- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bertemu Nona Kima Urban Legend Dari NTT


TS
.r4hma.
Bertemu Nona Kima Urban Legend Dari NTT


sumber gambar
Namaku Rahmat kebetulan aku baru menjejakkan kaki Di NTT, tepatnya di desa yang cantik bernama kampung todo. Rumah-rumah penduduk yang khas mereka disana menyebutnya Niang Wowang.
Aku disitu sebagai guru baru dimana sebelum aku mengajar di sini aku di tempatkan di kota Surabaya, suasana hangat penduduk desa tak membuatku susah untuk beradaptasi.
Sebagai guru SD aku dekat dengan mereka, dan kuakui walau sarana pendidikan tidak secanggih di kota semangat belajar mereka sangat tinggi. Ini yang membuatku semakin semangat untuk mewujudkan cita-cita mereka sebagai generasi penerus bangsa.
Tentu saja mengajar di sini akupun tidak sendiri namun di temani oleh Lastri, seorang guru perantauan yang sudah lama tinggal di kampung ini.
Bu Lastri sudah bersuami dan kebetulan suaminya juga penduduk kampung disini, aku sudah beberapa kali sowan kerumahnya bisa dibilang keluarga ini cukup baik dan mempunyai satu anak yang masih kecil bernama Ridwan.
Suatu malam, aku sedang berjalan tak jauh dari rumah bu Lastri terdengar tangisan anak kecil. Aku pikir siapa yang menangis di malam hari begini, ternyata ada dua sosok mengarah ke arah kebun pisang. Seorang Ibu dan anaknya, kudekati mereka ternyata benar Bu Lastri dan Ridwan.
Tapi Ridwan seperti orang terhipnotis gitu, matanya tidak berkedip mengikuti gerak langkah Ibunya. Merasa ada yang janggal maka kutemui mereka, nampak bu Lastri kaget dengan kehadiranku.
"Ibu mau kemana?"
"Ehhh, kamu! Ini mau pulang" sambil menunjuk ke arah kebun pisang. Sedangkan rumah bu Lastri arah yang berlawanan.
"Aji antarin aja ya bu, kasian si Banu jalan kaki?" Aku sengaja ubah namaku dan Ridwan.
"Tak usah nak Aji, biarin si Banu jalan aja"
Perangkapku kena, ini bukan bu Lastri walau dari tampilannya sangat mirip. Lalu secepat kilat ku gendong Ridwan dari kebon pisang.
Tiba-tiba kulihat bu Lastri mengejarku, namun perlahan tubuhnya berubah kuku-kukunya pun memanjang, lalu rambut hitamnya kini berubah menjadi putih yang panjang yang membuatku terkesima adalah perubahan pada payudara yang semakin memanjang.
Mahluk itu mengejarku, sabetan dari kuku-kukunya pun membuat batang pisang langsung tumbang.
"Mau kau bawa kemana anakku, tidak akan kubiarkan kau pergi!"
Aku terus berlari, hingga sudah berada di dalam kampung namun masih sepi, mahluk itupun masih mengejarku hingga akhirnya aku masuk di pekarangan rumah Bu Lastri. Mahluk itupun semakin mendekat, dan matanya memerah nampak marah.
"Kembalikan anak itu?"
"Tidak" ucapku.
Aku pun membaca beberapa ayat suci, namun sang mahluk malah tertawa. Aku pun segera berlari sambil masih menggendong Ridwan, hingga di depan pintu rumah mahluk itu masih terus mengejar membuat aku terduduk lemas sampai memangku Ridwan.
Mataku terpejam, entahlah aku pasrah apa yang akan terjadi.
"Rahmat" ada suara lembut memanggilku.
"Wewe gombel...wewe gombel" ujarku berteriak kepada orang yang ada dihadapanku.
"Ini aku Bu Lastri Mat, kok Ridwan bisa sama kamu?"
Aku pun tersadar mahluk itu sudah hilang, entah kemana akupun tak tahu. Lalu aku menceritakan semua pada bu Lastri.
"Itu bukan wewe gombel tapi di sini lebih dikenal dengan sebutan nona Kima" ujar Bu Lastri.
Akupun baru tahu mahluk yang kutemui itu adalah Nona Kima, dia sering menculik anak kecil yang menangis di malam hari. Kebetulan di malam itu Ridwan memang menangis.
Maka banyak anak-anak di NTT berani dan tidak cengeng, mereka tahu nona Kima akan datang bila mereka anak-anak yang cengeng terutama di malam hari.
***********
rahma.
Diubah oleh .r4hma. 28-03-2020 00:34






4iinch dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.5K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan