Wabah corona memang sangat trending di media massa maupun media sosial.
Ketakutan dan kepanikan pun melanda sebagian banyak negara termasuk Indonesia.
Seperti yang kita tau,sekarang ini ribuan ilmuwan di banyak negara berlomba-lomba menciptakan vaksin tuk virus sialan ini.
Syukur vaksin tersebut sudah banyak tercipta.
Namun tuk di gunakan butuh waktu yang cukup panjang hingga 18 bulan ke depan.

Sekarang ini sudah banyak pula penggunaan obat tuk penyembuhan pasien virus sialan ini.
Namun obat- obat tersebut bukanlah obat tuk virus sialan ini.
Hanya membantu kinerja tubuh kita agar cepat proses penyembuhannya.

Sampai saat ini proses tersebut masih terus di uji oleh pihak-pihak medis.
Ada yang efektif namun adapula yang tidak efektif.
Entahlah kog bisa seperti itu.
Hanya dunia medis yang tau.
Masyarakat awam kaya kita ini,yaaa maap-maap sori kagak ngerti.

Sementara itu di Indonesia sendiri banyak desakan beberapa pihak tuk lockdown.
Namun pihak lain adapula yang menentangnya.
Tentunya keduanya,ts anggap sama-sama ada benarnya.

Berita terakhir bahwa kota tegal melakukan local lockdown tuk mencegah penyebaran lebih banyak di kotanya.
Menurut ts sendiri hal tersebut merupakan langkah bijak andaikan di ikuti kerja keras pemkotnya tuk mensterilkan di dalam kotanya dengan gerak cepat memeriksa warganya yang mungkin terdampak virus sialan ini.

Kalau berkaca dengan lockdown ala wuhan.
Indonesia tidak bakal sanggup karena keterbatasan dana yang di milikinya.
Ketika ekonomi sebuah negara jatuh ke titik paling bawah.
Percayalah sangat sulit tuk bangkit secara cepat.
Terlebih kita bukanlah negara kaya raya.
Ketika kita mampu terlepas dari wabah virus sialan ini.
Kita akan terkena wabah baru lagi yaitu kemiskinan yang akan melahirkan kriminalitas dan kematian yang banyak pula.
Lepas dari mulut singa malah masuk mulut buaya dong namanya.

Ts hanya membagi ide dan siapa tau berguna.
Yaitu penerapan soft lockdown.
Lebih asyiknya yaa kebijakan roda ekonomi satu pintu per kota.
Jadi setiap wilayah tuk sementara hanya punya satu akses masuk dari segala akses yang ada.
Yang jelas kebijakan ini akan menghantam bisnis penerbangan dan hotel-hotel.
Tuk penerbangan mungkin masih sedikit bernapaslah.

One way akses ini hanya menerima keluar masuk barang kebutuhan saja.
Setiap akses selalu menjalankan sterilisasi barang yang masuk ke dalam kotanya.
Sedangkan pergerakan manusia jelas di persulit dengan karantina 14 hari andai berkeras ingin masuk.
Jangka waktunya soft lockdown cukup 14 hari saja namun serempak di semua wilayah(pengecualian kota kota besar dan padat penduduk).

Mungkin ekonomi kita akan terseok-seok tuk sementara tapi setidaknya roda perekonomian masih berjalan di setiap wilayahnya.
Mungkin...Ya mungkin roda ekonomi di dalam kotanya bisa normal kembali seperti biasa.
Andai wilayah tersebut mampu mengatasi wabah virus ini tidak lagi menyebar di dalam kotanya.
Tentunya kebijakan ini harus di sertai dengan gerak cepat para pemangku kebijakan di tiap kota tuk gerak cepat mendeteksi setiap warganya yang potensial terdampak.
Tentu beda kota pasti beda pula penanganannya terutama kota besar padat penduduk.

Bagaimana dengan ekonomi disana terutama para pencari uang harian.
Ini juga jadi masalah utama pula.
Sebenarnya pintar-pintar pemkot tuk antisipasinya.
Bantuan langsung tunai dalam 14 hari tuk warga terdampak yang miskin,penentuannya silahkan berkordinasi dengan masing-masing ketua RT.
Atau perketat penerapan sosial distance tuk warga pencari rejeki harian(catatan jumlah penduduknya tidak banyak) yang akan di awasi di titik rawan berkumpul nya orang-orang.


Silahkan Pemerintah Pusat dan daerah yang mengkordinir bagaimana baiknya.
Namun dengan tujuan satu yaitu memutus rantai penyebarannya di Indonesia.
Ketika negara ini mampu lepas dari wabah virus sialan ini barulah kita bisa cabut status soft lockdown ini.


Apalagi negara ini sebenarnya sangat di untungkan karena Indonesia adalah negara kepulauan.
Dengan jarak tersebut harusnya lebih terbantu tuk memutus rantai penyebarannya.

Tuk sekelas Jakarta,Medan,Makassar mungkin beda penanganannya tapi tetap warga di batasi dan di perketat tuk keluar dan masuk wilayah tersebut. Syarat kesehatan terlampir baru bisa di izinkan keluar atau masuk.

Ini hanya opini sederhana ane sebagai rakyat biasa.
Penggunaan soft yaaa bisa-bisanya ts aja.
Mohon di mengerti yaa.
Selebihnya ane selalu berdoa,semoga ada keajaiban yang di berikan Tuhan agar umat manusia bisa keluar dari teguran keras ini.