*RAGAM BAHASA INDONESIA*

インドネシアの品種
Indoneshia no hinshu

Oleh *[Wisnu Anggoro]* ウィスヌ
Juru laden SMK M Purwodadi, Purworejo.
______
Berbicara kata serapan Indonesia era sekarang mengalami perkembangan. Ejaan tempo dulu sama sekarang berbeda. Contoh ejaan lama ke ejaan baru, Jang sekarang yang, djoeang menjadi juang, itu dinamakan perkembangan tata tulis, ejaan di bahasa Indonesia.

Era saat ini perkembangan kata serapan sangat banyak kosa kat nya mengalami perkembangan. Serapan dimulai menyadur kata asing, menyadur kata arab, menyadur bahasa jawa. Semua itu tadi menjadi lumrah ketika sudah digunakan bahasa sehari-hari. Contoh "mouse" adalah alat untuk menggerakan kursor di PC Komputer. Mouse itu sendiri dari bahasa asing. Tapi siswa saya di SMK M Purwodadi sering menulis pelajaran bahasa Indonesia tetap dengan kata serapan menyebutnya "mouse", tidak mengetahui bahwa mouse itu menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah "tetikus". Tapi jarang orang menyebut atau hampir semua tidak mengetahui atau menulis dengan "tetikus". Karena dianggap tak lumrah atau kurang familier. Saya bawa mouse komputer itu terus saya bilang anak-anak ini adalah "tetikus", semua murid saya terus tertawa terpingkal-pingkal. Kenapa kalian tertawa ada yang salahkah. Murid saya bilang kok "tetikus" bapak. Coba sekarang kamu semua buka kamus bahasa Indonesia terbaru. menurut kamus bahasa Indonesia mouse itu tetikus. Terus murid-murid saya pada manggut-manggut.

Kata serapan sangat lah beragam dan bayak sekali contoh nya. Jangan di samakan era KBBI masa lampau saya ketika masih Sekolah Dasar dulu dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia jaman nya Khirani Adila Zaskia Ramadhani binti Wisnu Anggoro. Jaman Khirani ada istilah baper, cod, gercep dan masih banyak perkembangan bahasa -bahasa. Si Khiran bilang ayah jangan "kudet", apa itu nak "kudet", Khirani dengan mantab ahli youtuber, "kudet" itu kurang update yah. Itulah bahasa kekinian anak-anak kita masa now saat ini. Kat serapan sangat lah banyak contoh suryakanta dalam KBBI atau lup (kaca pembesar). Tapi jarang-jarang kita menyebut suryakanta sering mendengar kaca pembesar atau asing nya (lup). Kadang orang jarang mendengar atau jarang mengucapkan, jarang melihat tulisan nya menjadi serapan kata yang tidak lumrah (kata tidak baku). Namun kenyataan nya memang begitu, kata serapan itu terus berkembang pesat. Steples/stepler (alat pengait atau penyatu kertas). Tapi kita tidak pernah mengucapkan "pengokot" tapi memang di KBBI steples adalah pengokot.

Jadi serapan kata Indonesia tidak serta merta kaku, bisa asing, bisa Jawa, bisa Arab. Contoh Minggu atau Ahad, Jum'at, Jemuwah, ada bisa Jumu'ah (arab) yang berarti beramai-ramai. Ada lagi kalau mau narik rambut menjadi kata "jemambak". Serapan kata tinggal pilihan saja. Mau perkembangan yang lama, modern, atau terbaru kekinian. Sedikit improvisasi belajar kata serapan dalam bahasa Indonesia. Ternyata kazanah nya perkembangan bahasa Indonesia sangat beragam seperti Bhineka Tunggal Ika.

Sambil meregangkan otot pegal linu, relax panik, setelah seharian kemarin "lepen" bogowonto membuat babak cerita terbaru di tahun 2020. Semua itu sudah menjadi suratan takdir dari Allah SWT, melalui alam nya kita semua tak kan menyalahkan siapa-siapa. Tidak menyalahkan banjir nya bogowonto dengan ketua RT, atau Ibu Dasawisma. Apalagi sama sekali banjir nya bogowonto tidak untuk menyalahkan Gubernur. Ini adalah salah kita semua, ini tanggung jawab kita semua dalam menjaga alam semesta. Terlihat kemarin setelah mengunjungi korban terdampak banjir ada Purwodadi, Jenar, Bagelen, Joho, Bapangan, Bapangsari, Purwosari, Karangsari semua nya sudah pada happy, senyum dan tertawa. Ternyata memang banjir nya bogowonto sudah menjadi tamu langganan yang ingin bersilahturahmi "sowan" ke rumah. Tetapi tidak lantas tinggal diam pasrah. Semua sudah berikhtiyar dan doa tentu nya besok bogowonto tidak medhot janji nya lagi.

*Sindurjan, 6 Maret 2020*