Sebuah bangunan tua yang berdiri dan dibangun bekas lahan rumah sakit ini memiliki kisah mistis yang sudah lama tersebar bagi para penduduk sekitar. Lokasi yang sangat dekat dengan Tempat Pemakaman Umum membuat Bangunan tua yang menjulang tinggi ini menambah keangkeran sisi mistisnya. Mungkin kalian yang tinggal di sekitaran karawang tepatnya pinggiran sungai citarum pasti paham dengan bangunan tua ini, ya benar sebuah Rusunawa lama bercatkan hijau kusam ditambah gemerlapnya cahaya saat malam tiba membuat siapapun yang melihatnya akan merasakan sisi mistis didalam tubuhnya.
Pembangunan Rusunawa inipun sebenarnya diperuntukan untuk para buruh pabrik dengan uang sewa yang cukup murah. Namun, lagi-lagi namun pemilihan area yang bekas rumah sakit membuat bangunan tua ini terbengkalai hingga bertahun-tahun lamanya karena mereka merasakan aura mistis hingga tidak berani untuk menyewa rusunawa tersebut. Hingga pada akhirnya kisah mistis terus menyebar di masyarakat sebagaimana beberapa warga yang melihat sosok makhluk astral yang muncul dan hilang di bangunan tua tersebut.
Sebagaimana kisah mistis ini...
Quote:
Malam itu Ujang dan kawan-kawan bermain sepak bola di GOR sebelah rusunawa.
"Si anying, lain geura di oper bolana, koplok sia!! Pan kajebolan ieu"(Si a****g, bukan cepat di oper bolanya, bodoh lu!! Kan jadinya kejebolan) ucap ujang dengan nada sewot sambil mengayunkan kakinya namun tak sengaja sandalnya terlepas dan terlempar jauh hingga masuk kebalik pagar rusunawa.
Ujangpun berjalan menjauh dari teman-temannya dikarenakan pintu masuk dari lokasi mereka bermain cukup jauh untuk mengambil sandalnya.
"Kade jang, aya awewe geulis engke maneh digondol"(hati-hati jang, ada cewe cantik nanti lu digondol/bawa) teriak asep dengan kedua tangannya membentuk huruf O didepan mulutnya.
Ujang mulai merasakan ketakutan ketika mulai memasuki pintu gerbang, ia pun berlari menuju sandalnya.
"A, nuju naon?"(a, lagi apa?) tanya dengan tiba-tiba seorang wanita dengan pakaian suster bertanya padanya.
"ieu teh, nyandak sandal"(ini teh, ngambil sandal) sahut ujang menoleh ke arah suara itu.
Wanita tersebut pun diam berdiri menatap ujang tak jauh darinya.
"ari si teteh keur naon peuting-peuting kieu aya didieu?"(lah si teteh ngapain malam-malam gini ada disini?) tanya ujang meraih sandalnya.
"teteh mah imahna didieu a"(teteh rumahnya disini a) jawab wanita itu.
"kedeung sep,"teriak ujang menolehkan kepalanya ke asep yang menunggu
"teh, urang kaditu heula nya"(teh, aku kesitu dulu ya) ucap ujang ketika menengok kembali wanita yang menanyakannya tadi, namun sang wanita tiba-tiba menghilang. Ujang yang kebingungan celingak-celinguk mencari kemana wanita itu pergi, bulu kuduknya mulai berdiri, iapun berlari dengan cepat kembali ke teman-temannya.
"Sia ku naon tatadi cicing wae dijero?"(lu kenapa dari tadi diem aja didalam?) tanya asep sambil berjalan mendekati ujang.
"dih, woh sasaha oge didinya, gelo sia"(dih, ga ada siapa2 juga disana, gila lu ya) sahut asep tangannya menyilang kejidat.
"Benar sep, aya awewe tadi meuni geulis"(benar sep, ada cewe tadi cantik banget) ucap ujang meyakinkan asep
"jurig mereun eta teh, tatadi maneh sorangan wae didinya"(setan kali itu, dari tadi lu sendirian aja disana) ngegas si asep rada ketakutan meninggalkan ujang.
Ujang kembali melihat kebelakang arah tempat ia mengambil sandal, tak ada jejak seseorangpun disana, hanya beberapa lampu penerangan yang mulai redam.
Mereka pun kembali melakukan aktifitas bermain sepak bolanya, hingga larut malam tiba mereka selesai dan pulang berjalan.
"Woy tungguan urang atuh"(woy tungguin gua dong) teriak ujang mengambil sandalnya dipinggir gawang.
Ujangpun berlari kecil mengejar temannya yang sudah duluan meninggalkannya, dengan terburu-buru ia penasaran kembali melihat ke arah gerbang rusunawa nampak wanita tadi berdiri didekat pagar menatapnya. Ia kemudiam berhenti sejenak melihat wanita itu, namun tiba-tiba "Wusshh" wanita itu hilang dengan sekejap pandangannya. Ujangpun ketakutan dan berlari terbirit-birit sambil teriak "JURIG!!!"(Setan)...
