Kaskus

Entertainment

putranto1718Avatar border
TS
putranto1718
Mahluk Hitam Besar Itu Selalu Mengikuti Erna !
Mahluk Hitam Besar Itu Selalu Mengikuti Erna !Kejadian ini terjadi saat aku masih duduk di bangku SMP, dulu aku bersekolah di SMP Negeri 1 Wanadadi, Banjarnegara Jawa Tengah. Sekolah SMP Negeri terfavorit di Kecamatanku. Aku termasuk siswa beruntung karena mempunyai piagam olahraga sehingga bisa menjadi nilai tambah untukku yang berotak pas-pasan ini. Teman-teman SD seangkatanku saja hanya 3 orang yang mampu masuk ke SMP favorit ini.

Tahun 2003 saat aku kelas 2 SMP, aku ingat betul ada tugas muatan lokal dari sekolah untuk membuat karya berbentuk apapun tapi dengan menggunakan bahan yang tidak terpakai. Ya seperti membuat karya dari bahan daur ulang. Tugas dibuat berkelompok yang terdiri dari 3 orang. Kelompokku terdiri dari Aku, Erna dan Bima. Erna adalah teman SD ku, karena dulu sewaktu SD aku dan Erna pernah membuat karya semacam pohon natal-natalan, dengan menggunakan pohon POH, jadi kami mengambil ranting yang rimbun lalu kita keringkan rantingnya, setelah kering dibuang kulitnya dan tersisalah daging ranting yang nantinya akan kita cat daging ranting lalu di hias layaknya pohon natal.

Kami bertiga setuju membuat karya ini, mengingat pohon POH ini hanya tumbuh di kuburan Kramat desaku, Bima yang rumahnya jauh tidak ikut ke kuburan Kramat. Apa boleh buat yang mengambil rantingnya hanya aku dan Erna, Untungnya Erna merupakan gadis pemberani. Padahal dia sudah tau kalau kuburan Keramat di desa kami ini terkenal angker, apalagi pohon POH ini yang katanya ada penunggunya. 

Mahluk Hitam Besar Itu Selalu Mengikuti Erna !

Sebenarnya aku pernah mendengar ibuku berkata, ketika gadis atau wanita sedang dalam keadaan haid tidak boleh masuk ke area Kuburan Kramat desa kami, karena desas desusnya ada penunggu makam yang suka dengan wanita haid dan bisa-bisa sepulang dari kuburan ia akan terus diikuti.

Tapi ya namanya kita masih bocah, masih anak-anak masih belum terlalu percaya dengan mitos seperti ini. Kita santai aja masuk ke kuburan.

Aku : "Na, kamu lagi ga haid kan?"

Erna : "Lagi haid, terus kenapa? Santai aja kali put !"

Aku : "Gila! kamu ga denger ceritanya, cewek kalo lagi haid ga boleh masuk ke Kramat."

Erna : "Dosa emangnya ?"

Aku : "Idih bukan gitu, cuma kata ibuku nanti ada yang ngikutin di kuburan"

Erna : "Dikibulin jangan percaya, ibumu itu ngarang!"

Kami berdua masuk ke kuburan Kramat dengan santai, kami celingukan mencari Pak Narso yang biasanya ada di sekitar kuburan Kramat. Pak Narso ini penunggu kuburan, eh kok penunggu si, maksudnya beliau ini yang biasa dibayar untuk menggali kuburan tapi walaupun ga ada yang meninggal, beliau biasanya tetap menghabiskan waktunya di kuburan Kramat untuk bersih-bersih dan sebagainya. Kita udah keliling kuburan tapi Pak Narso tetep aja ga keliatan.

Aku : "Na, Pak Narsonya ga ada. Siapa yang mau manjatin pohon POH nya"

Erna : "Ya kamu lah"

Aku : "Aku ga berani, besok aja lah nunggu pak Narso"

Erna : "Lah gimana ceritanya, kalo besok ya ga keburu dong! belum ngeringin rantingnya, belum nge cat, belum bikin hiasan. Minggu depan kan harus dikumpulin"

Aku : "Ya gimana dong, kamu yang naik lah"

Erna : "Najis ! Penakut banget sih ! Kalo bukan semi nilai muatan lokal ogah nih aku naik pohon begini"

Sambil komat-kamit Erna bersiap-siap memanjat pohon POH, sebenarnya pohon POH ini mudah dipanjat karena walaupun pohonnya besar ada banyak cabang rendahnya dibawah. Dan kalau diingat-ingat ketika Erna memanjat pohon, kita seperti sudah diberikan pertanda kalau ranting pohon ini mungkin tidak boleh diambil, seperti ketika Erna naik kakinya kepleset dan hampir aja dia jatoh 2 kali, pas mau nebang ranting diatas pisau nya jatuh hampir aja kena kepalaku tapi untungnya meleset. Terus pas rantingnya kita bawa pulang itu beratnya minta ampun. Padahal itu ranting kecil, tapi kita harus narik bareng supaya kuat itupun setiap 5 meter kita berenti karena berat banget itu rantingnya. Aku juga ga habis pikir kenapa bisa seperti itu.

Singkat cerita, ranting pohon itu di simpan di samping rumah Erna. Karena jarak dari kuburan ke rumah Erna lebih dekat. Keesokan harinya di sekolah Erna bercerita.

Erna : "Put, rumahku semalem kayaknya jadi incaran maling deh"

Aku : "hah? Kok bisa gimana ceritanya?"

Erna : "Aku ngerasa kaya ada yang ngintipin terus dari jendela kaca kamarku sepanjang malem, kayaknya orang mau maling"

Aku : "Masa mau maling ngintipin sepanjang malem, ga masuk akal. Ngintip sesekali masuk akal, Lagian ngapain maling dirumahmu. Mending maling di tempat Pak Supyan, duitnya banyak"

Erna :"Gausah ngejek, terus aku miskin maksudnya?"

Aku : "Heheh ya gak gitu maksudnya, tapi kamu sempet liat ke luar jendela ga? Ada orang beneran apa ga?"

Erna : "Iya aku sempet beberapa kali buka gorden jendela, tapi diluar ga ada apa-apa. Cuma ranting pohon POH yang kita ambil tadi siang doang"

Deg, seketika aku merinding pas Erna bilang cuma ada ranting pohon POH, jangan-jangan pas kita nebang ranting pohon itu penunggunya ngikutin lagi. Soalnya kemaren ranting itu berat banget pas di seret. Tapi aku gamau bikin Erna takut. 

Sorenya kita bertiga Aku, Erna dan Bima sepakat untuk berkumpul di rumah Erna untuk mulai mengerjakan karya kita. Saat itu aku dan Bima sedang membersihkan ranting pohon POH, dari luar lewat jendela kamarnya aku melihat Erna sedang berdiri didepan Kaca dan disampingnya dengan jelas aku melihat sosok hitam pekat tinggi besar, kukunya panjang. Astaghfirulloh merinding sekujur tubuhku. Aku lari pulang ketakutan meninggalkan Bima yang samar-samar memanggil-manggil namaku dari belakang.

Aku tidak masuk sekolah 1 hari, badanku serasa meriang panas dan dingin. Entah aku sakit asli atau karena ketakutan setelah melihat sosok yang  mengikuti Erna, aku takut berbicara pada ayah dan ibuku. Hari kedua setelah melihat sosok hitam itu, aku berangkat sekolah, tapi ternyata Erna sudah 2 hari tidak berangkat ke sekolah. Yang aku dengar dari Bima, Erna sakit. Bima bertanya kepadaku perihal kenapa aku lari hari itu, aku enggan menjawab.

Kabar selanjutnya, sebulan sudah Erna tidak masuk sekolah. Aku tidak berani berkunjung ke rumah Erna untuk sekedar menjenguk dan melihat keadaanya. Yang aku dengar dari ibu ku, Erna sakit-sakitan sudah dibawa berobat ke puskesmas wanadadi, ke RSUD Banjarnegara sakitnya belum juga membaik. 

Jujur yang sangat khawatir dengan keadaan Erna, akhirnya menceritakan perihal aku melihat sosok tinggi hitam besar di kamar Erna, lalu kejadian kita saat menebang pohon POH semua keganjilan aku ceritakan ke ibuku. Ibuku sempat memarahiku karena tidak mematuhi aturan dan mengajak Erna yang sedang haid ke kuburan Keramat. Padahal kan bukan salahku, awalnya sudah kuingatkan pada Erna tapi dia yang ngeyel. Ibuku menyampaikan cerita tersebut ke keluarga Erna, karena selanjutnya aku mendengar Erna berobat ke kyai. Alhamdulilah setelah 2 bulan Erna bisa kembali bersekolah. 

Tapi ini menjadi pelajaran untukku, ketika orang tua mengingatkan untuk tidak melakukan suatu hal. Sebaiknya kita ikuti, karena musibah siapa yang tau. Lebih baik berhati-hati dan jaga selalu tata krama. Ingat kalau kita hidup berdampingan dengan "mereka" jadi sebisa mungkin lakukan kegiatan yang tidak mengganggu "mereka".
Mitos tidak selamanya menjadi mitos, jika dengan mengikuti mitos tersebut kita bisa selamat kenapa kita tidak menerapkannya. Yang jelas dimanapun kalian berada, hormatilah mitos dari daerah tersebut dan jangan sampai melanggarnya supaya tidak ada kejadian buruk yang menimpa kita.

17 Mar 2020

- Putranto -

Diubah oleh putranto1718 17-03-2020 15:46
infinitesoulAvatar border
indrag057Avatar border
aa115prassAvatar border
aa115prass dan 6 lainnya memberi reputasi
7
801
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan