- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
80% Alat Tes Corona yang "Diberikan" Cina ke Ceko Rupanya Cacat
TS
yellow.skate
80% Alat Tes Corona yang "Diberikan" Cina ke Ceko Rupanya Cacat
Quote:
Sebuah situs berita Republik Ceko pada hari Senin (23 Maret) mengungkapkan bahwa 80 persen dari alat rapid test virus corona yang digaung-gaungkan "didonasikan" oleh China rupanya cacat, hal ini memaksa para pekerja medis untuk kembali bergantung pada pengujian laboratorium konvensional.
Pada tanggal 18 Maret, seperti halnya lembaga-lembaga amal bodong lainnya, corong yang dikelola pemerintah China menggunakan kata-kata "mensuplai" dan "mengirimkan" untuk memberikan impresi kalau rezim Komunis tersebut mendonasikan 150.000 alat rapid tes Covid-19 portabel kepada Republik Ceko. Yang pada faktanya, Kementrian Kesehatan Negara Eropa Tengah itu mesti membayar sekitar 14 juta crowns (Rp. 8,84 Milyar) untuk 100.000 alat tes tersebut, dimana disaat bersamaan Kementerian Dalam Negeri-nya juga membayar tagihan untuk 50.000 lainnya,
Namun, media berita Ceko iROZHLAS pada hari Senin mengungkapkan bahwa para petugas medis setempat telah menemukan hingga 80 persen dari alat tes China tersebut memberikan hasil yang salah. Dalam staff meeting yang diadakan oleh ahli kesehatan Pavla Svrcinova untuk wilayah Moravia-Silesia, ditemukan bahwa tingkat kesalahan pada alat tes tersebut sekitar 80%, mendorong para pejabat untuk menyarankan supaya alat tes tersebut hanya digunakan untuk orang-orang yang masa karantina-nya sudah mau berakhir dan belum mendapatkan hasil tes positif.
Menurut Svrcinova, Wilayah Moravia-Silesia akan terus bergantung pada pengujian laboratorium konvensional sebagai gantinya. Saat ini, hanya 900 tes semacam itu yang dapat diproses setiap hari.
"Kami memeriksa alat tersebut di Rumah Sakit Universitas di Ostrava, tetapi sayangnya tingkat kesalahannya cukup tinggi. Jadi sekarang kami menunggu hasil pengujian lebih lanjut di seluruh negeri, dan kami sedang mempertimbangkan untuk menggunakannya hanya kepada orang-orang yang mencapai akhir karantina mereka dan belum pernah dites positif, karena bekerja dengan antibodi, "kata Svrcinova.
Dia menambahkan bahwa alat tes tersebut memberikan hasil positif dan negatif palsu."Kami mengujinya kepada orang-orang yang ingin mengetahui dirinya terkena corona atau tidak. Untungnya, kami sangat berpandangan jauh sehingga sampel-sampel yang kami ambil segera dibandingkan dengan tes tradisional, dan yang mana membuktikan tingkat kesalahan alat tes China tersebut" kata Svrcinova. Dia mengatakan bahwa bahkan jika tes digunakan dengan pasien yang mendekati akhir karantina mereka, petugas kesehatan harus memeriksa reliabilitas-nya terlebih dahulu.
Namun, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri Jan Hamacek (CSSD) mengatakan bahwa metodologi yang salah mungkin telah dipilih. "Menurut pendapat saya, ini bukan tentang penyingkapan fakta memalukan bahwa alat itu tidak berfungsi," kata Hamacek setelah pertemuan pemerintah.
Menurut Hamacek, alat tes cepat China dapat "digunakan ketika penyakit telah diderita selama beberapa waktu," "atau jika seseorang kembali dari karantina setelah empat belas hari," tambahnya. Dia mengatakan bahwa menurut pendapatnya, akan lebih tepat untuk menggunakan tes reaksi rantai polimerase (PCR) (tes laboratorium konvensional) untuk mendeteksi penyakit pada tahap awal.
Profesor Universitas Warsawa Andrej Kozlowski adalah salah satu yang pertama kali men-share berita ini dalam bahasa Inggris di media sosial ketika ia memposting tweet ini pada Selasa (24 Maret):
Sumber:
https://www.taiwannews.com.tw/en/news/3903937
https://www.irozhlas.cz/zpravy-domov...003231414_sot
Diubah oleh yellow.skate 25-03-2020 06:08
4iinch dan 6 lainnya memberi reputasi
5
2.6K
Kutip
29
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan