- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
PESUGIHAN KUNTI


TS
nurulnadlifa
PESUGIHAN KUNTI
Quote:

Quote:
Cerita ini banyak terjadi di Jawa Tengah daerah Pantura (Pantai Utara).
Cerita ini terjadi waktu saya masih kecil, entah ini nyata atau mitos.
Di tempat tinggalku konon katanya banyak yang mencari harta dengan cara pesugihan, salah satunya pesugihan kunti.
Aku gadis kecil yang tidak tahu menahu masalah pesugihan sering melihat hal-hal aneh yang jarang orang melihatnya.
Awal kisah, aku dan kakak perempuanku yang beda umur 6 tahun di atasku pulang maen dari rumah teman kakakku, dan jalan satu-satunya hanya lewat pemakaman umum.
Hari sudah menjelang magrib, kami berdua jalan dengan buru-buru bahkan sedikit lari, tiba-tiba pantatku ada yang mencubit, sontak aku teriak, kakakku heran.
"Kowen ngapa?, wes aja gemerah ngko setanne tangi kabeh" (Kamu kenapa?, sudah jangan berisik nanti setannya bangun semua")
"Bokonge nyong ana sing jiwit Mbak" ("Pantatku ada yang nyubit Mbak")
"Lah piben, wong laka uwong maning ka" (Lah masa, kan ngga ada orang lagi kok")
"Beneran sung!" ( Benar yakin") tegasku
"Wes, aja ngomong bae" ("Sudah jangan ngomong mulu")
Sebenarnya aku melihat ada orang duduk di makam perempuan, dan ada juga yang berdiri kupikir itu orang gila.
Cerita ini terjadi waktu saya masih kecil, entah ini nyata atau mitos.
Di tempat tinggalku konon katanya banyak yang mencari harta dengan cara pesugihan, salah satunya pesugihan kunti.
Aku gadis kecil yang tidak tahu menahu masalah pesugihan sering melihat hal-hal aneh yang jarang orang melihatnya.
Awal kisah, aku dan kakak perempuanku yang beda umur 6 tahun di atasku pulang maen dari rumah teman kakakku, dan jalan satu-satunya hanya lewat pemakaman umum.
Hari sudah menjelang magrib, kami berdua jalan dengan buru-buru bahkan sedikit lari, tiba-tiba pantatku ada yang mencubit, sontak aku teriak, kakakku heran.
"Kowen ngapa?, wes aja gemerah ngko setanne tangi kabeh" (Kamu kenapa?, sudah jangan berisik nanti setannya bangun semua")
"Bokonge nyong ana sing jiwit Mbak" ("Pantatku ada yang nyubit Mbak")
"Lah piben, wong laka uwong maning ka" (Lah masa, kan ngga ada orang lagi kok")
"Beneran sung!" ( Benar yakin") tegasku
"Wes, aja ngomong bae" ("Sudah jangan ngomong mulu")
Sebenarnya aku melihat ada orang duduk di makam perempuan, dan ada juga yang berdiri kupikir itu orang gila.
Quote:

*****
Quote:
Aku tuh senang ngikut kemana saja kakakku maen. Kejadian yang anehpun aku alamin, pulang dari rumah kakak tertua kami, jalan melalui sungai irigasi dan di seberang sungai ada pemakaman tapi tidak seluas pemakaman desa, mungkin itu hanya milik keluarga, Aku dan kakak pulang malam sekitar jam 21.00.
Di situ aku melihat ada perempuan memakai jarik yang dililitkan ke dada istilahnya kemben, ia sedang didis ( cari telur kutu di rambut sendiri dengan cara meraba pake 2 jari).
"Mbak, kuwe sapa ganing bengi-bengi didis nang pinggir kali" ("Mbak, itu siapa kok malam-malam didis pinggir sungai")
"Laka wong, wes aja mulai maning senenge ngomong sing ora-ora" ( "Ngga ada orang, udah jangan mulai lagi ngomong yang ngga benar")
"Dih ... Mbak, bener kuwe ana wong" ( Dih Mbak, bener itu ada orang")
Kami jalan dengan tergesa-gesa bahkan kakak sampai menarik tanganku untuk segera menjauh dari tempat itu.
Tidak jauh dari tempat perempuan itu berdiri terdengar suara bayi menangis pilu, dan hawa dingin yang mencekam membuat bulu kuduk meremang.
Aku terjatuh ketika melihat bayangan putih melayang di atas genteng rumah orang, segera bangun dan memutuskan berjalan sambil menutup mata agar aku tidak melihat bayangan putih tersebut.
Langkah kami makin berat, aku makin erat memegang tangan kakakku.
******
Esok paginya rame orang membicarakan kalau ada bayi yang baru lahir meninggal, bayi tersebut menangis tiada henti sampai meninggal dan mereka mengatakan kalau ada yang menjadikan bayi tersebut sebagai tumbal pesugihan kunti.
Ciri-ciri jika bayi di sambangi kunti menangis tiada henti, mata melihat keatas, di atas genting ada suara mirip ayam, dan orang yang jadi kunti akan berdiri di dekat sungai sambil didis, itu menurut orang di daerah kami.
Entah itu benar atau tidak.
Di situ aku melihat ada perempuan memakai jarik yang dililitkan ke dada istilahnya kemben, ia sedang didis ( cari telur kutu di rambut sendiri dengan cara meraba pake 2 jari).
"Mbak, kuwe sapa ganing bengi-bengi didis nang pinggir kali" ("Mbak, itu siapa kok malam-malam didis pinggir sungai")
"Laka wong, wes aja mulai maning senenge ngomong sing ora-ora" ( "Ngga ada orang, udah jangan mulai lagi ngomong yang ngga benar")
"Dih ... Mbak, bener kuwe ana wong" ( Dih Mbak, bener itu ada orang")
Kami jalan dengan tergesa-gesa bahkan kakak sampai menarik tanganku untuk segera menjauh dari tempat itu.
Tidak jauh dari tempat perempuan itu berdiri terdengar suara bayi menangis pilu, dan hawa dingin yang mencekam membuat bulu kuduk meremang.
Aku terjatuh ketika melihat bayangan putih melayang di atas genteng rumah orang, segera bangun dan memutuskan berjalan sambil menutup mata agar aku tidak melihat bayangan putih tersebut.
Langkah kami makin berat, aku makin erat memegang tangan kakakku.
******
Esok paginya rame orang membicarakan kalau ada bayi yang baru lahir meninggal, bayi tersebut menangis tiada henti sampai meninggal dan mereka mengatakan kalau ada yang menjadikan bayi tersebut sebagai tumbal pesugihan kunti.
Ciri-ciri jika bayi di sambangi kunti menangis tiada henti, mata melihat keatas, di atas genting ada suara mirip ayam, dan orang yang jadi kunti akan berdiri di dekat sungai sambil didis, itu menurut orang di daerah kami.
Entah itu benar atau tidak.
31032020
Gambar ambil di google
Diubah oleh nurulnadlifa 25-04-2020 12:23






999999999 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
4.7K
Kutip
117
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan