- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Nasib Rakyat; Perusahaan Besar Masuk Kampung!


TS
arifsyah.ma
Nasib Rakyat; Perusahaan Besar Masuk Kampung!

sumber
Assalamualaikum saudaraku.
Bersyukur kepada Allah.
Bersalawat kepada Nabi Muhammad.
Hidup di Indonesia bukan pilihan kita, tetapi merupakan takdir yang Maha Kuasa. Kita juga dibesarkan ditempat yang berbeda, yang jelas dari Sabang sampai Merauke pasti terlacak di peta.
Aku lahir di pulau sumatra tepatnya provinsi Riau kabupaten Bengkalis kecamatan Bandar Laksamana desa Sepahat. Dibesarkan pada lingkungan perkampungan, ekonomi yang didapat dari hasil kebun dan nelayan.
Provinsi Riau, gaungnya pasti ternama dengan hasil minyak buminya, sawit, akasia. Ini semua dikelola oleh perusahaan besar ternama.
Namun aku tidak bicara tentang minyaknya tetapi akasia yang menjadi problematika yang dikelola oleh perusahaan besar ternama sejagat raya.
Akasia itu telah bekerja sama dengan koperasi puluhan tahun lamanya, tetapi masyarakat desa-desa yang domisili disana jauh dari kata sejahtera.
Apa yang salah sebenarnya?
Padahal yang bekerja di perusahaan itu juga anak tempatan yang bertalenta, jawaban yang hari ini belum terpecahkan oleh kita bersama. Koperasi sebagai partner perusahaanpun tidak mampu merangkul anggota untuk membawa pada sejahtera. Padahal mereka dilindungi oleh undang-undang di Indonesia.
Puluhan tahun koperasi bergandengan dengan perusahaan, tetapi masyarakat hanya melihat ribuan kebingungan. Karena tak ada arah dan tujuan kecuali hanya tinggal cerita kebohongan.
Apa koperasi kongkolikong dengan perusahaan? Apakah Hutan yang terbentang luas hanya milik mereka yang lantang bicara? Kemudian apakah anak negeri yang menanggung derita semua dampak lingkungannya? Koperasi sebenarnya milik siapa, anggotanya atau pengurusnya?
Meskipun perusahaan besar ada di suatu daerah tidak menjamin hidup masyarakat setempat, biar hidup serba kekurangan asalkan dapat menjaga hutan, daripada dikelola oleh perusahaan dan bekerjasama dengan orang tempatan lalu membuat buruk lingkungan.
Globalisasi memang menawarkan kemajuan tetapi tidak ada guna jika lingkungan dicemarkan. Hidup ini tidak hanya bicara persaingan, juga bicara tentang kemanusiaan.
Mungkin agan dan sista masih ingat kata pamungkas dari Ir. Soekarno,

sumber
Quote:
Mari sama-sama selamatkan alam tanpa celoteh belaka. Cerita duka ini tak tahu sampai kapan akan berakhir.
Setiap tahun tidak pernah mengalami perubahan pada masyarakat. Negara ini milik bersama atau kaum-kaum tertentu saja?
Ungkapan bang Iwan Fals di dalam lirik lagunya, yuk kita renungkan bersama dan keluar dari keterpurukan dan kebohongan.

sumber
Raung buldozer gemuruh pohon tumbang
Berpadu dengan jerit isi rimba raya
Tawa kelakar badut-badut serakah
Dengan hph berbuat semaunya
Lestarikan alam hanya celoteh belaka
Lestarikan alam mengapa tidak dari dulu...
Oh mengapa.....
Oh...oh...ooooo......
Jelas kami kecewa
Menatap rimba yang dulu perkasa
Kini tinggal cerita
Pengantar lelap si buyung
Bencana erosi selalu datang menghantui
Tanah kering kerontang
Banjir datang itu pasti
Isi rimba tak ada tempat berpijak lagi
Punah dengan sendirinya akibat rakus manusia
Lestarikan hutan hanya celoteh belaka
Lestarikan hutan mengapa tidak dari dulu saja
Oh...oh...ooooo......
Jelas kami kecewa
Mendengar gergaji tak pernah berhenti
Demi kantong pribadi
Tak ingat rejeki generasi nanti
Bencana erosi selalu datang menghantui
Tanah kering kerontang
Banjir datang itu pasti
Isi rimba tak ada tempat berpijak lagi
Punah dengan sendirinya akibat rakus manusia
sumber
Wassalam
Penulis: along (@arifsyah.ma)
Sumber: Tertera pada thread
Bandar Laksamana, 22 Maret 2020






infinitesoul dan 4 lainnya memberi reputasi
5
713
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan