Kaskus

Regional

basingajoAvatar border
TS
basingajo
[ COC Regional : Lokasi Wisata ] Air Terjun Paliak Yang Menantang
[ COC Regional : Lokasi Wisata ] Air Terjun Paliak Yang Menantang
Air Terjun Paliak, Terletak di Desa Embong I, Kecamatan Uram Jaya, Kabupaten Lebong, Bengkulu, berada tepat di tengah Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), terdengar bergemuruh, menebar buih ke berbagai sisi menghempaskan air kapasitas jutaan liter dari ketinggian tidak kurang 25 meter. (baca juga: Menantang nyali di Perut Bumi bersama Wabup Bengkulu Selatan)
 
Menuju lokasi ini awalnya ku anggap remeh, jaraknya tak jauh dari desa, perjalanan 30 menit, ada parkir khusus sepertinya dibuat pemerintah di lokasi itu berada tepat di atas bendungan.
 
Dari bendungan itu, kata warga setempat tak menghabiskan waktu 30 menit berjalan kaki menuju lokasi Air Terjun Paliak. Saya sengaja tak menitip motor di lokasi parkiran itu karena naluri dan mata saya melihat lokasi tersebut dipenuhi pohon durian yang berbuah.
Pada pondok Pak Ujang (60) saya titipkan motor, sudah tentu saya menyinggung juga soal durian tadi, beruntung pancingan “nakal” itu berhasil, Pak Ujang menawarkan beberapa buah durian matang kepada saya.
 
 [ COC Regional : Lokasi Wisata ] Air Terjun Paliak Yang Menantang
Merasa puas menyikat buah berdaging manis dan gurih itu saya melanjutkan perjalanan menuju Air Terjun Paliak, ah, 30 menit fikirku, itu perkara gampang. Tantangan pertama kutemui adalah menuruni tangga bendungan karena harus menyebrang, undakan tangga dari besi itu kuhitung tak kurang dari 10 buah, huff…..aku berhasil.
 
Lepas undakan itu, aku harus naik lagi sisi dinding bendungan lainnya, jumlah anak tangganya pun sama 10 buah, barulah hamparan hutan menyambutku, ada rasa ragu, mampukah aku menembus hutan itu, namun jika hanya 30 menit tentu bukan persoalan.
 
 
 
Jalan yang harus kulalui pertama kali adalah menyisir pinggiran sungai berbatu bercampur dengan rimbunan hutan, menit ke menit, hutan semakin tebal, dan bebatuan sungai mulai membesar dari seukuran kerbau hingga mobil fuso, gede…
 
Kaki mulai pegal-pegal, nafas megap-megap, ini akibat teralu banyak merokok tapi apapun itu aku harus bisa mencapai air terjun cantik itu, kurasakan peluh mengalir mulai dari kening hingga seluruh tubuh. Tas ransel yang memang tak standar petualangan pun mulai lepas talinya.
 
Gemuruh air terjun memang telah terdengar namun masih jauh, kaki-kaki lincah ku gesit melompati bebatuan yang kadang berlumut tentu membutuhkan ketelitian, jika tidak dapat berakibat fatal, tulang kering atau mata kaki bisa bergeser jika terbentur.
 
Beberapa kali penyebrangan mampu kulewati tanpa membasahi celana panjang dan pakaian ku, namun jelang beberapa menit tiba di air terjun, celah bebatuan semakin lebar dengan arus sungai begitu deras.
 
Panik memang, namun kembali pulang tanpa melihat air terjun itu sungguh lucu fikirku. tak ada pilihan lain, berenang alternatif terakhir. Byur…..sekujur tubuh basah kuyup sementara tangan terangkat tinggi mengangkat tas agar kamera dan beberapa perbekalan tak basah.
 [ COC Regional : Lokasi Wisata ] Air Terjun Paliak Yang Menantang

Celakanya aku terjebak di sebuah celah lebar berarus deras sementara batunya tak dapat ku gapai. Sempat terdiam beberapa saat sambil berfikir dan menenangkan diri, ada satu batu tempat berpijak agar selamat namun butuh berenang sekuat tenaga, jika tidak maka aku akan hanyut terbawa arus.
 
Setelah menenangkan diri, mengumpulkan tenaga, spekulasi nekat ditempuh, beberapa kayuh tangan mampu meraih batu penyelamat itu. Kuhitung setidaknya empat kali penyebrangan menantang seperti itu kutemukan sebelum tiba di kaki air terjun.
 
Penat, lelah, dan letih, terbalaskan saat mata menatap ke depan air terjun dengan ketinggian 25 meter tampak berdiri gagah seolah memberi hadiah dan ucapan selamat kepada pengunjung.
 [ COC Regional : Lokasi Wisata ] Air Terjun Paliak Yang Menantang

Sejuk air pegunungan terasa menyapu tubuh, bahkan tanpa segan aku minum beberapa teguk sebagai pelepas dahaga. Air terjun itu tampak jatuh dari ketinggian tebing, sementara di kanan kirinya puluhan pohon liar berdiri gagah seperti raksasa bertindak sebagai pengawal.
 
Beberapa jepretan kuambil sebagai kenangan semoga saja beberapa dekade ke depan air terjun ini masih tetap lestari saat fotonya kuambil ketika itu. Ancaman degradasi hutan TNKS semakin tinggi, pencurian kayu adalah salah satu penyebab.
 
Lokasi ini tak banyak didatangi wisatawan karena berada di dalam taman nasional dan relatif bebas sampah. Kawasan ini selain penyedia pemandangan indah juga sebagai penyuplai air bagi ribuan jiwa masyarakat Kabupaten Lebong, semoga ia tetap lestari.
Siang terik menunjukkan pukul 11.30 WIB. Suara serangga hutan, siamang, dan gemuruh aliran air menyambut kedatangan setiap pengunjung di lokasi bendungan Desa Embong I, Kecamatan Uram Jaya, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Puluhan anak berseragam sekolah tampak asyik bergerombol di bendungan tersebut sambil bercengkerama di pinggir bendungan yang masih baru itu. Bendungan tersebut merupakan pintu masuk menuju kawasan hutan, Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), lokasi di mana Air Terjun Paliak berada. Dari bendungan menuju lokasi air terjun memakan waktu tak lama bagi masyarakat setempat, sekitar 30 menit menembus hutan, menyeberangi sungai, dan melompati bebatuan. Diperlukan nyali, kemampuan berenang, fisik, dan mental untuk menjumpai air terjun nan cantik itu. Maklum, selama ini Air Terjun Paliak cukup populer bagi masyarakat setempat, tetapi tak banyak wisatawan datang mengunjungi karena kurangnya promosi. Tetapi tak apalah, dengan kondisi tersebut, ia tetap asri dan alami serta bebas sampah. Tantangan pertama memulai perjalanan pengunjung harus menuruni bendungan yang membelah sungai dengan lebar sekitar 30 meter. Pengunjung meski menuruni dinding bendungan yang telah disediakan 10 anak tangga. Sampai ke dasar sungai, air hanya setinggi mata kaki lalu berpindah ke dinding berikutnya. Jumlah anak tangganya pun sama hanya 10 undakan. Berhasil melewati tantangan itu, Anda akan disuguhkan dengan hutan dengan tutupan kanopi yang lebar sehingga udara sejuk terasa, bahkan sempat menggoda mata menjadi terkantuk. Perjalanan menyisir sungai dengan tantangan batu-batu berukuran besar akan kita temui. Memang dibutuhkan kemampuan melompat dan kesimbangan yang baik agar tidak terjatuh. Sebab, terjatuh akan berisiko, artinya celaka. Lihat Foto Air Terjun Paliak, di Kabupaten Lebong, Bengkulu.(KOMPAS.COM/FIRMANSYAH) Beruntung Kompas.com ditemani seorang warga setempat bernama Rino (23), salah seorang alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Bengkulu. Sepanjang perjalanan, Rino tak henti-hentinya bercerita tentang indahnya air terjun itu dan lebatnya hutan TNKS sehingga memacu semangat untuk segera tiba. Awalnya, mengikuti irama kaki Rino dari satu batu ke batu lain untuk menyeberangi sungai cukup merepotkan. Belum lagi bila terbentur batu seukuran truk yang menghalangi penyeberangan. Kami harus melakukan pemanjatan (rock climbing) atau mencari celah lain dengan cara berenang menerobos arus sungai yang jernih dan sejuk itu. Saat menyelam air sejernih kaca itu, mataku sempat membentur beberapa ekor ikan seukuran telapak tangan pria dewasa yang tampak berenang lincah seolah meledek. Suasana semakin terasa khas hutan saat beberapa ekor siamang bersahut-sahutan dari kedua sisi sungai, seakan menyoraki kami yang terkepung dalam satu celah air dan diimpit bebatuan berukuran raksasa yang banyak tersebar di sungai. Lagi-lagi, Rino membantu mencarikan alternatif jalan lain dengan menerobos arus sungai dengan cara berenang sekuat tenaga. Jika tidak, kami akan hanyut terbawa arus. Dari hitungan setidaknya empat kali menyeberang sungai dengan tantangan semacam itu, akhirnya pemandangan sungguh indah terbentang di hadapan kami, Air Terjun Paliak, dengan air berwarna putih mengalir deras berdiri kokoh setinggi tidak kurang dari 30 meter. Buih dan kabut dari hamparan air terjun itu tampak berserakan di sepanjang sungai dan embunnya sempat pula menyapu wajah. Hati-hati bila mengeluarkan kamera atau peralatan lain yang berteknologi karena embun dari air terjun akan cepat membasahi. Jutaan liter air tercurahkan secara serentak, seolah ditumpahkan dari langit ke satu lubang jika dilihat dari bawah. Sementara di sisinya berdiri barisan pohon juga berukuran raksasa, seperti menyampaikan pesan bahwa merekalah pengawal air terjun itu. Lihat Foto Rute dan jalur yang harus dilalui menuju Air Terjun Paliak di Bengkulu.(KOMPAS.COM/FIRMANSYAH) Rasa lelah, letih, dan penat serta-merta musnah dengan sajian pemandangan alam nan alami itu. Hamparan hutan TNKS tampak menghijau jauh selepas mata memandang, sangat tepat melepas jenuh pada semua rutinitas di hutan itu. Tak ada yang tahu tentang sejarah Air Terjun Paliak. Namun, apa pun itu, kawasan tersebut merupakan penyuplai air bagi ribuan jiwa warga Kabupaten Lebong. Menuju ke lokasi ini, jika dari Bandara Fatmawati Soekarno, Kota Bengkulu, ke Kabupaten Lebong, dapat menggunakan jalur darat dengan jarak tempuh sekitar empat jam. Sampai di Kabupaten Lebong, warga setempat dengan senang hati akan memberikan arah menuju lokasi Air Terjun Paliak.

Sumber 1

Sumber 2
0
578
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan