- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah Pohon Beringin Di Kampungku Yang Sudah Menculik Anak Dan Mengganggu Tukang Sate
TS
awesome.techid
Kisah Pohon Beringin Di Kampungku Yang Sudah Menculik Anak Dan Mengganggu Tukang Sate

Ane tinggal di daerah Bekasi, tepatnya di daerah Pondok Melati yang berada di Bekasi Barat. Di dekat rumah ane dulu ada sebuah pohon beringin yang berukuran sangat besar. Tingginya kira-kira seukuran rumah tingkat tiga. Karena posisinya yang bersebelahan dengan kali, sehingga banyak orang yang berusaha menebang pohon tersebut. Dengan tujuan agar tidak merusak pembatas atau tanggul sungai. Karena bisa berbahaya bila pohon itu roboh dan menimpa tanggul sungai. Namun sudah banyak yang dilakukan warga untuk menebang pohon itu namun tidak membuahkan hasil.

Gambar hanya ilustrasi, sumber
Selang beberapa hari setelah upaya warga untuk menebang pohon kampung ane dibuat heboh karena seorang ibu menjerit histeris lantaran anaknnya hilang.
"TOLONG! TOLONG! ANAKKU HILANG! ANAKKU HILANG!". Teriak ibu itu. Saat itu yang kondisinya sudah hampir magrib, langit sudah mulai gelap dan orang-orang sudah masuk ke dalam rumah langsung keluar rumah begitu saja. Beberapa tetangga mencoba menenangkan ibu itu.
"Tenang bu, tenang. Ada apa?" Tanya pak Suib, orang yang dituakan di daerah kami.
"Dani pak, Dani hilang" Jawab ibu itu. Aku benar-benar tidak mengetahui nama ibu itu. Yang aku ingat hanya rumahnya dulu yang ia tempati sebelum pindah dari daerah kami.
"Yakin hilang? Mungkin masih main sama temennya bu" Kembali pak Suib mencoba menenangkan ibu itu.
"Engga pak, engga, Dani ga pernah pulang sampe se sore ini. Temen-temennya juga bilang belum ketemu sama Dani hari ini" Jawab ibu itu sambil mulai meneteskan air mata.
"Yaudah ibu, tunggu di sini aja, nanti setelah adzan maghrib saya dan beberapa warga bantu cari Dani di sekitar kampung ini" Kata pak Suib sambil mencoba menenangkan ibu tersebut.
Kemudian pak Suib mengajak beberapa warga yang ada disitu untuk berkumpul dan membagi kelompok pencarian kemudian menginstruksikan pada bapak-bapak tersebut untuk berkumpul kembali setelah solat maghrib. "Pokoknya setelah solat maghrib, bapak-bapak kumpul lagi disini, kita cari Dani di sekiar kampung kita. Jangan lupa bawa senter masing-masing" Ucap pak Suib.
Gambar hanya ilustrasi, sumber
Beberapa saat setelah selesai solat maghrib, bapak-bapak yang tadi berkumpul kembali. Kali ini jumlahnya lebih banyak karena ada beberapa pengurus mensjid yang ingin ikut membantu.
Kemudian orang-orang tadi mulai berpencar sesuai arahan pak Suib. Ada yang mencari di daerah sekitar rumah Deni, ada yang mencari di daerah sekitar masjid, ada yang mencari di daerah lapangan dan ada pula yang mencari di daerah sungai.
Hingga 15 menit pencarian, belum juga menemukan tanda-tanda Deni berada. Hingga sampai pada akhirnya seorang warga berteriak sambil menyorot ranting pohon beringin di bagian paling atas.
"Itu! Itu Deni" Kata bapak itu dengan sedikit teriak.
"Mana, mana pak?" Ucap beberapa warga lain yang bertugas mencari di daerah sungai.
"Itu, itu di ranting pohon" Lanjut bapak itu.
Setelah mengetahui posisi Deni, beberapa warga meneriakinya dan menyuruhnya untuk turun. Sedangkan salah seorang warga memanggil pak Suib untuk menyampaikan kabar ditemukannya Deni.
"Den, turun den! Ibumu nyariin terus!" Teriak seorang warga sambil mengarahkan senter ke arah Deni berada. Yang kemudian diikuti warga yang lain.
Ada sekitar 10 menit Deni juga tak memperdulikan teriakan orang-orang yang memanggilnya. Bahkan pak Suib tampak serak karena upayanya meneriaki Deni untuk turun tak kunjung berhasil. Hingga akhirnya salah seorang warga memberanikan dirinya untuk memanjat pohon beringin itu. Dengan senter di gigit di mulutnya, orang itu memanjat perlahan dan hati-hati. Setibanya di ranting yang Deni duduki, dia segera menepok pundak Deni. Hal tersebut berhasil membuat Deni menoleh dan mau di ajak turun.

Gambar hanya ilustrasi, sumber
Untungnya kedua orang itu berhasil turun dengan selamat. Pak Suib yang terheran-heran dengan apa yang dilakukan Deni segera mengintrogasinya.
"Kamu ngapain nangkring di atas pohon sendirian sampe malem begini?" Tanya pak Suib.
"Saya enggak sendirian kok pak, saya diajakin Hardo duduk di atas sana" Jawab Deni polos.
"Hardo siapa?" Tanya seorang warga penasaran. Karena di kampung kami tidak ada warga yang memiliki nama Hardo.
"Saya juga ga tau pak, saya baru kenal tadi sore pas lagi ngambilin buah cerry di pohon cerry. Terus Hardo ngajakin main ke atas pohon" Jawab Deni.
"Yaudah ayo pulang, kasian ibu kamu nungguin" Ucap pak Suib.
Banyak warga terheran-heran dengan apa yang diceritakan oleh Deni. Karena ditempat Deni duduk, tak ada siapapun di sebelahnya. Dia hanya duduk sendirian sambil menatap ke kali.
Setelah kejadian Deni warga masih mengira bahwa Deni hanya mgengada-ngada, karena selama ini banyak anak yang bermain di sekitar pohon itu, bahkan banyak pula yang mengambil buah cerry namun tidak ada yang mengalami kejadian seperti Deni.
Tapi hal aneh kembali terjadi, namun bukan dialami oleh warga kampung melainkan orang luar, kebetulan dia adalah penjual sate baru di kampungku. Karena masih pertama kali berjualan di kampungku dan belum mengetahui jalanan-jalanan buntu, maka tukang sate itu berjalan menyusuri semua jalan sendirian dengan penerangan berasal dari lampu yang ada di gerobaknya. Sebuah lampu templok yang menggunakan lilin dan kaca.
Hingga sampailah dia di daerah pohon beringin itu, karena jalanan buntu, maka dia putuskan untuk memutar arah. Baru saja memutar gerobaknya, terdengar suara seseorang yang memesan sate. Kaget karena merasa dia berjalan sendirian, tukang sate itu mendorong gerobaknya lebih cepat menjauhi daerah itu. Namun langkahnya terhenti ketika pundaknya seperti di tepuk oleh seseorang.
"Bang, sate bang" Kata seorang pelanggan. Tukang sate itu kemudai menoleh dan betapa terkejutnya dia begitu mengetahui bahwa ada orang di belakangnya. Padahal dirinya sama sekali tidak mendengar suara langkah kaki ke arahnya. Namun karena orang itu bergaya normal selayaknya orang biasa, maka dilyanilah pembeli itu.
"Oh ya, pake lontong pak?" Tanya tukang sate.
"Pake mas" Jawab orang itu.
"Makan disini apa dibungkus?" Tanya tukang sate lagi. Seolah si pembeli tidak mendengar suaranya, tukang sate itu kembali menanyakan kepada pembeli. "Makan disini apa dibungkus pak?".
Karena heran pertanyaannya tidak dijawab juga. Akhirnya tukang sate itu menoleh ke arah pembeli tadi dan betapa terkejutnya dia begitu mengetahui bahwa pembeli itu sudah tidak ada. Menyadari ada yang tidak beres, tukang sate itu segera merapihkan perapiannya dan menaruh seporsi sate tadi di bakulnya. Baru saja berjalan beberapa langkah tiba-tiba dia mendengar "MAU SATE NYA BANG, HAHAHA". Suaranya serak dan berat. Karena panik tukang sate itu bergegas pergi. Namun sayangnya, karena kondisi gelap dan panik, gerobak sate yang dibawanya malah ambruk. Karena semakin panik, maka larilah tukang sate ke pemukiman warga terdekat. Tukang sate itu menceritakan apa yang baru dialaminya kepada warga dan juga meminta untuk ditemani mengambil gerobaknya yang jatuh.
Sejak kejadian itu warga meminta bantuan pemda setempat untuk menebang pohon beringin itu. Dengan alasan takut nantinya korban terus bertamabah. Hingga permintaan warga disetujui, anak-anak diminta untuk tidak bermain di sekitar sungai terutama di dekat pohon beringin. Orang tua beralasan bahwa akan dilakukan penebangan pohon sehingga banyak benda tajam yang bisa melukai anak-anak. Sedangkan kisah akan Deni yang ditemukan nangkring pada malam itu sudah terdengar di teling anak-anak.

Gambar hanya ilustrasi, sumber
Beberapa minggu kemudian permintaan warga di setujui oleh pemda. Dengan menggunakan alat yang canggih dan dipotong perlahan-lahan, pohon itu berhasil ditebang. Namun tidak ditebang sampai semuanya hilang. Masih menyisakan badan pohon yang sangat besar lantaran gergaji mesinpun tak mampu memotongnya. Hampir 3 gergaji mesin yang digunakan untuk memotong pohon itu, namun hanya bisa menyisakan bekas potongan saja.
Berdasarkan beberapa kisah dari temen ane, konon dulu ada anak yang tenggelam di sungai itu. Ada juga yang mengatakan bahwa anak yang dipanggil "Hargo" itu adalah korban pelajar hanyut yang terjadi pada tahun 2000an lalu saat banjir besar menimpa Jakarta dan Bekasi.
infinitesoul dan 3 lainnya memberi reputasi
4
3.1K
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan