- Beranda
- Komunitas
- Regional
- Bengkulu
[ COC Regional : Lokasi Wisata ] Masjid Jamik Bengkulu, Berarsitekan Bung Karno


TS
zigzakzer
[ COC Regional : Lokasi Wisata ] Masjid Jamik Bengkulu, Berarsitekan Bung Karno
![[ COC Regional : Lokasi Wisata ] Masjid Jamik Bengkulu, Berarsitekan Bung Karno](https://s.kaskus.id/images/2020/03/13/10810053_20200313091118.png)
Berdiri di Jalan Letjen Soeprapto, Kelurahan Pengantungan, Kecamatan Gading Cempaka, Bengkulu, Masjid Jamik Bengkulu menjadi salah satu tempat yang dituju wisatawan yang berkunjung ke Bengkulu . Sebelumnya masjid dibangun di kelurahan Kampung Bajak, Bengkulu dekat dengan pemakaman Sbaik Ali Basya, panglima perang Pangeran Diponegoro yang dibuang Belanda ke Bengkulu.
Baru pada awal abad ke-18, Masjid Jamik Bengkulu dipindah ke lokasi sekarang. Bangunan awal sangatlah sederhana, terbuat dari kayu dan beratapkan daun rumbia, dikenal dengan nama Mesdjid Jamik Tengah Padang atau Surau Gedang. Pendirinya, Daeng Makulle saat dia diangkat menjadi Datuk Dagang dari daerah Tengah Padang.
Pada abad ke-20, masyarakat ingin melakukan perbaikan Masjid Jamik Bengkulu karena sudah sangat tua dan kurang dirawat. Keinginan tersebut bersamaan dengan dibuangnya Bung Karno beserta keluarga ke Bengkulu pada 1938-1942.
Rancangan Bung Karno
Bung Karno membantu masyarakat merancang perbaikan salah satu tempat beribadat “kaum tuo”, golongan kaum Islam yang disebut Bung Karno bigotedly orthodox.
![[ COC Regional : Lokasi Wisata ] Masjid Jamik Bengkulu, Berarsitekan Bung Karno](https://s.kaskus.id/images/2020/03/13/10810053_20200313091221.jpg)
Dia mendatangi orang-orang yang dituakan atau berpengaruh dari golongan “kaum tuo”, lalu membujuk mereka untuk memperbarui Masjid Jamik Bengkulu yang sudah rusak. Para pembesar kota juga didatangi.
Pada mulanya ada perlawanan-perlawanan, namun pada akhirnya Bung Karno berhasil meyakinkan mereka. Tercapailah kesepakatan untuk mengganti masjid lama dengan masjid baru sesuai rancangan Bung Karno.
Semua bagian lama dipertahankan, kecuali dinding ditinggikan 2 meter dan lantai ditinggikan 30 cm. Material lokal digunakan.
Bung Karno merancang bagian atap dan tiang-tiang Masjid Jamik Bengkulu. Atap masjid berbentuk tumpang tiga. Tingkat dua dan tiga atap berbentuk limasan kerucut dengan celah pada pertengahan atap.
Atap bersusun dengan aksen tekukan dan hiasan kemuncak. Atap dan ruang plafon dibuat relatif tinggi seolah-olah menyentuh langit alias “skala Tuhan”.
![[ COC Regional : Lokasi Wisata ] Masjid Jamik Bengkulu, Berarsitekan Bung Karno](https://s.kaskus.id/images/2020/03/13/10810053_20200313091228.jpg)
Ditambahkan pula tiga pilar berjajar paralel yang berornamen ukiran kayu di bagian kepala pilarnya. Pilar besar berukuran sekitar 40×80 cm memastikan bahwa Sukarno telah mempersiapkan bangunan ini kelak tahan terhadap cakaran zaman.
Melalui ukiran dekoratif kepala pilar, Sukarno telah menciptakan seni kria ukir, sebuah gagasan baru bila dikaji pada masa berdirinya Masjid Jamik Bengkulu.
Peristiwa renovasi Masjid Jamik Bengkulu itu dapat dipandang penting dari sudut karya arsitektur, sekaligus sebagai tanda kemenangan kaum muda muslim Bengkulu yang diwakili oleh Sukarno.
Masjid Jamik Bengkulu adalah satu dari lima karya arsitektural Bung Karno yang ditemukan selama masa pengasingan di Bengkulu. Empat lainnya adalah rumah tinggal.
Berdiri kokoh dan anggurt di tengah jantung kota Bengkulu bangunan monumental religius ini terjepit di antara pohon rindang berumur ratusan tahun. Sosok besar Ir. Soekarno menjadi perancang masjid ini tidak dapat dipisahkan dari keberadaan masjid bersejarah di Bumi Raflesia ini.
![[ COC Regional : Lokasi Wisata ] Masjid Jamik Bengkulu, Berarsitekan Bung Karno](https://s.kaskus.id/images/2020/03/13/10810053_20200313091237.jpg)
Masjid Jamik Bengkulu ini, menurut catatan sejarah, pada mulanya berdiri di Kelurahan Bajak, yakni di sekitar lokasi makam pahlawar nasional Sbaik Alibasyah Prawiradirja (panglima perang laskar PangeranDiponegoro). Kemudian, sekitar awal abad ke-18 dipindahkar. ke lokasi sekarang di Jalan Soeprapto.
Masjid Jamik Bengkulu ini pada abad ke-19 bentuknya sangat sederhana. Pada saat itu hanya menggunakan bahan atau material dar. kayu, beratapkan daun rumbia, dan memiliki lantai yang sangat sederhana pula. Karena itu, jika musim hujan tiba, seringkali daerah sekitar masjid ini menjadi becek dan kotor.
Pada masa pergerakan, sekitar awal tahun 1930-an, Gubemur Jenderal De Jonge mengeluarkan kebijakan baru dalam bidang politik la menjalankan sistem politik yang lebih reaksioner terhadap kaum pergerakan, yaitu larangan berkumpul dan melakukan rapat. Kepada siapa yang melanggar peraturan tersebut akan diancam hukuman buang.
Ir. Soekarno, salah satu tokoh pergerakan pada waktu itu terkena peraturan gubemur jenderal tersebut. Ia dianggap melanggar peraturan karena mengadakan rapat di kota Bandung pada tahun 1930. Maka, ia bersama keluarga menjalani hukuman buang. Mulanya Bung Kamo dibuang di Flores (Endeh), sebelum akhimya menjalani sisa-sisa hari di Bumi Raflesia ini sekitar tahun 1938. Kiranya nasib tokoh karismatik ini telah digariskan di daerah ini dengan cara menjadi guru pada sekolah Muhammadiyah.
Karena melihat situasi dan animo masyarakat setempat yang mendambakan hadimya sebuah masjid yang megah, maka sebagai seorang arsitek ia mewujudkan impian masyarakat Bengkulu dalam bentuk Masjid Jamik Bengkulu, seperti yang dapat Anda saksikan hari ini.
Menurut catatan yang ada, dana pertama pembangunan masjid ini didapat dari swadaya masyarakat, sedangkan material bangunannya didatangkan dari Desa Air Dingin, Kabupaten Rejang Lebong dan Ketahun di Kabupaten Bengkulu Utara. Sampai saat ini, masjid ini sudah tiga kali mengalami renovasi.
Perpaduan Jawa-Sumatra
Bung Karno sebagai arsitek masjid ini tidak mengubah total struktur bangunan masjid yang ada. Sebagian yang lama tetap di- pertahankan, seperti dinding, hanya ditinggikan 2 meter. Juga lantai ditinggikan lagi 30 cm. Adapun yang dirancang Bung Karno adalah bagian atap dan tiang-tiang masjid.
Ciri khas masjid jami’ ini adalah atapnya yang berbentuk dan bertingkat tiga yang melambangkan: iman, Islam, dan ihsan. Masjid ini memadukan corak Jawa dan Sumatra. Selain itu, pada bagian-bagiar tertentu masjid ini tampak oleh mata seperti pilar-pilar dengan ukirar ayat-ayat suci atau pahatan-pahatan yang berbentuk sulur-sulur di bagian atasnya dan dicat wama kuning mas gading, Indah sekali.
Masjid monumental ini terdiri atas tiga bangunan inti yang saline menyatu, yaitu bangunan inti, serambi, dan tempat wudhu. Bangunar inti berukuran 14,65 x 14,65 m dengan pintu masuk yang berjumlah tig; buah. Di dalam bangunan inti terdapat mihrab (tempat imam) dengar ukuran lebar 1,60 m dan panjang 2,50 m.
Di bagian kanan mihrab terdapat mimbar yang terbuat dari pasang- an batu dengan gaya Istambul dan diberi atap kubah yang berjumlar dua buah. Kubah tersebut terbuat dari seng aluminium dengan empat anak tangga.
Bangunan serambi berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 11,46 x 7,58 m. Banghnan serambi ini ditopang oleh sebuah tiane (saka) berbentuk segi delapan dan dicat kuning. Di luar serambi ini ada beduk yang berdiameter 80 cm. Bangunan tempat wudhu berbentuk empat persegi panjang, ukuran 8,80 x 5,55 m terbuat dari pasanganbatu dengan fondasi batu karang.
Halaman masjid ini berbentuk segitiga sesuai lahannya dan diber. pagar besi dengan pilar pasanganbatu yang dicat wama hitam. Memasuk halaman ini, Anda akan menemukan suasana hijau dan sejuk karena berbagai taman yang indah akan membuat Anda betah berlama-lama.
Sumber 1
Sumber 2


nona212 memberi reputasi
1
876
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan