Kaskus

Entertainment

riandyogaAvatar border
TS
riandyoga
Membiasakan Diri Hidup Dalam Kondisi Darurat Pandemi Covid-19
Hai Gansis, thread ini saya buat dan update sejumlah postingan bertema virus Corona jenis baru atau Covid-19. Tentang cara kita membiasakan hidup dan menyesuaikan dir di masa pandemi, kiat pemerintah menangani wabah dan kisah masa prasejarah bertahan hidup dengan keahlian medis dijamannya. Kiranya ini bukan rujuakan resmi Covid-19. Namun barangkali bisa bermanfaat. Sebagai bacaan, daripada bengong dirumah aja.

Lompat ke postingan sepanjutnya

Quote:


Quote:




Hai GanSis semua! Saya harap kita semua tetap tangguh di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. Yakinlah semua akan baik-baik saja jika kita mengikuti anjuran dari para ahli. Tidak usah panik dan turunkan tensi kamu setelah melihat gambar berikut:

Membiasakan Diri Hidup Dalam Kondisi Darurat Pandemi Covid-19

Jadi gambar ini sudah ramai di media sosial. Maka itu Saya ambil deh untuk dibahas di thread ini. Terserah kita mau berkomentar apa. Tapi sebelum itu cukup disayangkan jika kita terus berdebat, sementara virus Corona atau Covid-19 terus menyebar.

Saya gak lagi mau kritik pemerintah, karena saya tidak memiliki keahlian dalam konteks ini. Tetapi bukan berarti sebaliknya juga. Biasakan yuk beropini tanpa harus terkotak-kotak atau kubu-kubuan.

Tangkapan layar dari dua berita tentang kebijakan Presiden Jokowi memang sangat "criticable". Siapun yang melihatnya pasti akan mengkerutkan dahi dan bergumam "apaan sih ini".

Tapi bila diteliti lebih jernih. Kronologi dibalik itu merupakan kejadian di dua waktu dan kondisi yang beda. Kebijakan diskon tiket pesawat yang dikeluarkan disaat Indonesia belum meledak kasus positif Covid-19 seperti sekarang. Sementara di daratan utama China sana sudah "Lockdown" khususnya di Wuhan, Hubei. Otomatis jumlah wisman di Indonesia menurun drastis karena wisman terbanyak asal Tiongkok. Terlebih saat itu masa Imlek. Maka diskon tiket pesawat diterapkan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata di dalam negeri. Kira-kira begitulah yang saya tangkap.

Meskipun pada akhirnya setelah ada kasus positif Covid-19 di Indonesia. Kebijakan diskon tiket tidak dibatalkan. Sementara pemerintah melakukan Social Distancing. Dan jadi janggal saat reaksi presiden yang heran melihat masyarakat yang sibuk liburan ditengah ancaman penyebaran Covid-19.

Tapi apa kita terus mau bahas hal-hal seperti ini ditengah kondisi pandemi Covid-19 ? Banyak peristiwa abnormal ditengah kondisi darurat. Termasuk sejumlah statement publik figur.

Seperti artikel berita berikut ini juga.



Di media sosial, berita seperti ini banyak diplintir dan disertai narasi penggiringan opini. Bagi orang awam akan mengira untuk apa kita bantu China, sementara negara sendiri kesusahan. Belum lagi bawa-bawa sentimen Cina dan Arab.

Padahal aslinya artikel tersebut peristiwanya terjadi saat sebelum Covid-19 mewabah di Tanah Air.

Nah, disini saya ingatkan bahaya hasutan-hasutan yang beredar di media sosial. Please, kita boleh saja menjadi kritis atau benci sama pemerintah. Tapi jangan larut sama hal-hal yang gak produktif.

Kalau mau dicari aja nih, banyak tuh bahan-bahan yang bisa dijadikan amunisi debat. Tinggal screenshoot, ditambahkan narasi, lalu di sebarkan. Pasti rame. Seperti berikut ini juga yang rame:



Jika kita baca berita diatas secara utuh. Mudah-mudahan tidak ada sesuatu yang kontroversial. Secara dalam kondisi tersebut, Menkes Terawan bersama Menhan Prabowo tengah melakukan prosesi serah terima alkes dari Wuhan yang dibawa TNI. Ringkasnya Menkes Terawan, bersama Menhan Prabowo dan jajaran pejabat lainnya berada pada kondisi beresiko terpapar Covid-19. Maka konyol jika mereka tidak pakai masker.

Tapi bila kita lihatnya hanya judul artikel melalui tangkapan layar dari oknum yang gak bertanggung jawab. Maka itu akan bikin emosi. Beneran deh. Pasti nanti kita jadi ikut-ikut teriak #MenkesMundur tanpa memahami betul pokok masalahnya.



Saya pribadi setuju bila banyak orang yang ikut sumbangsi kasih saran dan masukan sekalipun itu kritik terhadap penanganan Covid-19 di Indonesia. Karena ini berkaitan keberlangsungan hidup banyak orang. Semua orang berhak menyumbang pikiran.

Tapi saya memilih untuk tidak ikut-ikut memperkeruh keadaan dengan kritik dan kebanyakan diskusi. Akan tetapi yang lebih dibutuhkan sekarang ialah aksi, meskipun aksi tersebut berbentuk rebahan #dirumahaja

Seperti saya sebut tadi, kalau mau bikin ramai. Banyak kok bahannya. Tapi saya memilih untuk memakluminya.

Benar memang pemerintah kurang siap menghadapi pandemi Covid-19. Tapi memang gak ada negara didunia ini yang siap dengan Pandemi Covid-19 ? Sekalipun itu Tiongkok yang kini sudah bisa bernafas legah terlepas dari Covid-19. Tapi tetap awal permasalahan ini berawal dari keabaian otoritas di epidemi Covid-19 saat pertama virus ini menyebar.

Tapi ini bukan saatnya saling menyalahkan. Yang perlu kita lakukan saat ini ialah dengan membiasakan diri dengan kondisi darurat. Saat darurat memang selalu dibarengi dengan ketidakpastian.

Studi penelitjan Covid-19 ini belum tuntas. Vaksinnya saja belum ada dan obatnya masih "meraba-raba" atau uji coba.

Tidak menutup kemungkinan metode penanganan Covid-19 hari ini bisa berbeda dengan besok, minggu depan atau bulan depan. Seperti tentang obat Chloroquine. Awalnya disangka hoax tapi ternyata sekarang justru dipakai untuk mengobati pasien Covid-19.



Lantas apakah kita perlu bereaksi dengan hal ini? Teriak-teriak menuding pemerintah tidak konsisten dan plin-plan.

Tentunya tidak.

Kondisinya memang darurat dan serba tidak pasti. Perkembangan dari hari ke hari sangat bisa berbeda drastis. Misalnya saat ini kita memahami Covid-19 menyebar lewat percikan cairan saat berbicara, batuk dan bersin. Jangkauannya sekitar 1 hingga 2 meter.

Tapi tidak ada yang tahu, jika kedepannya ilmuwan menemukan fakta baru. Amit-amit,misalnya Covid-19 bisa menyebar lewat udara. Nah, pasti hal ini akan mengubah besar metode penanganan Covid-19. Dan tentu hal ini gak diharapkan siapapun.

Jadi ini maksudnya membiasakan diri hidup disaat darurat. Mempersiapkan diri dalam kondisi terburuk sekalipun. Menyadari bahwa prilaku seseorang bisa berbeda saat-saat demikian. Karena kita semua secara manusiawi mungkin akan takut. Ketakutan antara karena ketularan dan kelaparan.

Maka coba untuk tahan emosi, tenang dan berpikir logis. Mungkin kita banyak tidak sepaham sama orang lain dalam menyikapi pandemi Covid-19. Tapi pahami juga orang lain tetap punya kebebasan berpendapat. Meski pendapat orang lain terlihat bodoh, please simak tweet ini dulu..



Terlalu banyak berdebat saat bencana memang gak baik. Tapi juga gak ada salahnya mengingatkan orang lain yang salah langkah. Begitupun sebaliknya. Karena saat Pandemi Covid-19 sesungguhnya tidak ada yang paling benar atau paling salah. Termasuk thread ini juga.

Keadaannya bisa berubah sewaktu-waktu. Maka itu, saat ini tepatnya kita melakukan physical distancing. Raga ini boleh berjauahan, tapi hati selalu dekat. Kita tetap bersama, bersatu dan saling mengingatkan satu sama lain.

Rianda Prayoga | @riandaprayoga
Binjai, 25 Maret 2020
Diubah oleh riandyoga 20-04-2020 14:37
anasabilaAvatar border
sebelahblogAvatar border
infinitesoulAvatar border
infinitesoul dan 4 lainnya memberi reputasi
5
2.9K
28
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan