Sosok inspiratifku kali ini beda, biasanya kan cowo-cowo Artis Hollywood atau yang sering action gituu, ya engga dulu deh sekarang mah..
Ohiya lupa nyapa, hallo apa kabar agan dan sistra penduduk bumi sekalian? Sehat kah? Baik-baik saja kah? Semoga selalu baik dan selalu sehat.
Btw nih ya ngobrolin sosok inspiratif tuh bener-bener gak ada habisnya, karena kita tuh punya sisi pandang yang berbeda ya walaupun ceritanya tuh sama
, "menurut gue sih gini ya",
"kalo kata gue sih gini"nah ini bakal jadi perdebatan kan.
Tapi gua mah pengen yang beda kali ini sosok yang bener-bener yang menginspirasi gua tuh mbak Asma Nadia, yelaaahh belum kenalan tapi udah manggil mbak-mbak ajeee;v udalah kagak apa-apa:v
sumber
Nah baner tuh belum kenalan tapi udah kenal, nahh gua tuh kenalnya lewat buku-buku dan karya-karyanya udah banyak buku yang udah gua baca karya beliau, contohnya buku Assalamualaikum Beijing waduhh sumpahnih ya ini buku nyentuh bangett ... Walaupun ada filmnya gua gak pernah bosen apapun karya beliau gua mah gak bosen baca, kata-katanya, quotesnya, selalu aja nyentuh.
Adalagi nih film waktu gua masih bocah yang judulnya tuh Rumah Tanpa Jendela, masih inget dah gua nyanyinya kayak gimana... Gini nihhh...
Jendelaaa...
Bukan cuma rumah
Yang perlu jendela
Tapi juga jendela di setiap hati kita, tempat kita membuka rasa
Udah cukup pokonya gituuu, terharu guamah liatnya, tapi btw nih bukan ngomongin soal filmnya tapi sosok yang menginspiratifnya....
Nahh mbak Asma Nadia nih lahir di Jakarta, 26 Maret 1972, di balik melejitnya nama sosok penulis terkenal ini ada kisah unik, menarik dan bener-bener menginspirasi banget nih agan sista ... Gimana sih ceritanyaa????
Quote:
1. Asma kecil tinggal secara nomaden sampai pernah tinggal di tepi rel kereta api
Jika kesuksesan seseorang yang diperoleh sekarang adalah jerih payah panjang yang dilalui dengan banyak kesusahan. Asma kecil, hidup dalam himpitan ekonomi. Sebelum sang ayah, Asmin Usman mencapai puncak karir sebagai pencipta lagu, Asma sekeluarga harus hidup berpindah-pindah dari satu rumah sewa ke rumah sewa lainnya di Jakarta. Hingga pernah tinggal di tepi rel kereta api, kawasan gunung Sahari.
Semasa kecil, ia mendekap salah satu ajaran Islam yang mengatakan; Al-ummu madrasatul ‘ula (ibu adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya) dalam berkarya. Bahkan ajakan pejuang mimpi yang digaungkan Asma ternyata berangkat dari kenangannya bersama sang ibu, Maria Erry Susianti. Di tengah keterbatasan itu, Asma melihat kebiasaan ibunya dalam memuliakan buku. Sang ibu, suka menulis buku harian. Ia mencontohkan kepada anak-anaknya untuk menyampul buku-buku mereka dengan sampul plastik atau kertas minyak. Dari sana, Asma menjadi gemar membaca sekaligus menulis.
2. Meskipun pernah alami gegar otak, semangat menulisnya tak padam
Di usia tujuh tahun Asma terbentur dari tempat tidur kala, bermimpi buruk. Keluarga mengganggap luka di kepalanya sebagai luka biasa. Namun, beberapa hari setelah itu Asma terus merasa kesakitan. Keluarga membawa Asma ke dokter. Dari hasil pemeriksaan intensif menyimpulkan bahwa ia mengalami gegar otak. Deritanya bertambah ketika jantung dan paru-parunya dinyatakan tidak sehat. Selama sepuluh tahun, Asma tidak lepas dari obat dan aktivitas bolak-balik ke rumah sakit untuk check up.
Penyakit gegar otaknya semakin parah di usia 18 tahun, ketika menjejaki bangku kuliah di Institut Pertanian Bogor. Atas saran dokter, ia berhenti menimba ilmu di perguruan tinggi tersebut. Meskipun demikian, ia tetap rajin menulis, mengikuti kursus bahasa Arab dan Inggris.
3. Selalu memelihara rasa tidak percaya diri menjadi kunci dirinya konsisten menulis
Sudah banyak perhargaan yang ia dapatkan baik penghargaan nasional dan regional di bidang kepenulisan. Seperti, Pengarang Terbaik Nasional, penerima Adikarya Ikapi Award tahun 2000, 2001, dan 2005, peraih Penghargaan dari Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) tahun 2005, Anugrah IBF Award sebagai novelis islami terbaik (2008), dan Peserta terbaik lokakarya perempuan penulis naskah drama yang diadakan FIB UI dan Dewan Kesenian Jakarta. Namun, Asma memutuskan untuk tetap memelihara rasa tidak percaya diri. Rasa tidak percaya diri dapat mendorongnya untuk tetap menulis, terus berkarya dan berproses menjadi lebih baik.
Menurut Asma, alasan utama menulis agar dapat meraih cinta dan ridha-Nya. Memberikan nilai edukasi tentang kebaikan dan kebenaran dalam berbagai hal. Ia menerapkan menulis setiap hari secara konsisten. Melakukan banyak riset dan gemar membaca, merupakan langkah awal menjadi penulis. Ia meyakini bahwa karya-karya yang dihasilkan sekarang merupakan akumulasi dari kegemarannya membaca yang dapat memperkaya wawasan.
4. Karya fenomenalnya selalu mengedepankan kisah nyata tentang kehidupan
Lentera Kehidupan tahun 2000 menjadi buku pertama Asma Nadia. Humanisme, cinta dan kasih sayang, kesabaran, perempuan serta arti penting nilai agama dalam berinteraksi menjadi ciri khas karyanya dengan mengambil latar kisah nyata tentang kehidupan. Dalam membangun kisah dan penokohan, Asma sangat jarang menampilkan tokoh secara hitam dan putih.
Menurutnya tidak pernah ada manusia yang benar-benar sempurna baik protagonis ataupun antagonis. Ajaran agama juga lekat menjadi prinsip utamanya dalam membangun sebuah cerita. Pesan moral yang kuat dan menyentuh selalu ditampilkan pada setiap novelnya, seperti Bunda: Kisah Cinta Dua Kodi. Novel dan film ini diangkat dari kisah nyata seorang pengusaha muslimah terkenal bernama Ika Kartika.
Mencapai cita-cita yang diinginkan memang memerlukan tekad yang kuat. Tidak mudah dan harus mampu berjuang secara maksimal. Belajar dari Asma Nadia, bahwa dengan menulis ia mampu memberikan manfaat sekaligus inspirasi ke banyak orang
.
Nah ini tuh gua kutip dari IDN NEWS, biar agan dan sista tau kenap gua mengidolakan sosok mbak Asma Nadia, cakep gitu kan perjuangannya walaupun dengan keterbatasan perjuangan sosok mbak Asma tidak pernah padam gainnn...
Nih linknyaa gaaannn
sumber
Ada quotes nya juga nih semoga menginpirasi permirsa agan dan sista.
Quote:
Perempuan, Kau pasti tahu sakitnya cinta yg tak terkatakan.Cinta yg hanya mampu didekap dlm bungkam, Kata orang bahkan diam berbicara. Tapi, menurutku hal itu tdk berlaku dlm cinta. Sebab cinta harus diekspresikan dan pantang dibawa diam. Sebab cinta harusnya dinyatakan, lalu dibuktikan dgn sikap.Bgtu seharusnya cinta.Tapi, aku memang tidak punya pilihan. Maafkan!
Quote:
Apakah Sang Maha Pencipta pernah menawarkan pada kita sebelum dilahirkan, ingin lahir dari orang tua siapa, ingin menjadi kaya atau miskin, ingin menjadi cantik atau buruk? Apakah Dia meminta kita memilih darah siapa yang ingin kita alirkan di dalam tubuh? Jika Dia tak meminta, pun tak menilai manusia dengan ukuran dunia semata, mengapa kita berani menilai sesama dengan cara demikian?. (Intan Arifin)
[URL=https://www.S E N S O R/author/quotes/688171.Asma_Nadia]sumber[/URL]
Masih banyak quotes yang lain gan, tapi yang gua suka mah ini

)
Semoga menginspirasi kita smuanya sebagai pembaca ya untuk agan dan sistaaa, sampai jumpa di thread yang lain, semunguuuudddd
