- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah Semat Belkat Setan Penunggu Kampung


TS
uliyatis
Kisah Semat Belkat Setan Penunggu Kampung


Sumber foto : Pixabay.com
Hari sudah mulai malam, saat hujan turun perlahan membasahi desa tempatku tinggal. Salah satu desa yang terletak di kabupaten Lebong, di mana penghuninya adalah rata-rata suku rejang. Meski ada juga suku pendatang yang sudah lama menetap.
Semat Belkat adalah berasal dari bahasa Rejang berarti hantu penunggu kampung yang bertubuh besar dan wajah menyeramkan.
Sambil berdoa dalam hati aku memegang lengan Ibu, saat akan pulang ke rumah. Sebenarnya Paman dan Bibi sudah melarang untuk pulang tengah malam begini, tapi, karena besok ada urusan yang mendesak, dan tidak tega meninggalkan bapak yang sedang sakit, Ibu akhirnya memaksakan diri untuk mengajakku pulang.
"Bu, apa nggak takut pulang malam-malam begini. Ania, takut, Bu,"seruku dengan tubuh gemetaran.
Cerita dari mulut ke mulut yang sering kudengar, Semat Belkat yang dalam bahasa rejang ini berarti hantu dari jelmaan iblis ini sering muncul saat tengah malam, dari jam 12 malam sampai jam 2 dini pagi hari.
"Sudah, tetap baca aja doa dalam hati. Kalo nggak pulang malam ini, kasihan bapakmu yang sedang sakit di rumah."
Aku mengangguk. Bapak memang sedang kurang enak badan, jadi ketika Paman dan Bibi mengadakan syukuran pernikahan putri mereka, aku dan Ibu yang pergi.
"Iya, Bu. Semoga kita nggak ketemu Semar Belkat."
Ibu mengangguk. Beruntung rumah Bibi hanya memakan waktu sekitar setengah jam. Tidak terlalu jauh dari rumah.
"Ni, malam ini kok suasananya lain, ya?"
Aku memandang ibu dengan heran. Setahuku, ibu memang memiliki sedikit kelebihan, bisa merasakan hal-hal yang berbau gaib. Sepertinya itu kemampuan yang diturunkan dari almarhum kakek buyut yang dulu terkenal sebagai dukun kampung.
Spontan juga, tubuhku lebih merapat ke arah Ibu. Biasanya indera keenam ibu selalu berbicara dengan tepat. Jarang yang meleset.
"Bu, Ania, kok jadi merinding begini. Takut, Bu." Aku menggenggam tangan ibu kencang-kencang. Sementara degup jantungku sangat kencang. Meski, ibu berkali-kali sudah mengingatkan agar berani dan jangan takut secara berlebihan.
Ibu hanya tersenyum, menepuk-nepuk punggung tanganku yang erat memgang tangan ibu.
"Sudah, Bismillah saja. Sebentar lagi, kita juga sampe di rumah," bisik ibu membesarkan hati.
Aku tidak berkata apa-apa lagi. Memang jarak menuju rumah tidak terlalu jauh lagi, tapi kami masih harus melewati tempat di mana Semat Belkat sering menampakkan diri.
Menjelang tempat itu, bulu kudukku semakin tegak. Benar saja, di bawah pohon besar yang sering diceritakan warga, berdiri sesosok makhluk astral, memiliki tubuh yang sangat tinggi dan berwajah menyeramkan. Dia memandang kami dengan tatapan yang membuat kakiku tidak mampu melangkah.
Sangat beruntung, ibu bersamaku, jadi tubuh ini tidak langsung melorot ke tanah.
"Permisi Semat Belkat, kami tidak melakukan hal-hal yang buruk, hanya pulang kemalaman dari rumah saudara "
Dengan berani ibu mengucapkan kalimat itu sambil menyeretku untuk segera berlalu. Memang Semat Belkat tidak akan mengganggu karena dia hanya akan muncul jika ada penduduk kampung yang melakukan hal-hal yang kurang terpuji. Seperti anak-anak muda yang pulang kemalaman karena pacaran.
Semat Belkat hanya diam saja, tubuhnya yang hampir setinggi pohon kelapa itu, membiarkanku dan ibu lewat. Alhamdulillah, akhirnya, meski kami bertemu Semat Belkat, tapi tidak terjadi suatu hal yang mengkhawatirkan.
Memang benar cerita dari warga yang pernah bertemu Semat Belkat, kalau kita tidak melakukan hal-hal yang kurang terpuji, maka kita tidak usah takut. Pengalaman yang memang sangat menegangkan. Semoga tidak akan bertemu dengan Semat Belkat ini di lain waktu.
Tamat.
Semat Belkat berasal dari bahasa rejang berarti setan, iblis atau makhluk halus sejenisnya.
Referensi
di sini
Diubah oleh uliyatis 20-03-2020 00:49






infinitesoul dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.2K
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan