitu terus hingga Pinky dan Tejo seperti punya hubungan (ngerti satu sama lain) Kegiatan apapun di depan rumah dan disamping rumah keduanya selalu mengikuti, iya mengikuti kemanapun Juna melangkah dan bermain diseputar halaman rumah.
Sampailah pada suatu ketika terjadi tragedi tanpa di sengaja yaitu si Tejo terinjak Juna (huaaaaa aku sedih aku tidak tega aku speechless) kaki si tejo patah dan tidak bisa buat berjalan hiksss, begitu juga dengan Juna, kulihat ekspresi mukanya mau nangis, langsung aku alihkan perhatian nya,, ayo Jun di tolong dan bla bla bla.. namun Tejo hanya bisa bertahan 5 hari sejak terinjak Juna, karena sejak saat itu tidak mau makan dan hanya minum hikss kasihan banget....hari ke lima sorenya Tejo mati kaku. Tentu saja saya langsung auto meluk Juna bahwa besok pagi ke pasar beli Tejo lagi (yang warna hijau) kemudian kita kubur si Tejo bareng sama Juna. Nah untuk Tejo yang kedua karena sudah pernah tanpa sengaja menginjak, Juna jauh lebih berhati hati (sebentar bikin kopi dulu).
[Oke lanjut sampai mana tadi] singkat cerita (sudah mulai blank ini haha) Pinky sudah besar banget dan gede gemuk tapi tejo kurus, aku heran. Kata istri karena Pinky makannya banyak, mulai dari fur, nasi sisa, bahkan apa aja yang ada di tanah di makan sementara Tejo hanya mau makan fur selain itu tidak mau. Perlu diingat Pinky ini adalah ayam pedaging/ayam potong yang sudah semestinya untuk umuran/ukuran sebesar dan seberat pinky sudah layak untuk di potong daripada mati, begitu kata ahli ayam potong di pasar. Nah mulailah kadang saya bercanda dengan Juna, meledek Juna kalau Pinky dipotong/disembelih aja, langsung kena marah Juna deh haha, dalam setiap kesempatan pasti saya ledek rayu pelan sambil diberi pengertian dari sudut pandang Juna, seorang anak kecil yang baru pertama kali punya momongan eh peliharaan sampai gede, besar, tiap hari bermain bercanda kejar kejaran rutinitas harian yang tiba tiba diminta untuk diakhiri kebahagiaan itu bahkan oleh bapaknya sendiri hahaha.
Suatu hari saat berdua bareng Juna dan pinky tejo tidak disangka sangka Juna bilang lebih tepatnya agreement bahwa jika Pinky dipotong nanti Tejo sama siapa, ngga ada temennya, langsung deh fast respon, aku jawab kan nanti beli lagi jun, oiya ya. Juna terdiam akupun iya, stop sampai disitu saya ngga mau memaksa sampai Juna bener bener siap lahir batin berpisah dengan Pinky. Tibalah pada suatu hari entah kenapa Pinky menjadi nakal dalam arti siapapun yang lewat pasti di patuk termasuk Juna, jika hanya pakai sendal pasti kena kaki, disitulah Juna merasa risih, ngomel ngomel, meski nakal nya Pinky bisa dijinakan namun perubahan Pinky ini berjalan sampai seminggu lebih dan hingga pada suatu pagi saat sedang bermain main dengan pinky Juna berkata, Pak pinky dipotong aja pak tapi Juna ikut, Pinky dipotong dipasar kan pak. Langsung saya kode istri untuk siap kan bumbu huehehe (lu jual gue bayarin Jun hihihihi), oke Jun ayo kita tangkap Pinky ikat kakinya dan masukin ke karung, setelah bermain sebentar, ditangkap dan foto bersama dulu mengabadikan moment saya lihat ekspresi Juna begitu gembira, sepertinya ikhlas berpisah dengan Pinky malahan saya yang baper melihat kegembiraan dan moment yang tidak akan terulang lagi besok bersama Pinky hiksss. Itulah sebabnya saya tidak ikut ke pasar ke pemotongan ayam.

Sekitar 15 menit istri dan Juna balik dan wauow istri cerita kata si tukang potong ini ayam kalau telat seminggu lagi pasti mati dan dagingnya tidak enak (elu enak bang asal potong, kita pakai perasaan untuk membawa Pinky sampai di depan anda hikss) dan sama istri separo daging sudah di giling sekalian untuk dibikin bakso sesuai permintaan Juna dan separo dibikin opor. (engga pengin sama sekali makan kamu Pinky)

Happy ending kah? yang bila saya melihat foto dan video nya Pinky & Juna pasti aku tahan sekuat mungkin untuk tidak meneteskan air mata. Oya Juna tak lupa beli pitik warna lagi untuk menemani Tejo dan mulai saat itulah selalu berkelanjutan sampai sekarang, saat kecil untuk bermain dengan Juna disaat sudah besar nasibnya akan seperti Pinky.
Oke gan and sis, sekian dulu kisah ini "Antara Aku, Juna dan Pitik Warna", mohon maaf bila belepotan. Terima kasih sudah mampir dimari. well, c'you next time, dadah...
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

"aku nangis tiap nonton...you just a chicken, NO!!! you are Pinky for me and juna you are the best we ever had"
Quote:
Terima Kasih, your life is golden. stay safe, stay live, stay home.
Wijang
sumber : pengalaman pribadi bersama juna
property : milik sendiri
0
1.9K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan