Namanya sih keren Dewan Perwakilan Rakyat tentu saja harusnya hidup merakyat, apalagi kalau ada wabah penyakit seperti ini maka gaji mereka harusnya rela di potong untuk rakyat, dan masalah tes covid-19 rakyat lebih dulu di periksa sedangkan sebagai wakil dari rakyat penguasa sistem demokrasi ya belakangan.

Ingat mereka itu wakil rakyat, hanya seorang pesuruh rakyat yang dibayar oleh rakyat. Kalau tidak merakyat lebih baik bubarkan DPR karena hanya menyusahkan rakyat. Setiap kebijakan yang diambilpun terkesan percuma, hanya membuat birokrasi tambah rumit.



Wacana tes covid-19 untuk anggota Dewan dan keluarganya, membuat rakyat jelata tertawa geli. Sebegitu enakkah hidup mereka semua ditanggung oleh banyak pihak termasuk Asuransi. Sedangkan rakyat dibiarkan di rumah dan mati dalam keadaan tak punya uang.

Libur sekolah anak dirumah, jajannya jalan terus, lalu uang darimana? Mereka yang bekerja di perusahaan ternama masih sanggup ada gaji bulanan, untuk mereka yang hidupnya harian seperti pedagang, Kurir, Ojol, dan lainnya? Apa harus disuntik mati biar tak membebani negara!

Apakah akan ada wacana pembubaran DPR kedepannya, dimana hati nurani mereka? Melihat rakyat sengsara pun mereka tutup mata. Dan ketika bertugas pun tetap tidur di kala sidang sedang berjalan.



Etika dan moral ketika fasilitas yang ditawarkan negara kepada mereka di tengah wabah membuat muak banyak orang, bukan tak mungkin kedepannya nanti revolusi menggulingkan DPR menjadi nyata. Sikap Gus Dur nampaknya akan menjadi sikap rakyat Indonesia, mereka tak butuh wakil tinggal tunjuk Presiden saja ke depannya. Parlemen hanya sebuah penyakit, atau ketidak puasan rakyat dapat mengusung kembali Raja-Raja yang sudah turun tahta.

Chaos dengan resesi ekonomi yang terjadi di Indonesia adalah pintu untuk membuat makar, ingat ini adalah hal buruk bila terjadi tapi tontonan Wakil Rakyat yang membuat rakyat murka akan menjadi pemicu makar itu ada.



Belum lagi pihak politik yang sakit hati akan terus menggunakan sarana ini agar rakyat marah, bila terjadi kekacauan tentu akan ada pihak yang diuntungkan. Bisa saja akan berganti sistem kembali atau terpecah belah seperti masa lalu, tidak bisa di prediksi yang jelas resesi ekonomi yang membuat rakyat lapar adalah bom waktu yang akan meledak.

Apalagi pengagum "Khilafah" saat ini membuat mereka akan menyusun strategi yang cemerlang, hoax dimana-mana ini bukan tanpa alasan, ketakutan, kepanikan, dan rasa was-was antara mati kena virus dan mati karena lapar menjadi sebuah pilihan.



Bila pemerintah tak cepat tanggap, bisa jadi Indonesia tinggal nama. Sepele memang test covid-19 DPR tapi efeknya bak bola salju. Terlebih tingkat emosi masyarakat kita kalau lapar bisa saja anggota dewan akan diberlakukan seperti hewan, ingat revolusi perancis setelah resesi ekonomi mereka terjadi dimana bangsawan terlalu mewah rakyat sipil pun menjerit.

Bila terus mempertontonkan fasilitas yang diberikan negara untuk Anggota Dewan, bisa saja ini bibit timbulnya revolusi Indonesia kedepannya. Bila itu terjadi saya sebagai anak bangsa sangat berduka, ternyata kita belum mampu lepas dari yang namanya ketidak adilan. Saya c4punk see u next thread.