- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Rupiah Bisa Tembus hingga Rp 20.000 per Dolar AS


TS
FarahNatasya
Rupiah Bisa Tembus hingga Rp 20.000 per Dolar AS
Quote:
KORPORAT.COM, JAKARTA – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)bisa meyentuh kisaran Rp 17.500-Rp 20.000 per dolar AS. Level ini, jauh dari target yang dipatok di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020 sebesar Rp 14.400 per dolar AS. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara paman sam itu akibat pandemi virus corona atau covid-19.
“Kemungkinan terburuknya rupiah bisa mencapai 20.000 per dollar AS,” kata Sri Mulyani dalam video conference, Rabu (1/4/2020).
Tingkat inflasi tahun ini juga diprediksi akan berada di kisaran 3,9%-5,1%. Angka ini cukup jauh di atas target di APBN sebesar 3,1%. Melesatnya inflasi dari target dapat terjadi, dengan asumsi konsumsi rumah tangga anjlok hingga 1,6%-3,22%, konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) menjadi minus 1,91%-1,78%, konsumsi pemerintah hanya tumbuh 3,73%, laju investasi turun menjadi 4,22%, ekspor turun 15,6%, dan impor turun menjadi minus 16,65%.
Harga minyak mentah Indonesia (ICP) juga diprediksi berada di level US$ 38 per barel dan skenario sangat berat ICP berada di level US$ 31 per barel.
Adapun pertumbuhan ekonomi tahun ini, diperkirakan mencapai 2,3% dalam skenario berat. Bahkan, bisa turun alias negatif 0,4%.
Meski demikian, Sri Mulyani menegaskan pemerintah akan terus menjaga stabilitas makro ekonomi. Berbagai cara pun telah ditempuh.
Salah satunya adalah menggelontorkan dana stimulus fiskal sebanyak Rp 405,1 triliun untuk berbagai sektor.
“Untuk mencegah dampak dari perluasan Covid-19 itu sendiri dan pemburukan di bidang sosial ekonomi dan keuangan maka dilakukanlah langkah penerbitan Perpu nomor 1 tahun 2020 ini berisi langkah-langkah yang sifatnya extraordinary yaitu melakukan tambahan belanja yang cukup besar yang belum tersedia di dalam APBN 2020,” katanya.
Anggaran jumbo Rp 405,1 triliun yang telah disiapkan tersebut dialokasikan khusus untuk berbagai sektor dengan rincian yakni sebesar Rp 75 triliun dialokasikan untuk belanja bidang kesehatan.
Kemudian Rp 110 triliun dialokasikan untuk perlindungan sosial, anggaran sebesar Rp 70,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat.
Selanjutnya anggaran sebesar Rp 150 triliun untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional, termasuk restrukturisasi kredit dan penjaminan dan pembiayaan dunia usaha khususnya terutama UMKM.
“Jadi total paket yang disampaikan Bapak Presiden adalah Rp 405,1 triliun, anggaran ini sebelumnya tidak ada dalam APBN 2020,” pungkasnya.
“Kemungkinan terburuknya rupiah bisa mencapai 20.000 per dollar AS,” kata Sri Mulyani dalam video conference, Rabu (1/4/2020).
Tingkat inflasi tahun ini juga diprediksi akan berada di kisaran 3,9%-5,1%. Angka ini cukup jauh di atas target di APBN sebesar 3,1%. Melesatnya inflasi dari target dapat terjadi, dengan asumsi konsumsi rumah tangga anjlok hingga 1,6%-3,22%, konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) menjadi minus 1,91%-1,78%, konsumsi pemerintah hanya tumbuh 3,73%, laju investasi turun menjadi 4,22%, ekspor turun 15,6%, dan impor turun menjadi minus 16,65%.
Harga minyak mentah Indonesia (ICP) juga diprediksi berada di level US$ 38 per barel dan skenario sangat berat ICP berada di level US$ 31 per barel.
Adapun pertumbuhan ekonomi tahun ini, diperkirakan mencapai 2,3% dalam skenario berat. Bahkan, bisa turun alias negatif 0,4%.
Meski demikian, Sri Mulyani menegaskan pemerintah akan terus menjaga stabilitas makro ekonomi. Berbagai cara pun telah ditempuh.
Salah satunya adalah menggelontorkan dana stimulus fiskal sebanyak Rp 405,1 triliun untuk berbagai sektor.
“Untuk mencegah dampak dari perluasan Covid-19 itu sendiri dan pemburukan di bidang sosial ekonomi dan keuangan maka dilakukanlah langkah penerbitan Perpu nomor 1 tahun 2020 ini berisi langkah-langkah yang sifatnya extraordinary yaitu melakukan tambahan belanja yang cukup besar yang belum tersedia di dalam APBN 2020,” katanya.
Anggaran jumbo Rp 405,1 triliun yang telah disiapkan tersebut dialokasikan khusus untuk berbagai sektor dengan rincian yakni sebesar Rp 75 triliun dialokasikan untuk belanja bidang kesehatan.
Kemudian Rp 110 triliun dialokasikan untuk perlindungan sosial, anggaran sebesar Rp 70,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat.
Selanjutnya anggaran sebesar Rp 150 triliun untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional, termasuk restrukturisasi kredit dan penjaminan dan pembiayaan dunia usaha khususnya terutama UMKM.
“Jadi total paket yang disampaikan Bapak Presiden adalah Rp 405,1 triliun, anggaran ini sebelumnya tidak ada dalam APBN 2020,” pungkasnya.
Gimana Drun, mana nih suara nya Kadrun ?
source : https://korporat.com/makro/9151/rupi...per-dolar-as/






4iinch dan 3 lainnya memberi reputasi
4
454
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan