Kaskus

Story

JIJUNari03Avatar border
TS
JIJUNari03
Memoar part 3
  Beberapa bulan belakangan ini, kita memang terlalu sering beradu mulut. Beradu argument, dan mungkin juga beradu kerasan mana kepalanya.  Hahaha….

Benar-benar seperti anak kecil. Atau kita memang masih anak kecil yang memang belum pantas paham soal pemikiran orang-orang dewasa.

Aku terlalu paham tentang luar dalamnya dirimu. Dan mungkin kau pun juga sama. Kita sama-sama berlomba tentang siapa yang lebih hebat dalam bersabar, menunggu dan mungkin menahan rindu. Hahaha..

Entah mengapa memikirkan hal itu membuatku ingin tertawa terpingkal-pingkal. Benar-benar seperti sebuah drama yang biasa aku baca di wattpad-wattpad ternama. Benar-benar mirip.
Aku sering kali berpikir. Apa seperti ini tidak apa-apa?. Apa menunggu dan berharap akan suatu hal yang meskipun sudah ada di depan mata namun sudah jelas tak akan didapatkan itu baik? Apa ini tak apa?

Adakah seseorang yang mau memberitahuku? Siapapun. Agar aku juga bisa membuka mataku, tentang mana yang benar dan mana yang salah.

Aku selalu dirundung kebingungan. Selalu dan akan selalu ada rasa bingung dan bimbang itu. Rasanya sedih sekali jika memikirkannya. Benar-benar menyedihkan. Sampai-sampai mau nangis aja gak keluar.

Sampai berbulan-bulan itu, kita tetap sama saja. Tidak ada peningkatan dan justru sebaliknya. Aku tahu dan kau pun juga. Bahkan aku lah penyebab semua ini ada. Bukan karena apa-apa. Tapi karena keegoisan dan kekeras kepalaanku.

Semua orang tahu bahwa aku memang seperti itu. Dan semua orang pun tahu kau pun juga sama. Lalu aku harus apa?

Melanjutkannya? Hingga hati ini habis tanpa sisa? Memutusnya dan pada akhirnya hati ini akan hilang penghangatnya.
Lalu aku harus apa!?
Aku memilih satu agar aku mendapatkan satu. Tapi mengapa justru aku mendapatkan lebih?
Ini berlebihan. Sangat-sangat tidak bisa kuterima karena aku pun sadar diri tak bisa menerimanya. Aku ingin mengembalikannya namun kau menolak menerimanyanya. Namun jika aku membuangnya, orang-orang akan mengataiku ‘tak tau diri’.
Sudah diberi hati dan ampela tapi memilih membuangnya. Dasar tidak tahu di untung. Itu benar bukan? Tidak ada yang salah dari itu kan?
Aku tahu diri untuk segera berhenti. Aku tahu diri untuk segera mengakhiri meski berakhir aku pun juga akan sendirian, lagi.
Tapi itu lebih baik. Aku tak ingin merusak apapun lagi. Aku tak merusak apapun yang belum tentu menjadi milikku. Aku tak ingin melakukannya. Ini sudah terlalu cukup dan terlalu keji. Aku tak ingin lagi.


0
379
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan