Bicara mengenai cinta memang tidak ada habisnya, bukan? Cinta bukan hanya ditujukan bagi pasangan saja melainkan antar saudara, sahabat atau orang tua. Nah, di sini saya ingin berbagi mengenai film yang berulang kali ditonton, tetapi tidak pernah bosan. Ada lucu, sedih dan bahagia. Betewe ini film korea, ya. Kalau film buatan Amerika jujur saya tidak seberapa menyukai. Ah, semua kembali ke selera. Yuk, simak di bawah ini.

1. "My Brillian Life"

Film yang dibintangi artis terkenal korea. Song Hye Kyo. Siapa yang tak kenal artis awet muda ini. Di sini ia berperan sebagai ibu yang terpaksa menikah muda karena 'kebobolan' . Tentu saja hal tersebut ditentang semua keluarga karena mereka masih sekolah. Namun, sebagai bentuk rasa tanggung jawab sang pacar bernama Dae So bersedia menikah walau harus kimpoi lari. Kalau yang kimpoi lari jangan ditiru, ya. Akhirnya dalam serba keterbatasan mereka melahirkan dan membesarkan putra mereka--A reum. Namun, hal tak terduga terjadi pada sang anak. Di vonis memiliki sindrom progeria di mana sindrom langka ini membuat sang penderita menua sebelum waktunya. A Reum terlihat berusia 80 tahun walau usia sebenarnya masih tujuh belas tahun.

Semua cara dilakukan oleh kedua orang tuanya untuk mengobati A Reum. Tetapi kenyataan tak seindah yang dibayangkan. A Reum meninggal setelah ia mengenal cinta. Sebelum ia meninggal, A Reum mengajarkan pada kedua orang tuanya tentang arti cinta, memahami dan kebersamaan tanpa mengenal perbedaan. A Reum juga mengingatkan ayah dan ibunya untuk mengunjungi kakek neneknya yang selama tujuh belas tahun tidak pernah berjumpa.

Saksikan sendiri filmnya. Ada bagian di mana kalian bisa tertawa dan menangis menyaksikan penderitaan A Reum yang selalu ia sembunyikan dari kedua orang tuanya.

2. Miracle Cell no. 7

Film ini sungguh menguras air mata jika melihatnya. Berbagai macam penghargaan sudah diraih oleh film tersebut.
Di sini kita disuguhkan adegan komedi sekaligus kesedihan secara bersamaan.

Cerita berfokus pada seorang ayah bernama Yong Goo yang cacat mental dituduh melakukan pembunuhan terhadap anak kecil dan akan dihukum mati. Yong Goo yang tidak tahu apa pun terpaksa mengakui perbuatannya karena pada waktu kejadian ia berada di sana. Yong Goo memiliki seorang putri cantik Ye Sung. Namun, sayang anak kecil tidak boleh berkunjung.

Hingga suatu hari teman sel Yong Goo terselamatkan hidupnya berkat Yong Goo. So Yang Ho mengucapkan terima kasih dan berjanji akan mengabulkan permintaan Yong Goo. Satu hal permintaannya adalah bertemu sang putri.

Di sini petualangan kocak antara Yong Goo dan kelima teman sel-nya untuk menyelundupkan Ye sung ke dalam sel. Awalnya berjalan baik-baik saja hingga kepala sipir mencurigai sesuatu di sel Yong Goo cs.

Film ini rekomendasi bagi kalian penyuka sad ending. Setelah Yong Goo dihukum mati, sang anak diasuh oleh kepala sipir karena merasa bersalah telah menuduh Yong Goo. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Hukuman mati tetap dilakukan. Ye sung harus menunggu beberapa tahun untuk ia bisa menjadi pengacara dan membersihkan nama sang ayah.

3. The Preparation

Ibu mana yang tega meninggalkan anaknya yang keterbelakangan mental karena dirinya divonis memiliki penyakit parah. Di sinilah sang ibu harus mempersiapkan putra satu-satunya untuk hidup mandiri, berani dan bertanggung jawab. Selama tiga puluh tahun hidupnya, sang anak selalu bergantung pada ibunya.

Di film yang mengharu biru ini kita disajikan sebuah adegan dan pengalaman pertama sang anak naik kendaraan umum seorang diri. Belajar membuat telur sendiri, memasak nasi dan menghapal nama jalan. Film low budget dalam pembuatannya bakal membuat kita sejenak melihat pengorbanan sang ibu. Di sisa hidupnya, sang ibu tetap berusaha mengajarkan anaknya.

Chemistry kedua pemain sungguh patut dipuji. Mereka dapat memerankan ibu dan anak dengan sungguhan. Apalagi ketika sang anak mengetahui jika usia ibunya tidak bakal lama lagi. Ada pesan moral yang tersampaikan di film ini.

4. My Annoying Brother

Chemistry yang kuat antar pemain membuat film ini menarik untuk ditonton. Menceritakan seorang pria yang bernama Doo-Sik (Cho Jung-Seok). Ia merupakan narapidana kasus penipuan. Sedangkan ia memiliki adik atlet judo yang cidera dan mengalami kebutaan. Karena alasan inilah Doo-Sik mengajukan
pembebasan bersyarat dengan alasan ingin merawat sang adik.

Akhirnya rencana Doo-Sik berhasil, ia harus merawat adiknya karena kedua orang tua mereka sudah meninggal ketika masih remaja. Kembali ke rumah tidak membuat sang adik Doo-Young (Do Kyung-Soo) langsung bisa akrab dengan Doo-Sik. Doo-Young sama sekali tidak bersimpati, bicara atau menerima bantuan sang kakak.

Di saat frustasi pelatih judonya Soo-Hyun (Park Shin-Hye) selalu memberinya dukungan dan semangat. Sang pelatih meminta Doo--Young tidak menyerah hanya karena masalahnya. Soo-Hyun mencari dukungan agar Doo-Young bisa bermain judo ajang Paralimpiade (pertandingan olahraga untuk atlet yang mengalami cacat fisik, mental dan sensoral). Awalnya, ia tidak mau. Namun, perlahan dirinya mulai membuka diri.

Di satu sisi sang kakak divonis penyakit serius dan akan meninggal beberapa bulan lagi. Meski, mereka saling bertengkar. Sebenarnya mereka saling membutuhkan.

Di film ini kita bisa melihat kocaknya sang kakak dan adik saat menari bersama. Kita bisa menahan sedih ketika Doo-Sik mempersiapkan hal-hal yang dianggap penting untuk sang adik. Salah satu contohnya membuatkan pegangan di dalam rumah agar Doo-Young bisa jalan leluasa.

Film ini mengajarkan kita tentang arti persaudaraan. Seburuk atau sejelek apa pun saudaramu. Mereka tetap sedarah dan ada waktu di mana kalian membutuhkan mereka. Film ini tidak hanya menyuguhkan komedi, tetapi bisa menangis dan tertawa bersama.

Nah, itu film rekomendasi dari saya. Memang filmnya tidak baru. Namun, tetap memberikan kesan tersendiri bagi saya. Film mana yang kalian suka? Atau ada film yang menjadi rekomendasi dari kalian? Yuk ... tulis di komentar.

=Selesai=

Surabaya, 3 April 2020