Ilustrasi Ss laman liputan6.com

Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.

Sepertinya peribahasa ini tak berlaku buat bangsa monyet. Bagaimana pun monyet butuh makan. Tidak di Thailand, tidak di Indonesia, tidak juga di belahan bumi mana pun.

Jika monyet kelaparan insting binatangnya pasti akan mencari di mana dapat menemukan makan untuk mempertahankan hidupnya.

Demikian yabg terjadi di Thailan, seperti dirilis liputan6.com, Viral, Ratusan Monyet Kelaparan di Thailand Berebut Makanan Akibat Sepi Turis.

Biasanya turis yang datang di kota Lop Buri, Bangkok, Thailand datang dengan membawa makanan untuk monyet yang berkeliaran di kuil dan di jalanan.

Virus corona jadi penyebab utama sepinya turis yang datang ke tempat wisata tersebut juga mengakibatkan tak ada makanan yang dimakan para monyet itu. Akhirnya begitu melihat ada orang yang membawa makanan maka diserbu oleh monyet dan menimbulkan kebisingan dan kekagetan.

Kalau monyet di Thailand berharap makanan, maka monyet di Indonesia lebih keren. Mereka tak berharap makanan dari turis yang datang. Monyet-monyet berdikari mencari makanan sendiri di dalam hutan.

Hampir tak ada monyet yang menyerbu orang membawa makanan. Sebagian besar takut pada manusia. Naruli kebinantangannya mengatakan kalau orang Indonesia suka membunuh binatang, termasuk monyet. Jadi menjauhi nanusia adalah salah satu cara menyelamatkan diri.

Daun muda, pentil buah, dan buah kayu di hutan cukup memberikan makan monyet. Beratus tahun tak pernah terdengar ada monyet yang menyasar perkebunan warga. Apalagi hingga ke rumah, atau di tempat keramaian.

Perlahan hutan mulai hilang, luasan hutan digantikan dengan perkebunan yang tanamannya tak akan dimakan monyet. Mau tidak mau monyet menyisi mencari tempat yang menghasilkan makan. Di pinggir sungai, pohon-pohon besar masih menampun monyet bergelantungan dan memetik pucuk pohon tersebut untuk makan.

Ketika pohon besar di sungai pun mulai berkurang, ditebang untuk bahan bangunan. Apa yang dimakan monyet? Mau tidak mau, karena rasa lapar memaksa monyet menyerbu perkebunan warga. Ladang pisang jika tak ditunggu setiap harinya habis digasak monyet.

Ladang buah-buahan tak sempat besar buahnya jadi tempat serbuan monyet-monyet lapar.

Kekesalan petani akhirnya memaksa mereka memasang jebakan pada monyet dengan umpan. Satu persatu akhirnya nonyet jadi korban. Selain itu dengan senapan angin juga petani menghalau monyet yang kelaparan menjadi mangsa timah kecil itu.

Termasuk orang utan, bekantan, monyet ekor panjang, kera, dan sejenisnya. Perlahan pupolasinya mulai berkurang. Antara bertahan hidup di tempat yang terbatas dan pelestarian. Dilema bagi penggiat lingkungan.

Kehidupan monyet memang identik dengan hutan. Semakin menyempit hutan yang ada maka semakin sempit juga wilayah operasi kera dan sebangsanya mencari makan.

Ternyata, tak hanya monyet yang berebut makan ketika kelaparan. Bangsa manusia pun sama. Teori Darwin bahwa manusia berasal dari kera ada benarnya. Memiliki kesamaan sifat, yaitu berebut makan ketika kelaparan. Entahlah