Kaskus

Regional

kadaltidurAvatar border
TS
kadaltidur
[ COC Regional : Makanan Tradisional ] Perut punai, Camilan Khas Provinsi Bengkulu
[ COC Regional : Makanan Tradisional ] Perut punai, Camilan Khas Provinsi Bengkulu
Perut punai merupakan makanan tradisional khas masyarakat Bengkulu. Sesuai namanya, camilan ini berbentuk usus yang dililitkan. Punai sendiri merupakan jenis burung yang hidup di hutan. Walau begitu, perut punai bukan satu-satunya nama untuk kuliner ini. Kudapan ini juga dikenal dengan juada karei, juada keras, dan arai pinang. Perut punai biasa dihidangkan sebagai camilan dalam berbagai hajatan seperti perkimpoian, lebaran, sunatan dll.

Bahan pembuatan perut punai terdiri dari tepung beras (sekarang diganti dengan tepung sagu), gula, kapur sirih, garam. Pada masa lalu, tepung beras untuk pembuatan bahan perut punai masih diolah secara tradisional yaitu dengan menumbuk beras dan mengeringkannya dengan dijemur. Sementara itu, untuk menambah rasa maka bahan-bahan perasa turut ditambahkan seperti cabai (pedas), gula (manis) dan ebi.

     
Proses Pembuatan

Proses pembuatan perut punai dilakukan dengan cara menyiapkan bahan terlebih dahulu. Tepung beras dijemur (sekarang cukup digongseng) hingga kering. Sembari mengeringkan tepung, air dipanaskan dengan tambahan garam dan kapur. Setelah tepung kering dan air kapur telah mendidih, selanjutnya air tersebut dimasukkan ke wadah berisi tepung, lalu diadon hingga kental. Adonan kemudian dibentuk seperti batangan bulat dan panjang, kira-kira satu jengkal orang dewasa. Bulatan-bulatan tersebut dililitkan serupa usus.

[ COC Regional : Makanan Tradisional ] Perut punai, Camilan Khas Provinsi Bengkulu

Di wadah lain minyak telah dipanaskan. Setelah proses membentuk perut punai selesai, pekerjaan selanjutnya adalah menggoreng hingga masak. Tanda bahwa perut punai telah masak adalah dengan melihat perubahan warna dari putih menjadi kecoklatan. Waktu yang dibutuhkan untuk menggoreng kira-kira 15 menit dengan nyala api yang tidak begitu besar. Selanjutnya perut punai diangkat, didinginkan dan dipres hingga kandungan minyaknya semakin hilang.

Setelah proses pengeringan selesai, maka perut punai siap dihidangkan. Pada masa sekarang, perut punai telah dijadikan barang komoditas yang diperjual-belikan. Jika hendak dijual, maka pekerjaan pasca pengeringan adalah mengemasnya. Selain itu, untuk beberapa komoditas perut punai membutuhkan penggulaan yakni pemberian rasa ke dalam perut punai. Ada empat rasa yang telah diperjual-belikan sekarang ini yakni asin, manis, pedas dan ebi.

Proses penggulaan dilakukan dengan cara memanaskan campuran air, vanili dan garam(rasa asin), gula aren dan gula pasir (rasa manis), cabai (rasa pedas) dan ebi (rasa ebi). Campuran bahan-bahan tersebut dipanaskan hingga mengental (tidak terlalu kental ataupun cair). Lalu perut punai dimasukkan ke dalam campuran tersebut hingga merata. Perut punai siap untuk dihidangkan.

Hingga kini, camilan perut punai masih diproduksi oleh masyarakat dan seringkali dijadikan sebagai oleh-oleh dari Bengkulu.

Oleh-oleh khas Bengkulu, Perut Punai merupakan asli dari Provinsi Bengkulu, yang tidak ada di kota-kota lain. Makanan ringan yang rasanya enak, gurih dan renyah. Beralamat di Jl. Dp negara/gg.dp negara 3 Rt 29 Rw 01 No 20 Kel. Sukarami kec. Selebar Kota Bengkulu.

Untuk perut punai hijrah saat ini, sudah bersertifikasi Halal dari MUI. Dan untuk kerupuk tulang sudah ada perizinan dari dinas kesehatan.

Memproduksi perut punai hijrah ini dari tahun 2015 dan menjadikan rumahnya sebagai rumah produksi perut punai hijrah.

Muhammad Rofiq Akbar, selaku owner, menginginkan perut punai hijrah ke daerah-daerah yang ada di Indonesia bahkan ke mancanegara dan menamakannya Perut Punai Hijrah.

[ COC Regional : Makanan Tradisional ] Perut punai, Camilan Khas Provinsi Bengkulu

“Perut punai, karna bentuknya menyerupai perut burung punai. Hijrah maksudnya berpindah ke suatu tempat, melakukan perjalanan ke suatu tempat, dll. Jadi, dinamakan perut punai hijrah: harapannya ke depan, makanan khas Bengkulu yang satu ini, dapat diminati dan disukai orang, dan dapat berhijrah ke daerah-daerah yang ada di indonesia, bahkan mancanegara (ekspor),” ungkapnya.

Selain perut punai hijrah, kerupuk tulang, ada juga kue tat, dan sagon bakar. Kerupuk Tulang oleh-oleh khas Bengkulu menang dalam ajang Bussines plan se-Sumatera di Universitas Andalas, Padang. Dalam acara tahunan, bulan Maret 2018 lalu.

Permintaan kue perut punai makan jajanan khas Bengkulu dalam empat bulan terakhir meningkat cukup tajam  yaitu dari biasanya  40 kilogram menjadi 80 kilogram perbulan.
 
"Permintaan kue perut punai itu antara lain dari Sumatra Selatan, Sumatra Barat dan Jakarta," kata salah seorang pengrajin kue perut punai di Jalan Timur Indah Kota Bengkulu Sisnayati kepada reporter antarabengkulu.com, Kamis. 
Peningkatan pesanan makanan khas Bengkulu itu naik mencapai seratus persen dalam empat bulan terakhir setelah ukuran kue perut punai diperkecil, sedangkan sebelumnya hanya biasa-biasa saja, ujarnya.
Kue perut punai itu selain dibeli untuk oleh-oleh pada pelancong datang ke Bengkulu dan dibawa ke daerahnya, juga ada pesanan dari beberapa super market untuk pajangan makanan khas berbagai daerah di Tanah Air seperti dari pedagang di Pasar Tanah Abang Jakarta.
Pesanan kue perut punai itu terus mengalami peningkatan sejak ukurannya diperkecil menjadi setengah senti meter dari sebelumnya tiga sentimeter, disamping rasanya lebih gurih, manis dan lebih enak dimakan saat bersantai
dirumah atau dimakan dalam perjalanan berkendaraan.
"Ternyata ide memperkecil ukuran kue perut punai dari tiga sentimeter menjadi satu setengah sentimeter mendapat tanggapan bagus dari para pelanggan," katanya.
Para pelanggan menyenangi kue perut punai ukuran kecil karena bagi mereka lebih mudah untuk menyantapnya dibandingkan ukuran sebelumnya.
"Kue perut punai merupakan kue tradisional khas Kota Bengkulu yang memiliki rasa gurih dan manis karena terbuat dari bahan baku berupa tepung beras, garam serta gula aren," katanya.
Seorang tenaga kerja pembuat kue perut punai, Marni mengatakan, proses pembuatan kue perut punai diawali dengan mencampurkan tepung beras dan garam dengan air panas yang mendidih, setelah adonan yang dingin dibuat panjang-panjang lalu digulung melingkar dengan ukuran satu setengah sentimeter.
"Bulatan-bulatan tersebut kemudian digoreng hingga menjadi garing dan diaduk dengan gula aren yang telah dicairkan," katanya.
Setelah kue perut punai kering, kemudian dibungkus dalam kemasan dengan berat 250 gram, setiap bungkus kue perut punai dipasarkan dengan harga Rp10.000 per bungkus dan mampu bertahan untuk dikonsumsi hingga dua bulan.


Sumber


tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
2.2K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan