softwareseniAvatar border
TS
softwareseni
Perubahan Perilaku Konsumen Online era Digital

Coba tebak, hal apa saja yang memiliki kontribusi bersar terhadap perubahan perilaku konsumen online era digital

Kalau kamu menjawab internet & smartphone, jawaban kamu sudah yang paling tepat. Kenapa? Coba saja kamu bayangkan dua aktivitas bekerja & belanja. Sebelum hadirnya internet & smartphone, nampaknya mustahil untuk dilakukan secara bersamaan. Bukan begitu? Lalu, apa yang terjadi setelah internet dan smartphone menjadi sesuatu hal yang mudah dijangkau? Yap, kamu bisa melakukan multi tasking dengan mudah. Jangankan belanja, sambil bekerja sambil youtube an juga bisa. HAHAHAHAHA. Ya nggak? Hayo ngaku, aja. LOL.

Kamu akan menemukan nyaris apapun dari surga sampai neraka, dari ujung galaxy, hingga palung lautan terdalam, hanya dalam usapan jari saja. Tidak perlu lagi keluar rumah, hanya sekadar membeli keperluan sehari-hari. Imbasnya, jangankan kebutuhan sehari-hari, barang-barang yang tidak kamu butuhkan juga bisa kamu beli dengan mudah. Ehhh. 

Begitu juga bisnis. Tidak perlu lagi tuh, perusahaan memiliki kantor besar, cukup miliki saja website company profile yang unik, ciamik, dan dipersonalisasikan dengan konsep dan tema bisnis. Ya nggak? Toh, dengan kemajuan teknologi informasi, sekarang mungkin banget loh menerapkan metode work from home.

Itu dari sisi perusahaan. Bagaimana nih dengan perubahan perilaku konsumen online era digital? Apakah perubahan yang terjadi juga cukup signifikan? 

Mulai dari awal perilaku konsumen online ya!

Hayo coba tebak, istilah konsumen online itu datang dari mana? Betullllll. Internet. Jadi, kamu akan sering bertemu dengan kata “internet” jika membahas topik konsumen online. Perubahan yang ada di internet akan sering dengan perubahan perilaku konsumen online era digital.

Maksudnya?

Masih ingat tidak, lamanya menunggu gambar Naruto untuk dijadikan wallpaper komputer? Wah, rasanya mendownload ukuran kb saja sudah bermenit-menit. Masing ingat tidak, jamannya akses internet speedy yang hanya dibatasi jam akses dan bukan kuota? Wkwkwkwk. Tenang, kamu tidak sendiri kok. Memang, pada awal perkembangan internet di Indonesia, belum sepenuhnya mendukung masyarakat untuk mengkonsumsi produk digital.

Namun, sudah mulai populer tuh yang namanya email. Mungkin Yahoo! Salah satu email paling ngehits pada jamannya. Nah, surel online sudah cukup populer. 

Tetapi, jika kamu bertanya tentang aktivitas jual beli online pada fase awal, akan ada nama Kaskus didalamnya. Memang, sekarang forum kaskus tidak setenar dahulu kala. Hanya saja, pada jaman konsumen masih enggan melakukan aktivitas jual beli online, Kaskus sudah berani dengan lapak nya loh! Meskipun belum 100% proses transaksi dilakukan dalam sistem. Saat itu memang Kaskus hanya sebagai wadah pemasaran saja. Hehehe. 

Perkembangan Perilaku Konsumen Online

Dengan perkembangan teknologi internet yang cukup pesat, kini internet sudah menjadi kebutuhan yang mudah untuk dijangkau. Begitu pula dengan kecepatan internet yang semakin kencang. Streaming video youtube sudah mulai lancar. Hahahaha. Nah, pada era ini mulai banyak perusahaan startup Saas bermunculan. Apa itu Saas? Software as a service. 



Tentunya, kehadiran banyaknya perusahaan startup bukan tanpa sebab. Ada perubahan perilaku konsumen online era digital. Peningkatan permintaan akan jual beli online semakin meningkat. Coba angkat tangan siapa yang suka beli baju couple via facebook? Hahahahaha. Ketawa sendiri gak tuh! Nah, untuk era ini mulai hadir yang namanya platform online marketplace. 

Oh iya, kamu sudah tahu belum bedanya e-commerce dan online marketplace? Hayo jangan ketuker-tuker ya. Konsepnya sama tapi penerapan bisnis nya beda. Hehehehe.

Dari banyaknya perusahaan startup yang menawarkan produk SaaS nya, ada fenomena yang cukup heboh nih. Promo besar-besaran. Ya, mungkin kamu sering mendengar istilah itu dengan istilah “bakar-bakar duit” investor. Iya, iya, semuanya senang kok. Dan tidak ada yang menyalahi strategi bisnis perusahaan startup yang seperti itu untuk meningkatkan user acquisition terhadap platform SaaS mereka.

Tentunya hal tersebut tidak bertahan lama cuy. Meningkatnya pemahaman akan pentingnya data pribadi, turut mendorong perubahan perilaku konsumen online era digital. Apa itu? Keamanan data. Kamu sadar tidak, jika kamu adalah incaran iklan-iklan di youtube, instagram, twitter, dll. Nah, karena konsumen online mulai paham akan jejak digital mereka, kerelaan akan “membayar lebih” demi mendapatkan “perlindungan” data digital juga semakin tinggi. 

Contoh yang paling mudah kamu temukan adalah youtube premium. Yap, youtube tidak akan meluncurkan layanan esklusif tanpa iklan jika tidak ada peminatnya bukan? Begitu juga dengan layanan-layanan streaming online lainnya. Macam Netflix dan lain sebagainya. Hihihihi sadarkah kalian akan perubahan perilaku konsumen online era digital ini?

Cara Netizen Mengkonsumsi Aplikasi Software Produk Digital

Wahhhh, makasih ya sudah baca sampai sini. Pasti kamu adalah orang yang kepo banget tentang perubahan perilaku konsumen online. Hmmmm mencium aroma-aroma founder perusahaan startup nih. Hehehehehe.



Baik lah, mulai dari yang pertama ya!

- Customer Journey Focus  
Cuy, sebelum kamu memutuskan masuk kedalam business SaaS, tahukah kamu jika ada jutaan mobile app di google play store & app store? Selain itu, kamu juga perlu banget paham jika ponsel target market kamu itu punya memori yang terbatas. Jadi, customer journey focus / focus ke pengalaman konsumen dalam menggunakan aplikasi adalah yang terbaik. Jangan sampai, belum tahu apa service yang ditawarkan sudah suruh registrasi, dan kirim foto KTP ya! Bisa kabur nanti.

Lalu, apa saja sih yang perlu dipertimbangankan agar bisa memiliki produk digital yang menawarkan customer journey focus?

1. UI/UX (CX)
Harusnya sih kau tidak asing dengan istilah UI/UX. Saking banyak nya istilah tersebut bersliweran di social media, hingga job marketplace. Emang, lagi cukup tinggi nih demand / permintaan terhadap orang yang jago UI/UX. Ada yang tahu kenapa? Yap, betul banget! UI/UX akan berpengaruh besar terhadap pengalaman user terhadap produk digital (baik web app maupun mobile app). Sehingga, banyak perusahaan startup SaaS yang berlomba-lomba untuk memiliki produk digital dengan tingkat UI/UX yang optimal.

2. Fitur
Ngeselin tidak sih, ketika kamu harus menginstal mobile app hanya untuk memakai 1 fitur dari puluhan fitur di mobile app tersebut? Dalam menentukan fitur apa saja yang akan dibuat dalam produk digital (web app atau mobile app), kamu perlu lebih dulu tahu rantai kebutuhan user. Kalau bisa, tanpa harus berpindah aplikasi, semua kebutuhan user bisa terpenuhi. Munculah istilah Super App. Hehehehe.

3. Software Personality
 Kamu pernah tidak, membeli suatu barang, bisa tas, sepatu, kaos, hanya karena warnanya “kamu banget”. Sama seperti produk digital (web app maupun mobile app), mereka punya warna identitas, jargon, dan personalitas lainnya. Nah, ini juga akan menjadi faktor yang akan menarik user untuk menggunakan produk mereka. Bisa karena warnanya yang menarik, jargonnya, hingga brand ambassador nya. Kalo kamu yang mana?

- Research obsessed
Filter ah, dari yang paling mahal ke yang paling murah. Wow, kurang mahal. Cari di platform online marketplace lain ah. Aku suka yang mahal-mahal. Hayooo, siapa yang sukaknya begitu? Punya platform online marketplace lengkap banget di ponsel bukan buat beli barang, tetapi untuk cari tahu mana barang termurah, mana yang worth, mana yang “enggak banget”. Hihihihi. Perilaku konsumen online era digital memang begitu. Suka banget yang namanya melakukan “penelitian sederhana” untuk memastikan produk yang akan mereka beli adalah sesuatu yang benar-benar mereka butuhkan.

- Loyalty
Hayo, kamu tim Grab Atau GoJek? Atau malah tim promo? Wkwkwkwk. Akhir-akhir ini, setelah begitu banyaknya produk digital yang menawarkan produk sejenis, konsumen online mulai was-was terhadap keamanan data digital mereka. Sehingga, sekarang mulai ada gerakan minimalism di ponsel-ponsel nih. Sebelum hal itu terjadi di Indonesia, pastikan kamu punya loyal consumer dulu yak! Amit-amit deh jadi salah satu aplikasi yang di uninstall dari ponsel user. Sedihhh.

Bagaimana Respon Perusahaan SaaS Terhadap Perubahan Perilaku Konsumen Online era Digital?

Bakal ada dua respon nih yang bakal kamu temui. Ada perusahaan yang menjadi “Driver” dari perubahan perilaku konsumen online era. Ada juga yang menjadi “Follower” dari perubahan perilaku konsumen online era digital. Nah, jangan salah sangka jika menjadi yang ke dua atau ke tiga itu selalu buruk. Dan jangan juga berpikir menjadi yang pertama adalah yang terbaik. Masih ingat nasih Yahoo sebelum Google, Nokia sebelum Apple, dan masih banyak kasus lainnya. 



Nah, kalau kamu bosan dengan perilaku konsumen online yang gitu-gitu aja, kamu lebih cocok menjadi “driver” nih. Kalo sukses merubah pola perilaku konsumen online era digital, kamu akan terkenal sebagai seorang inovator! Karena memang, menjadi seorang driver terhadap perubahan perilaku konsumen itu tidak mudah. Kuncinya ada di inovasi! So, tidak salah jika memberikan title inovator kepada pihak yang berhasil menjadi “driver” perubahan perilaku konsumen online.

Tetapi, tidak semua orang bisa se gila itu. Ada juga nih yang diam diam merayap. Eh, memperhatikan, maksudnya ehee. Sambil ancang-ancang posisi siap siaga. Kalau ada peluang, sudah siap lari dengan 1000 kaki. Untuk perusahaan yang begini, sering disebut dengan “follower” nih. Diam-diam hap lalu di tangkap. Tetapi, kamu juga kudu siap dengan persaingan pasar yang cukup sengit. Karena, begitu ada tren baru muncul, akan banyak kompetitor yang ikutan masuk ke pasar. Contoh paling gampang sih platform online marketplace. Sekarang, saingan dari platfrom online marketplace tuh bukan cuma platform online marketplace yang lain, tetapi juga e-commerce. Hayooo bedanya apa antara e-commerce dan online marketplace? Wkwkwkwkw

Kesimpulan

Wah! Gila sih, kamu cinta banget ya sama artikel ini. Baca sampe kesimpulan cuy. Yang pasti, sebagai perusahaan kudu aware perihal perubahan perilaku konsumen onlien era digital. Apalagi jika produk utama mereka adalah SaaS. Jangan merasa aman di zona nyaman. Eaaa. Quote ala-ala. 

Perhatikan bagaimana UI/UX, fitur, dan software personality dari produk digital yang sedang atau akan kamu bangun (baik web app atau mobile app). Jangan lupa, kalau konsumen online itu mulai pintar memilah-milah produk bagi mereka. Dengan mudahnya akses informasi, konsumen bisa melakukan penelitian kecil untuk memastikan produk yang mereka pakai sesuai dengan kebutuhan mereka.

Yang jelas, jangan pernah jenuh untuk berinovasi. Bisa saja, hasil penemuan kamu justru menjadi pendorong perubahan perilaku konsumen online. Dan jangan pula merasa aman, amati pergerakan perubahan perilaku konsumen online agar tidak ketinggalan kereta. Eheee.

Kalau menurutmu, perubahan perilaku konsumen online era digital apa yang paling terasa di 2020? Tulis di kolom komentar ya!

   


0
644
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan