Malam ini hujan menyapa kota saya tinggal. Bagaimana di kota agan sista sekalian?
Dan apa kabarnya, nih, yang udah liburan di rumah seminggu lebih? Semoga masih tetep kuat, ya. Kuat untuk tidak keluyuran gak penting lagi hehehe. Kalau keluar rumahnya guna mencari nafkah ... beda cerita. Saya hanya mampu doain, semoga para pejuang nafkah dijauhkan dari wabah yang merebak saat ini. Kita semua pun demikian. Semoga selalu dijaga oleh Allah Subhanawata'ala.

#Mumpungdirumah ... apa yang kalian kerjakan? Sejujurnya saya bingung kalau ditodong pertanyaan macam ini hehehe. Karena sejatinya tiap hari saya ya mak-mak rumahan doang. Bangun sebelum anggota keluarga lainnya bangun. Menyiapkan segala keperluan dua bocah ke sekolah. Setelah semuanya berangkat, barulah bisa mengerjakan kerjaan harian. Nyuci, ngepel, dan kawan-kawannya.

Namun, bila ditanya apa yang Mak kerjakan saat anak-anak di rumah lama karena libur lebih panjang? Saya dapat menjawab dengan sejujurnya-jujurnya. Jujur! Kadang suka puyeng sendiri lihat polah kedua bocah. Hal kecil bisa jadi besar dan rame. Tapi sesudahnya ya udah gitu aja. Akur lagi. Di situ saya hanya bisa elus dada dan hirup oksigen dalam-dalam.

Saya paham, kedua malaikat kecil saya juga pasti sama bosannya macam maknya. Jika dulu saat mereka libur, entah libur semester atau libur puasa, biasanya masih bisa keluar rumah jalan-jalan. Ke taman kota atau alun-alun. Tetapi, di saat kondisi seperti sekarang ini, ya, mana bisa kan. Sebagai warga yang baik, tentu saya patuh dengan perintah negara. Meski ndak enak, ya kita ikuti. Terpenting demi keselamatan kita sendiri dan keluarga juga orang lain.

Untuk menjaga kewarasan emak dan meleburkan kebosanan anak-anak, saya suka ikut main dengan mereka. Saya utamakan permainan yang bisa dikerjakan di dalam rumah dulu. Sekiranya sudah terjadi kericuhan, barulah saya ajak keluar sekalian berjemur di halaman depan. Itu pun lihat-lihat dulu, misal ada orang ya saya ingatin untuk jaga jarak aman.

Di bawah ini salah satu permainan yang biasa kita kerjakan di dalam rumah. Kartu-kartuan gitu. Aturan mainnya gimana? Saya mah ikut apa kata mereka aja dah.


Ada lagi yang bisa dimainkan di dalam rumah jika main kartu sudah bosan. Entah apa namanya saya lupa. Anak saya yang paling gede, sih, bilangnya ini permainan namanya kotak sembilan. Mainnya mirip-mirip catur gitu lah
Aksesoris permainan yang digunakan gak mesti pakai biji salak, ya. Bisa pakai kerikil atau benda lainnya. Asal di bedakan saja bentuknya antara dua kubu. Karena saya adanya biji salak, ya, terpaksa pakai ini.



Saat nemenin si bungsu pecle. Eh, apa ya bahasa Indonesianya. Kalau saya biasa sebut pecle hehehe. Momen ini ketika saya lagi ambil napas. Ternyata umur gak bisa boong. Baru juga ikutan udah megap-megap.

Itu dia sekelumit kegiatan saya bersama anak-anak #mumpungdirumah semuanya. Semua permainan kami, rata-rata yang pernah saya mainkan di masa kecil dulu. Boleh dibilang ini permainan tradisional yang enggak kegerus jaman.

Yuk lestarikan terus permainan tradisional kita.




Foto: Dok. Pribadi
Sumber Tulisan: Opini Pribadi