Kaskus

Food & Travel

tyatutuAvatar border
TS
tyatutu
Mendekam di Kamar Tua dan Terdampar di Hutan Semarang

Klenteng Sam Poo Kong

Sehabis mengeksplorasi Masjid Agung Jawa Tengah yang ala-ala Madinah tapi gak terawat itu, kaki ini melangkah ke arah klenteng fenomenal Sam Poo Kong. 

Dari masjid agung ini letak Sam Poo Kong lumayan banget jauh karena letaknya gak dekat dari pusat kota. Saat itu karena bakalan sulit ngeteng angkot sana sini, cus lah pake taksi yang harganya sampai 30 ribuan. 

Sampai di sana harus bayar tiket sekitar Rp 15 ribu per orang. Klenteng yang didominasi warna merah ini sebenarnya tidak terlalu besar namun penuh dengan patung-patung yang menjulang tinggi. Di sini bisa juga foto-foto ala bangsawan China yang harganya lumayan juga di kantong. Secara pribadi, saya sih ga gitu terkesan dengan klenteng ini, karena tempat jelajahnya juga sempit cuma emang tempatnya adem sih. 

Mendekam di Kamar Tua dan Terdampar di Hutan Semarang

Setelah bosan berkeliling, akhirnya memutuskan untuk pergi ke Gua Kreo yang petunjuknya kelihatan saat saya naik taksi tadi. 

Gua Kreo 

Gua ini adalah tempat wisata yang paling jauh dan ekstrem menurut Saya. Dari klenteng Sam Poo Kong saya naik angkot, ternyata trayeknya jauh dan di angkot itu saya terkesan karena bisa duduk bareng warga desa yang bawa sayur mayur dan belanjaan khas desa lainnya. Terasa lagi berada di tempat yang hangat dengan nuansa yang sangat Indonesia. 

Tapi lama-lama felling berasa aneh nih karena sebenarnya saya tanpa sadar makin menjauhi kota sementara waktu sudah makin sore dan sudah mulai mendung. 

Trus tiba-tiba angkot berhenti, saya bingung. Ternyata ini adalah akhir trayeknya. Saya pun tanya sana sini, ternyata saya harus lanjut naik angkot lagi untuk ke sana. Oh My God! Padahal itu sudah hampir sejam saya naik angkot lho tadi.
 
Karna sudah terlanjut terdampar, sayang kalau gak sekalian sampai ke tujuan. Hari makin sore dan langit makin gelap. Di dalam angkot, saya berdoa semoga saya bener-bener sampai tujuan destinasi dengan selamat tanpa diguyur hujan. 

Perjalanan yang lebih dari 1 jam ini akhirnya usai, saat saya akhirnya melihat gerbang ke gua Kreo dan ternyata dua jam lagi destinasi wisata ini bakal tutup. Huh, untunglah. Ternyata lokasi wisatanya terletak di daerah kebun penduduk dan hutan yang jarang pemukiman dan tentu jauh dari pusat kota. 

Akhirnya secepat kilat saya masuk kawasan wisata ini pakai ojek karena orang sana bilang kalau menuju ke goa kreo musti lewati rumah penduduk yang mungkin goanya sendiri bisa 1 kilo dari gerbang. What!
emoticon-No Hope

Mendung masih ada, tapi hujan belum turun maka secepat kilat saya langsung melompat dari gojek untuk eksplorasi tempat wisata ini. 

Dan…. sial banget ternyata di sini banyak monyet dong. Untuk diketahui saya itu parno sama monyet setelah kejadian tempo dulu yang buat saya trauma dan takut. 

Tapi mau gimana lagi,
Quote:

. Jadi bisa berjalan di sepanjang jembatan kreo ini adalah prestasi yang membanggakan buat saya yang takut monyet wkwkwkwk.

Untuk menuju ke gua kreo kita harus menyeberangi semacam waduk lewat jembatan dan anehnya,
Quote:


Mendekam di Kamar Tua dan Terdampar di Hutan Semarang

Mereka berjalan berduyun-duyun seakan tahu kalau saat ini 
waktunya pulang. Aneh kan, akhirnya saya putuskan tidak perlu masuk ke dalam goa ini karena waktu mendekati magrib dan ngeri kan, monyet aja lari dari goa masa saya malah masuk ke goa. aneh nanti ada sesuatu lagi. hiii! 

30 menit sebelum magrib, saya sudah duduk cantik di motor kang ojek yang mau berbaik hati nungguin saya keliling goa samapai sekitar 1 jaman. 

Sewanya motornya sekitar 20-30 ribu dan ditungguin dan dianter balik juga. Karena sudah memasuki waktu magrib maka kita pun singgah di langgar kecil di tengah rumah penduduk yang mungil buat salat. Kang ojek juga ikutan salat juga, jadi meski dimana pun usahain jangan lupa solat. 

Solat di saat traveling juga buat kamu singgah di masjid mana saja. Nanti kerasa mana masjid yang hidup dan masjid yang mati suri. Mana masjid yang cuma bagus doang tapi jemaah sedikit, mana masjid yang sederhana tapi ramai lantunan ayat suci. 

emoticon-2 Jempol
Sekarang waktunya pulang dan ini adalah PR kedua saya, yaitu mencari angkot balik ke kota. Deg-degan karena hari menjelang malam tapi gak ada angkot yang lewat. Dari hasil tanya-tanya tukang parkir ternyata angkot di sini cuma sampai jam 7 malam. 

Dan itu hanya tersisa 1 jam lagi. Ya Allah, serem. Langsung kebayangin saya benar-benar terdampar di tengah hutan yang jarang penduduk ini. 

Mungkin para angkot takut juga beroperasi sampai larut malam mengingat kanan kiri benar-benar hutan. Brrr…. makin was was aja. 

Alhasil setelah menunggu sekitar 30 menit, akhirnya saya dapat angkot juga yang ternyata si angkot masuk-masuk ke gang penduduk menjemput penumpang. Saya bareng beberapa ibu-ibu desa yang tampak ramah dan senyumnya ga pernah lepas. Alhamdulillah buat hati sedikit tenang. 

Magrib pun tiba selepas naek angkot muter-muter, akhirnya saya kembali lagi ke pusat kota, PR selanjutnya adalah menemukan hotel murah meriah. Kebodohan saya adalah kaga pesen online dan di sini hotel murmer susah dicari, sekalinya ada udah full booked. Nasib!

Hotel Asia

Hotel ini merupakan salah satu hotel terseram yang pernah saya tinggali. Hotel ini cuma dibanderol 150-200 ribuan semalam tapi dengan kadar horor yang gak kalah seru. Saya dapet hotel ini setelah hotel murmer impian saya penuh dan si resepsionis nunjukin hotel tua ini. 

Awalnya saya mau nginep di kamar dengan rate di bawah Rp 100 ribu, oh may god, kalau pernah ntn film horor bangsal 13, kamar hotel ini cocok jadi tempat syutingnya. 

Mendekam di Kamar Tua dan Terdampar di Hutan Semarang

Lampu remang-remang kuning, sprei yang warna putihnya pudar plus banyak sarang laba-laba. Akhirnya daripada tidur, saya dicolek sama mahluk gaib mending saya sewa kamar yang mahalan dikit. 

Kamar yang mahalan dikit pun cuma beda di ukurannya lebih besar dan lampunya lebih terang tapi nuansa seremnya belum hilang. Akhirnya saya pas tiba di hotel pun baca-baca doa apa saja, biar mengilangkan hati gundah gulana. 

Letak hotel ini sebenarnya lumayan startegis karena dekat pasar di Semarang dan gak jauh juga dari staasiun kereta. Tapi tuanya itu lho gak tahan. Yang punya adalah seorang chinese yang lumayan ramah tapi menyita KTP buat jaminan menginap huhuhu…

Perjalanan di Semarang kali ini memang kental dengan nuansa mistis sekaligus religius. Video serunya lihat di sini. Cerita lainnya lihat disini. 


BumiTimurAvatar border
onikAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
872
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan