- Beranda
- Komunitas
- News
- Sains & Teknologi
Cara Tes Infeksi Coronavirus


TS
InRealLife
Cara Tes Infeksi Coronavirus
CARA TES INFEKSI CORONAVIRUS
Ada dua cara utama: tes bahan genetis ("tes DNA/swab/RT-PCR") dan tes antibodi ("rapid test").

Ilustrasi:
Kiri: proses memasukkan sampel hasil swab ke vial untuk tes RT-PCR, bioworld.com
Kanan: Rapid immunoassay test kit, biomaxima.com
SARS-CoV2, coronavirus penyebab pandemi COVID-19, amat sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan mikroskop biasa. Bagaimana menemukannya? Para saintis punya beberapa cara.
1. TES BAHAN GENETIS
Dasar tes ini adalah mendeteksi keberadaan bahan genetis SARS-CoV2 di sampel yang diambil dari tubuh manusia. Sampel yang diambil biasanya berupa colekan ("swab") cairan di dinding tenggorokan. Diambil dengan alat seperti cotton bud tipis panjang. Lewat mana? Lewat hidung
atau mulut
Yang lebih disarankan itu yang lewat hidung.
Kemudian bahan genetis virus, dalam hal ini RNA, harus diambil dari sampel, dipisahkan dari DNA manusia yang juga ada di sampel. Sampel dalam tabung kecil tertutup dicampur zat kimia tertentu lalu diputar--bayangkan sampelnya dinaikkan di komidi putar kecil yang sangat cepat--di mesin sentrifugasi untuk memisahkan isinya. RNA bisa diambil dari situ.
Berikutnya, proses Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR): RNA diubah jadi DNA dengan enzim transkriptase balik (reverse transcriptase). Kemudian DNA sampel dicampur primer, yaitu potongan DNA pendek yang bisa melekat ke sasaran tertentu di DNA sampel. Dalam hal ini primernya khusus menempel ke urutan gen yang khas ada di SARS-CoV2. Kalau dalam sampel ada gen itu, maka primer akan memperbanyaknya. Gen virus yang diperbanyak itu bisa terdeteksi, dan memberi hasil positif: SARS-CoV2 ada dalam sampel, artinya orang sumber sampel itu positif terinfeksi.
Berapa lama waktu yang diperlukan? Dalam kondisi normal, 6-8 jam dari sejak pengambilan sampel sampai hasil keluar.
Sarana prasarana apa yang diperlukan? Peralatan lab (tabung, pipet, dll), mesin sentrifugasi, mesin PCR, dan laboratorium dengan kondisi kerja normal.
Sumber daya manusia seperti apa yang diperlukan? Praktisi medis untuk mengambil sampel, dan teknisi lab yang tahu teknik tes DNA. Waktu kuliah, saya pernah dapat satu kali praktikum tes DNA. Dari segi teknik tidak sangat sulit.
2. TES ANTIBODI
Dasar tes ini adalah mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV2 secara tak langsung dengan mendeteksi antibodi spesifik anti-SARS-CoV2 di darah. Apabila SARS-CoV2 masuk ke tubuh orang normal (tanpa gangguan kekebalan), sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan memproduksi antibodi yang bisa spesifik mengikat virus itu. Nah, antibodi yang biasa ada dalam darah ini bisa dideteksi.
Sampel yang diambil adalah darah, yang bisa diambil dengan misalnya tusuk ujung jari. (Yang familiar dengan tes kadar gula darah pasti tahu prosedurnya). Darah diteteskan ke kertas/kartu reagen dengan penanda yang mendeteksi antibodi spesifik SARS-CoV2, lalu kalau di sampel ada antibodi itu, warnanya berubah (muncul garis). Itu tanda hasil positif: artinya dalam darah sampel ada antibodi anti-SARS-CoV2, yang muncul kalau ada infeksi SARS-CoV2 dalam tubuh.
Berapa lama waktu yang diperlukan? 10-15 menit, hasil langsung kelihatan positif/negatif.
Sarana prasarana apa yang diperlukan? Test kit, alat untuk mengambil sampel darah (jarum). Bisa dilakukan hampir di mana saja.
Sumber daya manusia seperti apa yang diperlukan? Hampir semua orang bisa, asal bisa menusuk jari (dan tidak lupa menjaga bekas tusukan agar tidak infeksi).
Kelemahannya, tubuh perlu waktu untuk menghasilkan antibodi. Satu penelitian terhadap pasien COVID-19 yang akhirnya sembuh menunjukkan bahwa antibodi mulai tinggi pada hari ke-7 sesudah gejala mulai muncul, dan bertahan sampai hari ke-20 (sesudah virus tidak lagi terdeteksi di tubuhnya. Jadi, hasil positif bisa menunjukkan tubuh yang sudah terinfeksi SARS-CoV2 atau pernah terinfeksi tapi sudah sembuh.
-----
AKURASI & KEPRAKTISAN
Tes DNA lebih akurat daripada tes antibodi, karena hampir pasti menunjukkan keberadaan virus. Tes antibodi bisa menghasilkan negatif palsu (misalnya orang sudah terinfeksi tapi tubuhnya belum/tidak menghasilkan antibodi) atau positif palsu (orang pernah terinfeksi tapi sudah sembuh, antibodinya masih ada dalam darah).
Dari segi kepraktisan, tes antibodi JAUH lebih praktis daripada tes DNA: lebih cepat, bisa dilakukan di mana saja, tidak perlu keahlian khusus. Tes DNA butuh banyak hal: lab, mesin, peralatan lab, teknisi. Dan hasilnya tidak bisa cepat. Di Korea Selatan pun, yang mengetes banyak sekali orang dengan tes DNA, butuh 24 jam untuk mendapat hasilnya. Itu dengan kapasitas tes yang besar, karena ada banyak lab lengkap yang siap melakukan tes, 90% swasta. Di Indonesia, infrastruktur medisnya belum sehebat itu.
Namun setidaknya, kedua jenis tes tersedia di sini, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. Satu kunci menghadapi wabah COVID-19 adalah mengetes sebanyak mungkin orang untuk menemukan kasus-kasus positif lalu mengisolasinya.
Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention, "Interim Guidelines for Collecting, Handling, and Testing Clinical Specimens from Persons for Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)", https://www.cdc.gov/coronavirus/2019...specimens.html
Geggel, L. "How do the new coronavirus tests work?" LiveScience, https://www.livescience.com/how-coro...ests-work.html
Service, R.F. "The standard coronavirus test, if available, works well—but can new diagnostics help in this pandemic?" Science, https://www.sciencemag.org/news/2020...-help-pandemic
Thevarajan, I. et al. "Breadth of concomitant immune responses prior to patient recovery: a case report of non-severe COVID-19", Nature Medicine, https://www.nature.com/articles/s41591-020-0819-2
Situs berisi daftar banyak tes SARS-CoV2 yang sudah tersedia dan sedang dikembangkan: https://www.finddx.org/covid-19/pipeline/
Ada dua cara utama: tes bahan genetis ("tes DNA/swab/RT-PCR") dan tes antibodi ("rapid test").

Ilustrasi:
Kiri: proses memasukkan sampel hasil swab ke vial untuk tes RT-PCR, bioworld.com
Kanan: Rapid immunoassay test kit, biomaxima.com
SARS-CoV2, coronavirus penyebab pandemi COVID-19, amat sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan mikroskop biasa. Bagaimana menemukannya? Para saintis punya beberapa cara.
1. TES BAHAN GENETIS
Dasar tes ini adalah mendeteksi keberadaan bahan genetis SARS-CoV2 di sampel yang diambil dari tubuh manusia. Sampel yang diambil biasanya berupa colekan ("swab") cairan di dinding tenggorokan. Diambil dengan alat seperti cotton bud tipis panjang. Lewat mana? Lewat hidung

atau mulut

Yang lebih disarankan itu yang lewat hidung.
Kemudian bahan genetis virus, dalam hal ini RNA, harus diambil dari sampel, dipisahkan dari DNA manusia yang juga ada di sampel. Sampel dalam tabung kecil tertutup dicampur zat kimia tertentu lalu diputar--bayangkan sampelnya dinaikkan di komidi putar kecil yang sangat cepat--di mesin sentrifugasi untuk memisahkan isinya. RNA bisa diambil dari situ.
Berikutnya, proses Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR): RNA diubah jadi DNA dengan enzim transkriptase balik (reverse transcriptase). Kemudian DNA sampel dicampur primer, yaitu potongan DNA pendek yang bisa melekat ke sasaran tertentu di DNA sampel. Dalam hal ini primernya khusus menempel ke urutan gen yang khas ada di SARS-CoV2. Kalau dalam sampel ada gen itu, maka primer akan memperbanyaknya. Gen virus yang diperbanyak itu bisa terdeteksi, dan memberi hasil positif: SARS-CoV2 ada dalam sampel, artinya orang sumber sampel itu positif terinfeksi.
Berapa lama waktu yang diperlukan? Dalam kondisi normal, 6-8 jam dari sejak pengambilan sampel sampai hasil keluar.
Sarana prasarana apa yang diperlukan? Peralatan lab (tabung, pipet, dll), mesin sentrifugasi, mesin PCR, dan laboratorium dengan kondisi kerja normal.
Sumber daya manusia seperti apa yang diperlukan? Praktisi medis untuk mengambil sampel, dan teknisi lab yang tahu teknik tes DNA. Waktu kuliah, saya pernah dapat satu kali praktikum tes DNA. Dari segi teknik tidak sangat sulit.
2. TES ANTIBODI
Dasar tes ini adalah mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV2 secara tak langsung dengan mendeteksi antibodi spesifik anti-SARS-CoV2 di darah. Apabila SARS-CoV2 masuk ke tubuh orang normal (tanpa gangguan kekebalan), sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan memproduksi antibodi yang bisa spesifik mengikat virus itu. Nah, antibodi yang biasa ada dalam darah ini bisa dideteksi.
Sampel yang diambil adalah darah, yang bisa diambil dengan misalnya tusuk ujung jari. (Yang familiar dengan tes kadar gula darah pasti tahu prosedurnya). Darah diteteskan ke kertas/kartu reagen dengan penanda yang mendeteksi antibodi spesifik SARS-CoV2, lalu kalau di sampel ada antibodi itu, warnanya berubah (muncul garis). Itu tanda hasil positif: artinya dalam darah sampel ada antibodi anti-SARS-CoV2, yang muncul kalau ada infeksi SARS-CoV2 dalam tubuh.
Berapa lama waktu yang diperlukan? 10-15 menit, hasil langsung kelihatan positif/negatif.
Sarana prasarana apa yang diperlukan? Test kit, alat untuk mengambil sampel darah (jarum). Bisa dilakukan hampir di mana saja.
Sumber daya manusia seperti apa yang diperlukan? Hampir semua orang bisa, asal bisa menusuk jari (dan tidak lupa menjaga bekas tusukan agar tidak infeksi).
Kelemahannya, tubuh perlu waktu untuk menghasilkan antibodi. Satu penelitian terhadap pasien COVID-19 yang akhirnya sembuh menunjukkan bahwa antibodi mulai tinggi pada hari ke-7 sesudah gejala mulai muncul, dan bertahan sampai hari ke-20 (sesudah virus tidak lagi terdeteksi di tubuhnya. Jadi, hasil positif bisa menunjukkan tubuh yang sudah terinfeksi SARS-CoV2 atau pernah terinfeksi tapi sudah sembuh.
-----
AKURASI & KEPRAKTISAN
Tes DNA lebih akurat daripada tes antibodi, karena hampir pasti menunjukkan keberadaan virus. Tes antibodi bisa menghasilkan negatif palsu (misalnya orang sudah terinfeksi tapi tubuhnya belum/tidak menghasilkan antibodi) atau positif palsu (orang pernah terinfeksi tapi sudah sembuh, antibodinya masih ada dalam darah).
Dari segi kepraktisan, tes antibodi JAUH lebih praktis daripada tes DNA: lebih cepat, bisa dilakukan di mana saja, tidak perlu keahlian khusus. Tes DNA butuh banyak hal: lab, mesin, peralatan lab, teknisi. Dan hasilnya tidak bisa cepat. Di Korea Selatan pun, yang mengetes banyak sekali orang dengan tes DNA, butuh 24 jam untuk mendapat hasilnya. Itu dengan kapasitas tes yang besar, karena ada banyak lab lengkap yang siap melakukan tes, 90% swasta. Di Indonesia, infrastruktur medisnya belum sehebat itu.
Namun setidaknya, kedua jenis tes tersedia di sini, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. Satu kunci menghadapi wabah COVID-19 adalah mengetes sebanyak mungkin orang untuk menemukan kasus-kasus positif lalu mengisolasinya.
Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention, "Interim Guidelines for Collecting, Handling, and Testing Clinical Specimens from Persons for Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)", https://www.cdc.gov/coronavirus/2019...specimens.html
Geggel, L. "How do the new coronavirus tests work?" LiveScience, https://www.livescience.com/how-coro...ests-work.html
Service, R.F. "The standard coronavirus test, if available, works well—but can new diagnostics help in this pandemic?" Science, https://www.sciencemag.org/news/2020...-help-pandemic
Thevarajan, I. et al. "Breadth of concomitant immune responses prior to patient recovery: a case report of non-severe COVID-19", Nature Medicine, https://www.nature.com/articles/s41591-020-0819-2
Situs berisi daftar banyak tes SARS-CoV2 yang sudah tersedia dan sedang dikembangkan: https://www.finddx.org/covid-19/pipeline/
Diubah oleh InRealLife 03-04-2020 13:43
0
632
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan